Pagi hari ini aku libur, aku dan para santri yang lain sedang membersihkan halaman pondok dan ruangan-ruangan pondok. Katanya, setiap satu bulan dua kali pada minggu pertama dan minggu keempat semua santri melakukan kerja bakti. Aku dan aulia membantu membersihkan halaman pondok, sedangkan nadia dan kintan membantu membersihkan lantai-lantai pada setiap ruangan.
"Cila nanti daun daun keringnya di buang ke sana aja" tegur aulia sebari menunjuk ke suatu lahan kosong. Aku mengiyakan ucapannya.
"Oh iya aku mau ke dapur duluan ya, nanti kamu nyusul aja. Assalamualaikum" pamit aulia.
"Wa'alaikumsallam" jawabku.
Daun kering sudah terkumpul semua di dalam kantung sampah yang tak terlalu besar, aku segera membawanya ke lahan kosong yang tak jauh dari keberadaan ku sekarang ini. Aku membawa knantung tersebut dengan menyeret nya. Sesampainya, aku segera menaruh di lahan tersebut, disitu adalah tempat untuk pembakaran sampah-sampah. Setelah membuangnya, aku segera menyusul aulia ke dapur.
Saat sedang berjalan aku berhenti karna ada sesuatu yang mengganjal pada telapak sendalku. Aku menunduk ke bawah tersentak aku kaget bahwa aku menginjak sebuah tasbih.
"Astagfirullah ya allah maaf ya allah" ucapku dengan membungkukkan tubuhku dan mengambil tasbih tersebut.
Ku ambil tasbih tersebut, lalu aku usap usap tasbih itu. Tasbih yang sangat indah, bola-bola mutiara tasbih yang berwarna putih berkilau.
"Tasbih siapa ini?" gumamku.
****
Di sebuah ruangan yang tak terlalu besar, ada seorang pria muda yang sedang sibuk mencari suatu benda miliknya yang hilang. Dicarinya terus benda itu, sampai ruangan itu berantakan.
"Assalamualaikum, astagfirullah hanan! Apa yang kamu lakukan?!" seseorang yang terkejut melihat hanan yang sedang melemparkan barang-barang ke lantai. Mendengar suara itu, hanan membalikkan badannya.
"Eh bunda, itu anuu bun" hanan menjawab sambil menggaruk kepala yang sebenarnya tidak gatal.
"Anu apa anu? Kamu kenapa ngambak-ngambakkin ruangan ini?! Dikira kamar kamu kali ya!" omel bundanya.
"Ih bunda, hanan lagi cari tasbih hanan yang ilang bun" ucap hanan.
"Tasbih yang sering kamu pakai?" tanya bundanya dan hanan menjawabnya dengan anggukan.
"Coba inget-inget tadi kamu terakhir pakai tasbih itu kemana?"
Hanan mencoba untuk megingat-ingat sebelum tasbihnya itu hilang.
"Tadi hanan abis ke masjid bun" ucap hanan yang masih memikirkan soal tasbih itu.
"Nah mungkin ketinggalan di masjid"
"Enggak bun, tadi pas hanan keluar masjid itu tasbih masih ada di tangan hanan"
Bunda hanan mengkerutkan alisnya, dan menatap intens mata anaknya. "Mungkin jatuh di jalan waktu kamu mau kesini"
"Masa sih jatuh? Kok hanan gak ngerasa ya?"
Bundanya geram dengan hanan, ia langsung mencubit pinggang kirinya hanan." Namanya benda jatuh ya kamu gaakan ngerasa!".
"Aduu duuh bunda sakit bun" hanan mengaduh kesakitan karna cubitan sang bunda.
"Sudah cepat kamu cari di sepanjang jalan! Siapa tau masih ada di jalan" seru bundanya.
"Tapi bun ruangan ini?"
"Biar bunda yang bereskan! Cepat sana cari!"
Hanan tersenyum sumringai mendengar ucapan bundanya. Hanan langsung memeluk tubuh bundanya. "Makasih bundaa" ucapnya dengan nada yang manjah.
Hanan langsung mencari-cari tasbihnya lagi, hanan berjalan sambil membongkok ke jalanan. Setiap sisi jalan hanan cari terus. Saat sedang sibuk mencari tasbih, ada seorang yang mengucapkan salam kepada hanan. Akhirnya hanan mendongkakkan kepalanya lau menjawab salamnya.
"Assalamualaikum"
"Wa'alaikumsallam warohmatullah"
"Eumm... Maaf ustadz lagi cari apa ya?"
"Saya sedang mencari tasbih saya yang jatuh" jawan hanan yang masih setiap melirik jalanan.
Namun, hanan berhenti mencari saat seorang wanita itu menunjukkan sebuah tashbih kepadanya."Apa ini tasbih milik ustadz?" tanya wanita itu.
Hanan membuang nafasnya lega. "Alhamdulillah tasbih saya ketemu (Sambil mengambil tasbihnya yang sudsh disodorkan oleh wanita itu) di mana kamu menemukannya?"
"Itu saya menemukannya disana" jawab wanita itu sambil menunjukkan ke suatu tempat.
"Oohh, terimakasih ya karna kamu sudah menemukannya"
"Sama-sama ustadz"
"Apa yang kamu mau?" tanya hanan yang membuat wanita itu bingung.
"Ma-maksudnya?"
"Karna kamu sudah menemukan tasbih saya, apa yang kamu mau nanti saya akan berikan. Ya semacam imbalan untuk kamu"
"Tidak ustadz, saya ikhlas lillahi ta'ala" ucap wanita itu sambil menyatukan kedua telapak tangannya di dadanya.
Hanan tersenyum kepadanya, tak sengaja hanan melihat sebentar wajah cantik dair wanita itu.
'Dia sangat cantik' -batin hanan.
"Baiklah, sekali lagi terimakasih ya ukhty"
"Sama-sama ustadz, yasudah kalo gitu saya duluan assalamualaikum" pamitnya lalu berjalan meninggalkan hanan.
"Wa'alaikumsallam warohmatullah"
Hanan masih melihat wanita itu yang sudah menjauh darinya. Sampai tidak sadar bahwa ada yang memanggil-manggil namanya.
"Hanan"
"Han"
"Nan"
"HANAN!" dipanggilan terakhir, ridho memanggil hanan dengan suara yang kencang dan memukul pundak hanan kencang, hingga membuat hanan tersadar akan kehadiran temannya ini.
"Astagfirullah dho kamu ngagetin aku aja"
"Lah lagi ente ngapain ngeliatin kesono bae, ada siapa si emang? Ada santri cantik? Kalo ada kasih tau ane napa han"
"Bicara apa si kamu dho dho"
"Dih, ane nanya ente lagi ngeliatin apa disono (sambil menunjuk ke suatu arah)?"
Hanan bingung mau jawab apa. Secepat kilat ide diotak hanan pun nongol.
"Oh itu aku daritadi lihatin bunda tuh disana. Yaudah aku duluan ya dho mau ke bunda. Assalamualaikum" pamit hanan langsung berlari terbirit-birit.
"Wa'alaikumsallam"
"Liatin bunda daritadi? Perasaan bundanya aja baru nongol tuh disitu" gumam ridho.
*****

KAMU SEDANG MEMBACA
IMAM SAMPAI SURGA
Non-Fiction"Dengan surat Ar-Rahman kita dipertemukan dan dengan surat Ar-Rahman juga kita dipersatukan"