12

60 4 0
                                    

Nb: Chapter ini lumayan panjang. Happy reading🤗
.
.
.
.
.
.
Flashback

"Sar, lo kelas mana?"

"Gua 10 B. Elo?"

Hari ini adalah hari pertama Fina dan Sarah masuk SMA. Sarah dan Fina memang bersahabat sejak SMP, maka dari itu mereka sepakat untuk mendaftar di SMA yang sama.

"Eh, gua juga 10 B." Jawab Fina dengan gembira.

"Aigoo, sekelas sama lo lagi ish." Balas Sarah dengan nada sok jenuh.

Fina mendecak, "Gitu ya sama sohib sendiri? Kampret emang."

Sarah nyengir kuda, "Just kidding elah."

"Garing cuk." Balas Fina datar.

"Aissh.. Udah ah, yuk cari ruang kelasnya. Lo mau disini terus sampe lumutan?" Celetuk Sarah.

"Yee, yakali. Yuk ah." Balas Fina.

******

"Eh anjir, tempat duduknya di pilihin ya?"

Sarah dan Fina cengo ketika melihat sebuah kertas yang tertempel di depan pintu kelas itu, kertas itu berisi susunan tempat duduk.

"Fak, enakan milih sendiri lah. Nggak like gua, nggak like." Gerutu Sarah.

"Ini siapa lagi yang sebangku sama gua? Namanya Ray.. Ray apaan dah, ribet amat kayak benang kusut." Ucap Fina, "Huuu, baru awal masuk aja udah ngeselin. Sekolah favourit sih, tapi please ya.. Tempat duduk aja harus diatur gitu? Hey.. kita anak SMA coy, bukan anak TK." Omelnya tiada henti.

Sarah yang melihat kelakuan sahabatnya itu hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Apa lo?" Tanya Fina dengan dingin.

"Selamat ya, lo duduk sama cowok. Semoga cowok itu ngeselin, hahaha." Ledek Sarah.

"Kampret lo daki kuda! Ngeselin sumpah." Balas Fina sinis.

Kemudian semua murid masuk ke kelas mereka dan menempati bangku yang sudah sekolah atur.

Fina duduk tepat di belakang Sarah. Untung saja tempat duduk masih berdekatan, jadi setidaknya Fina masih punya teman akrab untuk mengobrol.

"Fin, bangku lo masih kosong. Yang punya pindah kelas atau gimana?" Tanya Sarah yang menghadap ke bangku Fina.

Fina mengendikkan bahu, "Nggak tahu, pindah sekolah kali."

"Udahlah sans, kan cuma sebangku sama cowok, nggak lebih. Kayak mau dijodohin aja dah." Celetuk Sarah.

*Tuk

Fina menyentil dahi Sarah.

"Gua agak nggak nyaman kalo duduk sama cowok, bahlul. Lo kenal sama gua berapa tahun si?" Balas Fina.

"Permisi..."

Sarah dan Fina spontan menoleh ke samping. Ada seorang siswa bertubuh jangkung, berwajah manis lengkap dengan lesung di pipi kanannya, bahkan gigi gingsulnya menambah aura ketampanannya.

"Woaa, malaikat darimana dia?" Gumam Sarah.

"Lo Fina bukan?" Tanya siswa itu.

I Purple U Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang