"Saranghaeyo, Fina"
~Ryuga~"Aishiteru, Ryuga"
~Fina~
.
.
.
.
"Jadi kamu diterima di ITB?"Saat ini Ryuga dan Fina ketemuan di Angkringan dekat alun-alun kota. Setelah pengumuman SBMPTN, mereka memiliki banyak waktu untuk Quallity Time bersama.
Sekarang genap 1 tahun mereka berpacaran, banyak sekali lika-liku dalam hubungan mereka. Namun mereka selalu selesaikan bersama, sehingga hubungan mereka tetap awet.
Ryuga mengangguk setelah menyeruput Es Kopinya.
"Bagus dong, kan kamu juga pengen kuliah di luar kota." Ucap Fina.
Ryuga pun menghela nafasnya, lalu raut wajahnya menjadi murung.
"Kenapa?" Tanya Fina.
Ryuga menoleh kearah pacarnya itu, "Kamu kuat kita LDR'an?"
"Gapapa. Paling lama juga 5 tahun kan?" Balas Fina, "Selagi masih kontek-kontekan dan saling menjaga hati satu sama lain, aku bisa. Aku kuat kok nunggu kamu." Sambungnya.
Ryuga tertawa kecil mendengar ucapan Fina. Ternyata sifat keras kepalanya masih awet, bahkan setelah lulus SMA.
"Nanti kamu pengen lihat Sarah sama Jerry yang setiap hari mesra-mesraan di kampus?" Goda Ryuga.
"Halah, nggak masalah. Lagian nanti aku sibuk sama tugas-tugas kuliah, apalagi kalo masa skripsi. Nggak ada waktu buat lihat mereka berduaan." Balas Fina dengan percaya diri.
"Padahal... Aku nggak mau loh kita LDR'an." Ucap Ryuga.
"Kok gitu?" Sambar Fina.
"Sebenernya aku diterima di dua Univ, ITB sama UNS. Sama-sama lewat jalur SBMPTN. Kalo di ITB, aku ambil fakultas TI. Sedangkan di UNS, aku ambil Teknik Mesin." Jawab Ryuga.
"Lah apa masalahnya?" Potong Fina.
Sebentar Ryuga menyeruput Es Kopinya.
"Di satu sisi, impianku itu kuliah di luar kota. Di sisi lain, aku nggak mau pisah sama kamu. Aku pengen kita satu kampus, sama-sama di UNS." Ucap Ryuga.
"No, han!" Sergah Fina.
Ryuga mengerutkan dahi, "Kamu nggak suka kita satu kampus?"
"Bukannya aku nggak suka." Balas Fina, "Cuma... Kamu jangan lakuin itu, apalagi demi aku. Aku nggak suka loh kalo kamu nggak kejar impianmu karena cinta." Sambungnya.
"Tapi kan~"
"Ingat! Masa depan jadi prioritas utama, selagi kita masih bisa ayo gapai itu." Ujar Fina, "Kalo kita jodoh, kita bakal ketemu lagi. Don't be worry, honey." Sambungnya.
"Ntar aku kangen sama kamu." Lirih Ryuga.
"Han, kangen nggak bisa dimakan loh." Celetuk Fina, "Kamu mau anak-anak kita nanti makan cinta atau kangen. Begitu?" Godanya.
Ryuga tertawa kecil, "Emang kamu mau nikah sama aku?"
"Kalo beneran jodoh, ya ayo. Sekarang aja juga boleh." Balas Fina, "Toh juga anak kuliahan boleh nikah." Sambungnya.
"Beneran nih?" Tanya Ryuga, "Habis dari sini aku bakal nemuin orangtua kamu. Aku juga bakal nemuin orangtuaku sama ngumpulin sodara-sodara aku. Ntar kita ke Gereja buat pemberkatan, malam ini juga." Sambungnya sambil menaikkan kedua alisnya.
"Cincin pernikahan belum ada loh, apalagi belum ke catatan sipil bikin surat nikah. Belum lagi undangan sama prewedding. Hayo.." Ucap Fina.
"Yasudah, sekarang aja yo ke catatan sipil, sekalian foto buat surat nikah." Balas Ryuga, "Kalo cincin gampang, pake benang dulu buat sementara. Ntar kalo aku udah kerja aku beliin yang asli. Kalo undangan, kita jarkom aja lewat WA. Trus apalagi. Prewedding? Yok foto di tengah alun-alun, minta tolong Pakde yang fotoin. Habis itu dicetak yang besar." Urainya.