"Ooh. Ternyata gua bukan 'Korban PHP', gua nya aja yang gampang 'Baper' ."
~Fina~
.
.
.
.
.
.
"Ga, campurin cat air warna biru tua sama sedikit warna putih.""Oke."
Ryuga pun melakukan apa yang Fina suruh. Kini mereka menyelesaikan tugas yang diberikan Bu Boa beberapa minggu lalu, mengingat besok tugas itu harus dikumpulkan.
"Udah nih." Ucap Ryuga sambil menyodorkan pallet lukis yang berisikan beberapa cat warna.
"Iih, putihnya kebanyakan. Tuh kan warna birunya jadi pudar. Ck!" Gerutu Fina.
"Ya maaf, kan gua nggak tahu harus dikasih berapa banyak." Balas Ryuga.
"Dikit aja, seukuran kuku jari kelingking gua udah cukup." Jawab Fina sambil menunjukkan kuku jari kelingkingnya yang mungil.
Kemudian Fina mengambil botol cat berwarna biru tua lalu mencampurkan sedikit di pallet lukis tersebut, lalu dia mengaduk hingga tercampur rata.
"Nah, begini jadinya." Ucap Fina sambil menunjukkan warna yang benar pada Ryuga.
Ryuga mengangguk, "Eum. Ne, arasseo."
( *Hhm. Ya, aku mengerti )"Nih, gantian lo yang warnain. Pegel gua." Suruh Fina sambil menyerahkan tugas tersebut pada Ryuga.
"Siap bos." Balas Ryuga.
Kemudian Fina membaringkan tubuhnya di karpet, tubuhnya terasa remuk setelah seharian menyelesaikan beberapa bagian.
1 jam kemudian, 08.00 p.m~
"Fin, ini udah~"
Belum selesai Ryuga bicara, atensinya tertuju pada seorang gadis yang tak lain adalah Fina, dia tertidur pulas di karpet.
"Udah tidur." Gumam Ryuga.
Ryuga membereskan alat-alat gambar milik Fina lalu dia letakkan diatas meja, tak lupa dengan hasil karya mereka yang sudah kering ia gulung.
Sebentar Ryuga memperhatikan Fina, dia tersenyum simpul melihat raut wajah manis gadis itu yang tertidur dengan tenang.
"Lagi tidur aja cantik. Kayak malaikat." Gumamnya sambil tersenyum.
Mengingat di rumah itu tidak ada orang dan orangtua Fina sudah mempercayai Ryuga untuk menjaga putrinya, Ryuga pun menggendong Fina ala bridal style untuk dipindahkan ke kamarnya. Tidak mungkin dia membiarkan seorang gadis tidur di karpet.
Perlahan dia menaiki anak tangga agar tidur Fina tidak terusik. Setelah sampai ke dalam kamar, Ryuga meletakkan tubuh Fina diatas kasur lalu menutupi tubuh gadis itu dengan selimut.
Kini atensi Ryuga tertuju pada Seulbear, hadiah pemberian darinya saat main di Timezone. Seulbear diletakkan di kursi belajar di kamar itu.
Ryuga tersenyum simpul, "Ternyata masih disimpan? Gua seneng Fina mau menerimanya."
Ryuga mengambil Seulbear, lalu ia letakkan di samping Fina dengan posisi tertidur. Ryuga duduk di tepi kasur Fina sambil sesekali mengelus kepala gadis itu.
"Thanks Fin. Lo selalu nemenin gua, lo selalu jadi moodboster gua, lo yang selalu buat gua ketawa karena tingkah lucu lo."
Ryuga mulai melihat sedikit pergerakan dari Fina, lalu gadis itu kembali terlelap.
"Gua harap, lo nggak takut lagi sama gua. Gua bener-bener tulus sama lo, gua mau lindungin lo. Gua cinta sama lo." Lanjutnya.
*Cup