"Gua ngerti isi hati lo, gua akan berusaha agar lo nggak akan ngecap gua sebagai cowok 'Tukang PHP' "
~Ryuga~
.
.
.
.
.
.
"Sumpah, Sar. Di satu sisi gua sayang sama Fina, gua pengen dapetin hatinya. Tapi di sisi lain, gua kasihan sama dia. Gua nggak nyangka segitunya dia trauma."Saat ini Ryuga dan Sarah janjian untuk bertemu, tanpa sepengetahuan Fina. Mereka bertemu di sebuah caffe di dekat rumah Ryuga.
Kenapa tidak sepengetahuan Fina? Jelas, mereka berdua tidak memberitahunya. Yang kedua, bertepatan Fina sedang pergi ke rumah Budhe nya di Semarang.
( *Budhe: Sebutan bahasa Jawa dari kata "Bibi", yang artinya kakak perempuan dari pihak ayah/ibu. )
"Sekarang lo ngerti, kenapa Fina nggak respon lo? Bukannya dia nggak peka, dia masih takut." Ucap Sarah setelah menyeruput Americano Ice.
"Dia beranggapan, cowok yang deketin dia itu bakalan 'PHP' in dia. Makanya untuk saat ini dia belum berani buka hati." Sambungnya.
"Jujur nih, gua pernah meluk Fina karena dia nangis ngelihat Ray sama pacarnya. Gua mikir, seorang 'Fina' yang terkenal pecicilan bisa segitu down nya." Ucap Ryuga, "Entah kenapa hati gua ikut sakit. Gua nggak tega ngelihatnya." Sambungnya.
Sarah menghela nafas, "Menurut gua, lo jangan spontan nunjukin kalo lo sayang sama dia. Kalo begitu, dia semakin takut buat buka hati."
" Trus gua harus gimana?" Tanya Ryuga.
"Lo bersikap biasa aja sama dia. Care boleh, bercanda gurau juga boleh, tapi lo jangan sesekali spontan seperti itu apalagi langsung bilang 'Gua sayang sama lo'. Jangan dulu. Buat dia nyaman, buat dia ngerti sama sifat asli lo, dan buat dia merasa kalo lo bisa melindungi dia. Lama-lama dia mau buka hatinya buat lo." Tutur Sarah, "Kalo sudah begitu, tinggal tentuin aja kapan mau ungkapin perasaan lo ke dia." Sambungnya.
"Kalo gitu... Sama aja gua gantungin dia. Sebatas deket tapi tanpa kepastian." Ucap Ryuga.
"Semua itu ada step-step nya, Ga." Balas Sarah, "Kalo lo beneran sayang sama dia, bawa namanya di dalam doa-doa lo. Doakan dia. Cinta itu di dasari dengan ketulusan dan keikhlasan hati." Sambungnya.
Ryuga mengangguk, "Thanks ya Sar. Jujur, gua nggak tahu lagi mau curhat sama siapa. Kalo sama Jerry atau Sean, bukannya dapet solusi malah yang ada di ceng-cengin. Makanya gua pilih curhat sama lo, lagipula lo yang paling ngerti soal Fina."
"Sans aja sama gua." Balas Sarah, "Sekarang aja gua juga ada janji sama orang, disini, dan pas banget lo ngajak curhat ya disini. Yasudah sekalian aja." Sambungnya.
"Pacar lo kah?" Tanya Ryuga.
Sarah mengangguk sambil tersenyum, "Eum."
"Waaah, lo nggak setia kawan sama Fina. Dia masih jomblo noh, malah lo tinggal taken." Ledek Ryuga.
"Kan elo yang bakal ngajak taken dia. Makanya buruan, biar dia nggak kelamaan sendiri." Balas Sarah.
"Btw, Fina udah tahu kalo lo udah punya cowok?" Tanya Ryuga.
Sarah menggeleng, "Belum. Sengaja sih, ntar gua bakal kasih tahu dia pas ulang tahun gua minggu depan."
Lalu Sarah menyodorkan sebuah kartu undangan pesta pada Ryuga.
"Dateng lo! Kalo perlu lo ajak Fina berangkat bareng. Awas kalo nggak." Ucap Sarah dengan nada mengancam.
"Siap dah, udah pasti gua ajak dia berangkat bareng." Balas Ryuga.
"Chagiya..."
( *Sayang... )Terdengar suara yang tidak asing bagi mereka berdua, dan terlihat raut wajah Sarah begitu cerah.
"Aigoo, namja chinguku..." Sarah berlari kearah pria itu.
( *Aduuuh, pacarku...)"JERRY?" Pekik Ryuga.
Ryuga tidak percaya kalau pacar dari seorang 'Sarah' yaitu sahabatnya sendiri. Jerry.
"Lah! Ryuga, lo disini juga?" Tanya Jerry.
Ryuga yang merasa terkhianati berjalan mendekat kearah sepasang kekasih itu.
"Heh cuk! Lo hutang cerita sama gua. Lo anggep gua apa? Tega ya lo, udah punya cewek nggak bilang-bilang." Sindir Ryuga, "Jangan bilang, cuma gua yang belum tahu." Sambungnya dengan tatapan curiga.
"Selow bro, hehehe." Balas Jerry sambil nyengir kuda, "Sean juga belum tahu kok. Gua sama Sarah baru 2 hari yang lalu jadian." Sambungnya.
"Yaah... Gua nggak bisa bayangin gimana ngakaknya Fina kalo tahu Sarah pacaran sama Jerry. Gua aja pengen ngakak sumpah." Celetuk Ryuga.
"Sehati kali lo sama Fina." Balas Sarah.
"Tunggu." Sambar Jerry, "Jangan bilang lo suka sama Fina, bener Ga?" Tanyanya.
Ryuga hanya membalas dengan jawaban khasnya, yaitu finger peace.
"Woaah, ternyata kerkom nya bu Boa menghasilkan Cinta Lokasi. Sangar cooy." Ucap Jerry.
"Jer, karena gua sahabat lo, gua ucapin selamat karena kalian pacaran. Dan... Lo tahu Lemonade Ice yang ada di meja itu?" Kata Ryuga sambil menunjuk kearah meja yang Ryuga dan Sarah pakai tadi.
Jerry mengangguk, "Iya, gua tahu. Kenapa?"
"Anggep aja minuman itu sebagai Pajak Jadian lo. Gua balik dulu." Sambung Ryuga, setelah itu dia keluar dari caffe sambil tersenyum jahil.
"Chagiya, maksudnya Ryuga tadi apa sih? Apa hubungannya ucapan selamat sama mimumannya itu?" Tanya Jerry yang masih lemot.
Sarah menyentil dahi pacarnya, "Geblek! Artinya dia anggep minumannya itu PJ. PJ PJ."
"Lah, artinya gua harus bayarin dia gitu?" Tanya Jerry sekali lagi.
Sarah mengangguk pelan, "Iya, dia belum bayar minumannya."
"Sahabat laknat emang. Ish." Umpat Jerry, "Berapa harganya?" Tanyanya.
"25 ribu." Jawab Sarah.
"Aisssh, gua cuma bawa uang segini." Gerutu Jerry sambil mengacungkan satu lembar uang 50 ribu, "Kampret." Sambungnya.
Sarah menepuk dahinya, "Aigoo, punya pacar kok polosnya nggak nguatin."
TBC