"Kon'nichiwa"
.
.
.
.
.
.
"Fin, bangun."Perlahan Fina membuka kedua bola matanya, pikirannya masih ling-lung karena dia mendapati dirinya masih di dalam kabin pesawat.
"Kok pesawatnya nggak jalan sih?" Tanya Fina dengan polosnya.
Ryuga tertawa geli, "Jelaslah, kita udah sampe Jepang."
Fina membulatkan matanya lalu dia melihat kearah jendela pesawat, ternyata suasanannya sangat berbeda dengan suasana ketika mereka meninggalkan bandara untuk take off.
"Ayo turun." Ajak Ryuga.
******
"ANJIR, DINGIN BANGET DAH." Teriak Fina.
Gadis itu menggigil setelah keluar dari pesawat. Jelas saat ini Jepang sedang Winter, maka udaranya sangat dingin.
"Heheh! Teriak-teriak aja kayak di hutan." Tegur Ryuga.
"Emang lo nggak kedinginan apa? Sumpah dah, rasanya kayak masuk ke kulkas. Beku dah lama-lama." Cerocos Fina.
"Kan gua pernah bilang, gua sering bolak-balik kesini. Kakek nenek gua kan akamsi." Balas Ryuga sambil menarik kopernya.
"Akamsi teh naon?" Tanya Fina.
"Anak kampung sini." Jawab Ryuga.
"Pantes muka lo nggak jauh beda sama Nobita." Celetuk Fina.
*Tak
Ryuga menyentil dahi Fina.
"Walau begini lo juga suka kan sama gua." Balas Ryuga.
"Aissh, ge'er banget." Gumam Fina, "Aaargh, dingin banget anju!" Rutuknya dengan kesal.
Ryuga mengamati pakaian Fina sambil geleng-geleng kepala.
"Salah sendiri cuma pake hoodie tipis sama celana jeans. Sepatu boots enggak pake, sarung tangan enggak pake juga, pantes lah kedinginan." Ucap Ryuga.
"Lo sih nggak bilang kalo disini lagi Winter, makanya gua pake ini." Balas Fina.
Tanpa babibu Ryuga melepas satu sarung tangannya lalu dipakaikan ke tangan Fina, tangan yang satunya dia masukkan ke dalam saku jaketnya.
"Eeh, apa-apaan dah. " Elak Fina.
"Anget kan?" Tanya Ryuga sambil menatap datar gadis itu.
Kalau sudah seperti ini, Fina hanya bisa diam dan menuruti apa kata cowok itu.
"Nggak usah berisik, ayo kita ke hotel. Gua mau istirahat." Sambung Ryuga.
Fina hanya menatap sinis Ryuga, lalu mereka berjalan kearah taksi yang sudah cowok itu pesan.
*******
Mereka sampai di hotel. Baru saja mereka masuk ke dalam kamar, Ryuga langsung merebahkan dirinya di kasur. Fyi, mereka memang satu kamar tapi ranjangnya terpisah.
"Gapapa kan kita sekamar? Kasurnya dipisah juga." Ucap Ryuga.
Fina mengangguk, "Gapapa, tapi lo jangan macem-macem ya."