14

56 4 0
                                    

"Siapa Seulbear?"
~Mama~
.
.
.
.
.
"FINA... ANGKAT JEMURAN DIATAS."

"IYA MA... OTW."

Fina beranjak dari sofa lalu dia naik ke lantai atas untuk mengambil pakaian kering. Hari ini Fina pulang sekolah lebih awal karena sedang ada rapat dewan guru di sekolahnya.

Setelah Fina mengambil pakaian-pakaian kering dan memasukkannya ke dalam ember, dia meletakkan ember tersebut ke dalam ruang setrika.

"Kak, Seulbear ditaruh mana? Aku mau pinjem."

Fina menoleh ke belakang. Ternyata itu suara adalah Mima, adik sepupu Fina. Mima masih kelas 5 SD, namun dia anak yang cerdas. Bahkan kata mama, kepintaran Fina kalah jauh dengan Mima. Fyi, Mima ini dititipkan kepada mamanya Fina sejak kelas 1 SD karena kedua orangtuanya bekerja di luar negeri.

"Itu di kamar kakak. Pinjem aja." Balas Fina.

"Nggak ada." Jawab Mima.

Deg.

Deg.

Deg.

"Masa sih? Ada kok di kamar. Kakak nggak pernah bawa keluar kamar." Ucap Fina, "Tadi pagi aja kakak lihat ada di kasur." Sambungnya.

Mima mengendikkan bahu, lalu beranjak dari ruang setrika itu.

"Kok gua jadi cemas begini ya?"  Batin Fina.

Cepat-cepat dia keluar dari ruang setrika, lalu dia masuk ke kamarnya untuk mencari Seulbear.

"Iih, nggak mungkin lah teddy bear jumbo bisa nyelip. Ck!" Rutuk Fina.

Dari membuka semua almari sampai harus masuk ke dalam kolong tempat tidur, dia berusaha mencari benda itu.

"Aisssh, itu kan satu-satunya benda dari Ryuga. Jangan sampe hilang lah." Gerutunya.

*PYAR

"EH AYAM!" Pekik Fina terkejut.

"Kamu ngapain sih? Itu botol parfum kamu sampe pecah." Kata mama yang ada di ambang pintu kamar.

"Ma, lihat Seulbear nggak?" Sambar Fina.

Mama mengerutkan dahi, "Siapa Seulbear?"

"Itu loh ma, boneka teddy putih yang gedhe banget." Balas Fina.

"Ooh itu..." Seru mama, "Mama laundry'in di tempat mbak Imah." Sambungnya.

Fina menghela nafas lega, "Aissh, untung nggak hilang."

"Boneka itu sesekali di cuci. Bau jigongnya astaga... Nempel disitu." Celetuk mama.

Fina mendecak, "Ck! Ya maklum lah ma, namanya juga boneka kesayangan. Kalo tidur sering aku kelonin."

"Jelas lah, yang ngasih kan 'kesayangannya'  kamu." Ledek mama.

"Iih, mama apasih? Aku cuma suka aja sama bonekanya. Lucu." Elak Fina.

Mama tersenyum jahil, "Suka sama bonekanya, atau suka sama yang ngasih?"

"Apaan sih, ma. B aja sama yang ngasih." Balas Fina.

"Awas ntar hilang loh dia." Goda mama.

"Stop ma stop. Astaga..." Balas Fina sambil menepuk dahinya.

"Yasudah sans aja kali, mama kan cuma bercanda." Ucap mama, "Kamu responmu begini, artinya kamu beneran suka sama dia." Sambungnya.

"Kayak nggak pernah jatuh cinta aja sih ma." Balas Fina.

"Nah, mama bener kan." Seru mama, "Ciecie..." Sambungnya.

"Iiih, apasih ma? Iya iya, aku suka sama orangnya." Sambar Fina, "Udah ah, mama lanjutin masaknya. Bukan masakannya yang mateng malah dapurnya yang mateng." Sambungnya sambil menuntun mamanya keluar dari kamar.

"Kapan kamu mau ngenalin dia sama mama? Orangnya baik nggak? Ganteng nggak? Atau malah lebih ganteng dia daripada EXO EXO itu? Trus dia~"

*Cklek

"Bodoamat gua tutup, daripada ditodong pertanyaan yang aneh-aneh." Ucap Fina bermonolog.

"JANGAN LUPA KENALIN MAMA SAMA DIA." Seru mama dari luar.

"IYA MA, SABAR. NUNGGU JADIAN DULU." Balas Fina, "Ish, gaje dah." Gerutunya.

TBC

I Purple U Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang