25.jatuh cinta

786 30 1
                                    


Abigar berlatih menyanyi agar saat dia maju ke depan mendapatkan point bagus saat ingin menyesuaikan irama cewek berambut cokelat pirang berdiri di ambang pintu dengan senyuman yang sulit diartikan

"Ada apa" tanya Abigar yang langsung menghampiri nya

"Gak ada hanya ingin melihat Lo latihan, suara Lo bagus juga ya" Abigar tersenyum senang ketika pinka memujinya

"Kamu gak latihan short movie" tanya Abigar sambil membaca lirik lagu

"Udah siap kok malahan udah di terima" jawab pinka bersandar pada dinding

"Aku doain deh semoga kamu menang" Abigar menatap wajah pinka tangannya terulur menyelipkan rambut di daun telinga

"Iy... iya makasih ya" gugup pinka dengan pipi seperti kepiting rebus

"Pipi kamu kenapa?kamu sakit" tanya Abigar yang mulai khawatir

"Eh gak kok, gue pergi dulu ya" pinka memutarkan badannya meninggalkan Abigar yang masih kebingungan

"Abigar yuk lanjut" teriak dari candy

***

Pinka memperhatikan Abigar yang terus saja bercerita tentang dunia bukunya ntah kenapa pinka mulai merasa nyaman berada di dekat Abigar tetapi pinka tidak mau mengambil kesimpulan dulu takut dia salah pilih "Lo gak makan" tanya pinka melihat nasi goreng yang masih utuh

"Ah aku lupa" Abigar menderetkan gigi putih sambil mengunyah makanan tersebut

"Gimana Vocal Lo?lancar" tanya pinka sebagai basa-basi

"Lancar kok, oh iya pinka gak ikut lomba-lomba apa gitu"

"Gue kan udah ikut lomba short movie lagian gue malas ikut lomba-lomba kek gitu"

"Ya udah terserah pinka kan semua orang pada lomba Abigar boleh minta tolong"

"Apa"

"Mau Beli gitar buat abigar"

"Lo bisa main gitar"

"Bisa tapi suka lupa kuncinya"

"Oke deh nanti kalau udah bisa ajarin gue juga ya" Abigar berangguk lalu melanjutkan makannya

"Gitar itu mahal emang duit Lo cukup"

"Cukup tadi barusan saja aku hitung, cuman mau gitar biasa-biasa aja"

"Kalau Lo mau latihan Lo ke rumah gue aja di rumah gue ada studio punya kakak gue sih sebenarnya tapi gak masalah kok soalnya gak pernah di pakai"

"Iya"

Pinka menangkup pipinya dengan telapak tangan melihat Abigar dari dekat bagi pinka Abigar sangat lucu ketika lagi makan "serius banget sih"

Abigar mendongkak menatap pinka dengan kening berkerut "maksud kamu"

"Ee..emang tadi gue bilang apa" pinka menggaruk kepala bagian belakang

"Tidak ada" jawab Abigar mendengar helaan nafas dari pinka

Abigar menegukan minuman Sampai habis melihat pinka yang salting saat di tatap membuat lekukan di bibir Abigar "Aku mau lihat orang lomba pinka ingin ikut" pinka menimang-nimang sebentar lalu dia mengangguk

***

"Etdah gak yang disono gak yang disini pada pacaran semua kapan gue dapat cewek ASTAGHFIRULLAH!" Syaki melirik pada pinka dan Abigar yang lebih serius daripada mendengar perkataan nya

"Gue kasih saran godain aja cewek lain Noh ntar dapat juga" rafkha merangkul pundak syaki dengan senyuman jahil

"Ogah gue mau cari cewek Soleha aja biar dia cocok jadi ibu untuk anak gue" jawab syaki melipatkan tangan di dada mengembangkan senyuman bangga

"Eh sontoloyo Lo mikir udah jauh Banget seharusnya Lo mikir gimana cara buat orang tua senang" sahut jentong menatap arah lapangan

"Mampus lu kenak ceramah sama pak ustadz kan?dengar itu baik-baik syaki sontoloyo" syaki mendelik pada eildan yang hanya cengar-cengir saja

"Kalian semua bisa diam gak sih" pinka menatap kawan-kawan nya satu persatu

"Oh iya lupa ada orang pacaran di sini gue pikir tadi setan" sembur Irsya tanpa melirik pinka

"Sans dong" balas pinka, pinka merasa ada yang menjanggal kawan yang bermuka dingin tidak ada di situ "Avatar dimana"

"Sama kek Lo, mojok" ucap eildan memakan kripik yang ada di tangannya

"Sirik aja Lo"

Abigar menatap kesamping melihat Mereka yang sedang mengobrol sesekali menggoda adik kelas yang melewati Mereka "jangan kek mereka kelamaan jones ya gitu" sahut pinka menatap orang yang menyanyikan lagu Vocal grup
"Tadi suara Lo bagus banget gue suka, Lo berani juga ya"

"Iya soalnya ada penyemangat ku" jawab Abigar

Jantung pinka tidak baik saat ini pipinya mulai merasakan panas melihat Abigar yang fokus pada orang-orang yang sibuk, pinka bersender pada pundak Abigar ntah kenapa jika bersama Abigar pinka merasa dirinya nyaman pinka tidak tau apa yang terjadi pada pikiran nya dan hatinya untuk saat ini pinka berusaha mengontrol nya

Sama dengan hal nya abigar yang juga merasakan, melihat pinka yang tenang bersender di pundak padahal pinka tidak tau kalau Abigar sedang berusaha menahan rasa senyuman Tersebut

"Ehem tolong yang lagi mojok di sebelah kiri bisa pergi gak?buat pemandangan rusak" pinka berdecak memutarkan kepala melihat syaki yang dari tadi menganggu nya

"Lo diam atau gue telpon candy biar mulut Lo di sumpel sama dia" syaki membulatkan mata mulut nya menganga

"Apa hubungan gue sama candy"

"Karena dimana ada Lo disitu ada candy" jawab pinka enteng

"Lucu sekali anda lihat sekarang gak ada kan candy sama gue" syaki melihat sekitar beralih menatap pinka

Pinka hanya bergumam gak jelas "noh candy nya di belakang Lo"

Syaki bergidik acuh "ngapain juga dia disini"

"Lo kenapa cari gue" syaki membalikkan badan tidak percaya apa yang dikatakan oleh pinka sekarang candy berada di belakang nya dengan senyuman manis

"Siapa juga mau cariin lo" alih-alih syaki

"Loh tadi bicarain gue Lo kira gue gak dengar"

"Emang Lo dimana"

"Di belakang Lo"

Syaki menampakkan giginya "ah lupakan aja"

Pinka menggelengkan kepalanya saat ingin bersandar di pundak abigar, Abigar malah bergeser membuat kening pinka berkerut "kenapa"

Abigar menundukkan kepala, kemudian dia menenggakan kepala nya lagi "aku tadi kentut" tentu saja pinka tertawa terbahak-bahak

"Jujur amat lo" pinka memegang perut kesakitan akibat tertawa

"Kalau kami kecium kan aku jadi malu" Abigar tidak berani menatap mata pinka

"Malu mana coba yang langsung kasih tau kalau Lo kentut"

"Soalnya gak bisa ditahan"

Pinka memberhentikan tertawa saat melihat abigar yang tersenyum manis padanya.

"Perasaan itu benar-benar hadir"

GARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang