Cewek berponi kecil berlari memasuki kelas nya melihat semuanya sudah ramai, tanpa rasa bersalah dia masuk dan langsung duduk manis "hei" cewek berbola mata biru menoleh menatap lelaki yang ada dihadapannya"Tayo" Pinka mengerucutkan bibirnya menatap dengan sebal
"Bu gulu lihat lah dia tadi telat loh, masa dibolehin masuk sih, tiba jentong gak dibolehin malah dihukum ah ibu gulu mah gak adil" lagi-lagi pinka mendelik pada cowok berbadan buntal malahan cowok tersebut memeletkan lidahnya
"Pinka kamu tadi terlambat ya nak" tanya Bu guru tersebut dengan lembut
"Iya tadi pinka Nemanin bunda dulu gak pa-pa kan Bu guru, eh satu lagi jangan hukum pinka ya Bu. pinka takut panas" mohon pinka dengan mata binar-binar
"Gak usah percaya Bu dia lagi bohong tuh, kelihatan banget Dimata nya" lelaki yang di samping cowok berbuntal tersenyum remeh
"Irsya kerjakan tugas matematika nya sayang" kata Bu guru yang langsung di patuhi dengan Irsya
"Sok cantik lu" pinka terdiam sejujurnya dia tidak betah sekolah disini bertemu lagi dengan para-para cowok yang dia benci
"Hush gak boleh gitu ngomong nya syaki ntar dia tersinggung gimana"
"Bagus dong bu kan itu lebih baik"
"Daripada kalian muka kek tong sampah aja belagu" lagi-lagi Mereka tertawa pinka membalikkan badan menatap arah papan tulis
"Sudah-sudah lanjutin lagi matematika nya, pinka kamu catat didepan ya" pinka berangguk paham
***
Saat ingin keluar dari kantin lagi-lagi pemalakan selalu ada, pinka tidak perduli tetap berjalan sambil memegang kotak nasi bekal "hei anak kecil mana duit Lo" pinka berhenti memutarkan tubuh nya
"Emang keluarga Abang gak kasih duit ya?" Cowok-cowok Tersebut mendekati pinka
"Lo itu masih kecil tinggal kasih duit apa susah nya sih"
"Sini duit nya coba pinka hitung" tangan kecil tersebut mengulurkan menatap Abang-abang kelas nya
Awalanya mereka saling berpikir lalu melihat kepolosan pinka membuat mereka langsung memberikan padanya "ini duit siapa"
"Mereka"
"Hasil dari"
"Orang tua mereka"
"Oke" pinka menghitung duit nya lalu melihat seluruh Kantin senyuman seringai di wajah embul nya terangkat
"AYO KEMARI SIAPA MAU DUIT SINI, MUMPUNG LAGI GRATIS BELI DUIT SATU GRATIS SATU" cowok-cowok itu menatap satu sama lain mereka merengek melihat duit nya ludes habis
***
Pinka menunggu di depan gerbang sudah jam 10 jemputan nya belum datang sambil memakan cemilan jentong datang dan langsung merampas nya "ih itu kan punya pinka kata bunda gak boleh merampas punya orang itu sama dengan serakah" Pinka mengambil balik tetapi sudah dimakan habis olehnya
"Makan tuh sekalian sama plastik nya" jentong berjalan menuju ke luar gerbang
"JENTONG SIAPA YANG NGAJARIN KAMU KEK GITU" jentong berhenti mendadak melihat ayah nya yang marah besar " MINTA MAAF SAMA DIA! SEKARANG!"
Jentong berbalik badan mengulurkan tangannya, pinka berdiri menatap tajam pada jentong "gak pa-pa kok" pinka tersenyum manis jentong langsung mengalihkan pandangan nya
***
Lagi-lagi pemalakan Tersebut masih ada, pinka melihat dari kejauhan segerombolan cowok tersebut dipalak dengan abang-abang kelas kemarin. Pinka hanya melihat mereka tetap menunduk kepala takut
Pinka mencoba memberanikan diri, berdiri tegap membuat semuanya menoleh menatap tajam "hei bocah kecil gak usah ganggu urusan gue paham Lo"
"APA?!" Suara khas cempreng pinka membuat semua telinga berdengung
"Gak usah teriak-teriak goblok" bentak nya
"Wahai para-para kaum muslimin berhenti buat kerusuhan sesungguhnya hanya setan-setanlah yang menyukai perang seperti ini jangan buat para setan tertawa atas apa yang sudah dilakukan oleh umat-umat nya Nabi Muhammad Saw." Pinka melipatkan tangan di dada bangga dengan dirinya sendiri
"Gak usah ceramah"
"Abang butuh duit berapa sih?kok kek kelihatan miskin banget malak-malak duit anak orang gak pikir apa kalau itu hasil dari kerja keras mereka, atau jangan-jangan Abang cuman modal tampang doang kaya aslinya gak?"
"Lo itu coba gak usah ganggu, kalau cowok udah gue hajar Lo"
"Hajar silahkan kalau gak mau lihat orang tua Abang nangis dihadapan mereka semua" pinka berjalan melepaskan ikatan tali dan lakban di mulut mereka
"Kalian juga gaya aja yang belagu tapi nyali nol cih laki apaan tuh" pinka memutar bola mata malas mulut pedas pinka sudah keluar
"Maafkan kami soalnya kamu terlalu nyebelin tapi kalau boleh kamu mau kan jadi teman kami" pinka mengetuk dagu berpikir jernih
"Oke deh tapi kalian harus lindungi aku, dan jangan lupa traktir aku oke" mereka tertawa mendengar perkataan dari pinka
"Pantes aja gendut setiap hari makanan terus dipikirannya" pinka mencubit pinggang mereka satu persatu
"Oh iya aku pinka Primadona kalau kalian" tanya pinka
"Masa lupa dengan kawan kelas nya sendiri" ucap jentong sinis
"Aku EILDAN PRATAMA PRAYOGA panggil aja eildan"
"RAFKHA AGATHA PARINDURI panggil aja rafkha atau gak sayang juga boleh" pinka tertawa pelan
"Modus" sorak mereka bersamaan
"SYAKI SAHPUTRA ADJUNA panggil aja syaki"
"MUHAMAD IRSYA WIJAYA panggil aja Irsya"
"MUHAMMAD AVATAR ALVEIRO , Avatar"
"LANGGA ALDIANSYAH panggil jentong"
Senyuman disudut bibir pinka terlihat pinka memperhatikan wajahnya dan nama "oke yuk Kantin" mereka kompak mengangguk
Dan disitulah asal usul persahabatan mereka walaupun perkenalan yang begitu sederhana tapi mengandung banyak arti
***
Wah selesai juga huh awalnya sih bingung mau bikin apa ekstra part nya tiba-tiba aja terlintas buat tentang persahabatan pinka
Oke sekarang aku minta tanggapan kalian!!
Apa kesan dan pesan saat kalian baca cerita ini?
Kira-kira tokoh siapa kalian benci?
Sebutkan tokoh siapa aja yang kalian sukai?
Berapa nilai cerita ini dari 1-100?
Apa yang kurang dari Cerita ini?
Oke sip tinggal ditunggu aja, kalau soalnya ekstra part II nya gak ada soalnya saya juga butuh waktu buat cerita lagi maafkan saya gan
Duh bakalan kangen sama Cerita ini oke guys saya pamit muachh😚 tencu sudah baca cerita ini
KAMU SEDANG MEMBACA
GARKA
Teen Fiction"Tujuan ku hanya membahagiakan mu jika esok atau lusa aku tidak Ada berarti tugasku sudah selesai" -Abigar prakabumi- PINKA PRIMADONA si kepala batu yang tidak memiliki perasaan atau hati nurani nya yang bisa saja membua...