Nostalgia Papa

16.9K 482 5
                                    

Hingga tiba-tiba Papa ... melumat bibirku kasar. Napasnya memburu. Aku berusaha mendorongnya tapi tenaganya terlalu kuat. Ada kemarahan di sana. Aku dapat merasakan Papa sedang tidak baik-baik saja. Lumatan kasar itu perlahan mereda. Papa memgulum lembut sesaat dan melepaskan bibirnya saat aku mulai merasakan gelenyar aneh yang entah. Pandangan mataku mulai berkabut.

Matanya menatapku sendu. Tak ada kata yang terucap. Dia berjalan ke arah kamar mandi meninggalkanku mematung tersihir dan lupa dunia.
"Tunggu di sofa Mika!" Suaranya mengejutkanku. Dia mengenakan kemeja memunggungiku.

Jantungku berdebar tak biasa. Keringat dingin mulai membasahiku. Aku tak tahu harus bagaimana sekarang. Papa berdiri menghadap jendela kaca.
"Papa pernah ke sini sekali dengan seseorang yang istimewa. Orang yang hampir papa lamar untuk jadi istri Papa. Namun sayang. Ada laki-laki lain yang lebih jantan yang lebih beruntung mendapatkannya." Papa mengambil sebatang rokok dan menikmati nikotin itu perlahan. "Pria itu sepupu papa tidak terlalu istimewa. Tapi dia bisa mendapatkan gadis angkuh yang papa cintai segenap jiwa."

"Lalu apa hubungannya denganku? Papa berjanji akan menjelaskan semuanya, bukan membuat semua jadi rumit seperti ini!" Aku mulai emosi. Ini bukan waktu yang tepat untuk bernostalgia.

"Dengarkan dulu Mika."

"Gadis itu bernama Diana, Diana gadis yang terpaksa papa relakan demi kebahagiannya. Matanya penuh binar bahagia saat lelaki itu melamar. Dia memeluk erat papa di hari papa ingin menyatakan cinta padanya. dia bilang akhirnya ada yang berani jatuh cinta padanya. Saat itu juga Diana pergi dan tidak bisa papa miliki.

Namun setelah dia menikah dengan pengusaha kaya itu dia tampak tidak bahagia. Papa sering menemukan air mata di sudut matanya saat kami bicara. Saat ditanya pun dia selalu mengalihkan pembicaraan. Sampai suatu ketika. Papa meminta Leny menceritakan apa yang terjadi dengan sahabatnya. Hingga akhirnya papa tau dia selalu mendapatkan perlakuan kasar dari suaminya itu. Kekerasan dalam rumah tangga. Leny memintanya untuk berpisah tapi Diana menolak. Dia nggak mau melahirkan anak tanpa seorang Ayah.

Mendengar itu semua Papa marah, dan mendatangi Ben dan membuatnya babak belur. Sekali lagi dia buat Diana menangis papa bahkan sanggup membunuhnya!

Hingga suatu hari terjadi kecelakaan pesawat di perairan Jawa. Pesawat yang Ben tumpangi, tak ada yang selamat. Berkali-kali papa mendatanginya demi menghibur Diana. Tapi dia selalu menghindar. Katanya papa laki-laki yang sudah menikah. Tidak pantas memberi perhatian lebih pada perempuan lain meskipun dia seorang janda.

Apa kamu tahu Mika, pernikahan papa hanya semata-mata pernikahan bisnis. Orang tua papa ikut campur bahkan dalam urusan jodoh. Papa yang sudah tidak tahu lagi harus melanjutkan hidup. Akhirnya kami menikah. Setelah sembilan tahun bahkan kami belum memiliki anak. Mungkin karena hati papa ... masih milik seorang perempuan yang telah menutup pintu hatinya. Bahkan dia pergi tanpa meninggalkan berita. Dia ntah di mana. Sampai suatu hari papa mendapatkan kabar kalau Diana kecelakaan kerja. Kebakaran dapur tempat dia bekerja. Leny yang menghubungi papa. Papa langsung bergegas ke rumah sakit tempat Diana dibawa. Luka bakarnya amat parah. Nyaris 90 persen. Diana kesulitan bernapas. Di masa kritis dengan suaranya sudah tak jelas.

Kata Leny dia sempat punya permintaan terakhir. Dia memohon agar papa membawamu bersama papa. Dan dia melarang kamu untuk melihat jasadnya untuk terakhir kalinya. Sepertinya Dia nggak mau bikin trauma tercipta di kenangan yang akan selalu kamu ingat Mika.

Dan setelah kamu papa bawa. Itu makin membuat papa nggak bisa menghilangkan bayangan Diana. Mata hidung juga warna rambut kalian sama. Kamu terlalu mirip dengannya. Dan itu membuat papa harus menekan habis perasaan dan debar aneh yang sekarang mulai menggila. Terlebih lekuk tubuhmu semakin sempurna.

Gisela pernah meminta papa untuk memilihnya atau tetap memilih kamu. Papa tidak mau terjadi masalah baru, jadi papa membujuknya. Papa hanya ingin merawatmu sebagai anak. Penyemarak rumah yang selama ini sepi. Tapi Gisel tidak mau percaya, dia berteriak membabi buta dan menghancurkan barang barang di atas meja riasnya. Dia tahu semua tentang Diana. Untuk menyakinkannya papa memberi garansi bahwa Papa tidak akan jatuh cinta pada anak kecil seperti kamu. Tapi Diana terus saja histeris sampai akhirnya kami membuat perjanjian untuk menunggumu umur 17 tahun. Saat tiba waktu itu semua yang kita lakukan bersama akan berakhir. Dan jika Gisela belum menikah lagi dia berhak untuk kembali. Rupanya Gisela pun belum juga menikah sampai saat ini. Dia tergila-gila padaku. Padahal hubungan kami hambar. Aku memperlakukannya tanpa cinta. Papa sudah berusaha tapi gagal."

"Cukup Pa! Aku mengerti arah pembicaraan ini. Maksud papa aku mendapatkan kasih sayang ini hanya karena kasihan. Lagi pula apa yang membuat papa nggak bisa move on dari Mama?" Aku mendegus kesal. "ciuman itu! Itu bibir aku yang papa cium bukan mama! Apakah bayangan mama Diana yang ada dipikiran papa saat tadi melumat bibirku penuh nafsu!"

Hening. Papa menjambak rambutnya kasar. Dia berdiri menjauh ke arah jendela yang terbuka tirainya.

"Reno sudah memindahkan semua barang kamu ke rumah baru. Ada asisten juga yang akan menemanimu di sana. Mulai saat ini kamu sudah bukan lagi tanggung jawab Papa."

"Kenapa? Apa papa menikah lagi dengan Gisela?"

"Papa akan pastikan mulutnya tetap diam dan tidak menjadikan kisah kita ke penjaja berita gosip diluar sana."

"Ini nggak adil! Bagaimana jika aku juga menyukai papa?"

Hening

Namun tatapan Papa menghujam hatiku. Dahinya berkerut. Mungkin dia tidak menyangka aku akan berkata seperti ini.

Hot Papa He's Mine! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang