24.Hujan menyembunyikan

1.8K 89 2
                                    

Aku menyukai hujan. Karena ia mengerti, ketika aku bersedih ia akan menyembunyikan tangis ku. Ia menjadi saksi atas duka ku. Menjadi pendengar Setia rintihan sakitku.


Ica terus saja berlari menembus derasnya hujan. Ia tak peduli, hatinya sedang hancur.

Semenjak kepergian umi nya, tak ada lagi tawa diwajah ayu nya. Hanya derai air mata yang setiap hari menghiasi hari-hari nya.

Kesedihan ini terus saja berlarut, tak kunjung usai. Beberapa kali abinya membujuk ica agar makan pun, seperti angin lalu. Ia rapuh, ia ingin uminya kembali.

Ica berfikir, mungkin dengan hujan ini ia bisa menghilangkan kesedihannya. Tanpa sepengetahuan abinya, ia pergi dari rumah. Ia berjalan dibawah air hujan, tanpa tahu arah. Air mata terus saja mengalir, disembunyikan oleh hujan.

"Umii.. Ica sayang sama umii. Kenapa umi pergi"

"Umi ngga sayang ica lagi? Mi.. Ica pengen nyusul umi"

Teriakan dibawah hujan deras itu. Hingga akhirnya ica tak mampu berdiri lagi. Ia terduduk lemas. Namun, sepertinya hujan berhenti. ah tidak-tidak, sepertinya ada payung yang menghalangi hujan itu. Ia mendongokkan kepalanya, sang pemilik payung pun lantas berjongkok menyamakan posisinya.

Ica menatap instens orang itu. Tak mengerti kenapa allah hadirkan dia, padahal ia ingin sendiri.

"Ayo pulang "

"Ka Rafi? "

Dia adalah Rafi Nadzar. Orang yang sejak dahulu mengagumi ica. Nama ica yang selalu ada dalam untaian doanya. Ia orang yang waktu itu menyimpan cokelat diam diam di meja ica, melalui Nando. Ica sendiri bingung, kenapa sekarang orang ini ada dihadapannya?

Namun segala kebingungan itu akhirnya terjawab.

"Saya kebetulan mau ke rumah kamu. Ada urusan dengan abimu. Dan dijalan saya melihatmu sedang bermain dengan hujan.jadi,ayo kita pulang."

Akhirnya ica mengangguk dan ikut ke dalam mobil rafi.

"Aku tahu, kamu bukan hanya bermain dengan huja. Aku tahu kamu tadi menangis, bolehkah aku mengetahui alasannya? "

Lama diam akhirnya ica menjawab

"Umi ku meninggal. "Isakan tangis datang lagi, ketika ia menyebutkan uminya.

Sepertinya ini bukan waktu yang tepat untuk mengutarakan semuanya. Mungkin aku harus lebih bersabar lagi untuk mu, ica.

"Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Saya turut berduka cita ya ca. "

Ica mengangguk.

Didepan rumahnya, nampak abinya dengan raut wajah khawatir. Ia mencemaskan putrinya.

"Masyaallah ica kamu kemana aja? Ayok nak pake handuk ini, segera ganti pakaianmu"titah abi melihat ica basah kuyup.

"Assalamualaikum abi"salam Rafi pada abinya ica.

"Wa'alaikumussalam, terimakasih sudah membawa anak sayaa pulang"

"Bi, perkenalkan nama saya Rafi Nadzar. Saya dulu satu sekolah dengan ica. Tadi waktu perjalanan kesini, saya melihat ica di jalan sedang menangis"

"Iya nak, semenjak kepergian uminya, ica tak henti-hentinya menangis. Abi pun sampai bingung bagaimana menghibur ica sementara abi sendiri pun sedang berduka. "

"Oh iya nak, sebelumnya apa tujuan mu datang kemari? "

"Hmm.. Mungkin tujuan itu akan rafi utarakan nanti bi. Sepertinya ini bukan waktu yang tepat untuk ica dan juga abi. "

Abinya mengerti apa yang dikatakan Rafi, lantas mengangguk.

🌵🌵🌵

Story Secret Love (selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang