14.Awal tanpa DIA

1.6K 96 0
                                    

Hari demi hari sudah berlalu. Ini adalah hari perpisahan kelas 12.Acara demi acara telah berlalu kini tibalah saatnya pentas seni. Berbagai macam penampilan dari adik kelas pun di saksikan oleh kelas 12.Mereka terlihat berbahagia menyaksikannya.

Namun dibalik bahagia itu ada rasa sedih karena mereka akan meninggalkan sekolah tercinta. Sekolah yang sudah tiga tahun mereka menimba ilmu disana. Terlebih harus meninggalkan orang yang mereka Cinta, guru mereka ataupun seseorang yang mereka Cinta, mungkin?

Sebelum acara penutupan, Fasya memberikan penampilan perwakilan dari kelas 12. Dia membaca puisi yang diiringi petikan gitar dari tangan Alvaro.

Guruku.
Aku akan pergi.
Mungkin tak akan kulihat lagi.
Tawa bahagiamu setiap pagi.

Waktu begitu cepat berlalu.
Dia memaksaku untuk terus melaju.
Meraih impian untuk masa depan.
Bersama harap yang tak kunjung padam.

Ini bukanlah akhir.
Namun ini adalah awal perjuangan kami.
Ilmu darimu menjadi bekal.
Agar tak tersesat dalam ketidaktahuan.

Terimakasih guruku, jasamu kan tetap abadi.

Setelah puisi dibacakan, terdengar nyanyian himne guru dari kelas 12 lainnya. Mereka bernyanyi dengan air mata membasahi pipi. Guru guru yang duduk dibangku paling depan pun langsung naik ke panggung dan menyalami serta memeluk sayang anak didik mereka.

Acara telah ditutup oleh doa. Mereka pun ada yang berselfie ria mengabadikan momen perpisahan bersama teman maupun guru. Ada yang saling berpelukan, seakan tak rela berpisah. Adapula yang ingin berbicara namun seperti takut mengungkapkan. Hingga akhirnya keberanian itu datang..

"Ica. "

Yang dipanggil tak kunjung menengok. Mungkin karena tahu siapa yang memanggilnya hingga ia terlihat buru-buru?

"Khoirunnisa"

Panggilan kedua membuat sang pemilik nama membalikan badannya.
"Aku akan pergi, tapi tak bisakah aku melihat senyummu untuk yang terakhir kali disekolah ini? "

Sang lawan bicara justru hanya diam. Meski diminta untuk tersenyum, yang dia lakukan malah menunduk.

"Ca.. Aku tak akan memaksa jika kamu memang tak mau tersenyum. Tapi aku akan memberitahu jika aku pergi dari sekolah ini tak berarti aku pergi dari hatimu"

"Kak fasya maaf"

"Untuk apa?" alis fasya nyaris bersatu, ia tak paham ica mengungkapkan maaf untuk apa.

"Ica ingin kita sama sama memperbaiki diri. Jadi, tolong jangan pernah hubungi ica. Ica sudah dijodohkan, tetapi jika memang berjodoh allah akan mempermudah semuanya. Insyaallah "

Nyeri pada ulu hati fasya setelah mengetahui jika ica sudah dijodohkan. Dia bisa apa?

"Maaf jika karenaku kamu banyak berdosa. Dan maaf aku belum bisa memenuhi janjiku untuk menghapus rasa ini. Semoga demikian. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh "

"Waalaikummussalam warahmatullahi wabarakatuh "

Ica menjawab salam Fasya. Keputusannya sudah tepat untuk mengatakan itu. Ia harus bangkit, ia harus mulai mengikhlaskan fasya. Ia akan memulai hari tanpa hadir fasya didalamnya.

🌵

"Assalamualaikum umii ica pulang "

Ica mengucap salam ketika memasuki rumahnya. Ketika diruang tamu, ia dikagetkan oleh seseorang yang ia tidak kenali. Ia mengamati tanpa kedip orang yang tengah ngobrol bersama uminya.

"Waalaykumussalam. Ica, kebiasaan deh teriak-teriak. Cepetan ganti baju terus kesini yah. "

Titah sang umi agar ica mengganti seragamnya. Nampaknya itu bukan tamu biasa, pikir ica. Karena saat melihat uminya mengobrol dengan orang itu, ada gurat bahagia diwajahnya.

Selesai mengganti pakaiannya, ia lantas duduk disamping uminya. Pandangannya ia tundukan ke arah lantai. Ketika ia mengangkat kepalanya, ia menangkap ada sepasang mata yang mengamati dirinya. Ia gugup tentu saja. Kesan pertama ia melihat orang itu adalah, tampan. Hidung mancung, kulit putih alis tebal dan mata tajam yang dimiliki tentu akan menjadikan ia perhatian bagi siapa saja yang melihatnya.

"Ica, ini nak Zafran yang tempo hari umi sama abi ceritakan. "

Masyaallah.Begitu Indah ciptaanmu, allah.

"Assalamualaikum. Saya Zafran Kahfi."

Orang itu menangkupkan tangan didepan dadanya.

"Wa'alaikumussalam. Nama saya Khoirunnisa Putri arsyi. Panggil ica saja. "

Setelah perkenalan itu mereka hanya diselimuti oleh sepi. Tak ada yang memulai pembicaraan. Uminya ica meninggalkan mereka untuk menyiapkan makanan cemilan.

"Boleh saya panggil kamu Putri? "

"Tapi kenapa? "

"Karena saya suka"

"Terserah ka Zafran saja"

Dan dari mulai saat itu, Zafran memanggil nama tengah Ica.

🌵🌵

JADIKAN AL QUR'AN SEBAGAI BACAAN UTAMA.

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK ❤

Story Secret Love (selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang