chapter 14

2.5K 265 38
                                    

Jangan buat gue kecewa sama sikap lo yang sekarang, Li.

****

Sebulan sudah kejadian tersebut berlalu. Namun Prilly justru merasa tidak kenal dengan Ali yang sekarang. Entah, Prilly merasa Ali yang kini tampak bad bahkan terkenal sangat nakal. Jujur saja, Prilly tidak suka dengan Ali yang sekarang. Pernah waktu itu Ali tidak mengikuti pelajaran dikelas dan ternyata saat guru-guru mencari, Ali sedang di atap sekolah dengan segerombolan genk yang terkenal dengan kenakalannya bahkan ternyata Ali bukan hanya kumpul-kumpul saja. Melainkan mereka sembari merokok dengan Ali yang mengikutinya. Sungguh, Prilly sangat marah saat itu.

Contohnya sekarang. Ali sudah tidak mengikuti lagi pelajaran. Padahal pelajaran ini adalah membahas mengenai Ujian nanti. Sekarang adalah pelajaran bu Cantika --guru Bahasa Indonesia--.

"Prilly," panggil bu Cantika.

"eh, iya bu." Prilly terperanjat. Ternyata sedari tadi Prilly melamun memikirkan Ali. Bahkan ia sampai tidak sadar bahwa kelas sudah selesai dan sekarang sudah istirahat.

"Ali bolos lagi?" Tanya bu Cantika lelah. Ali adalah murid kesayangannya, ia menyukai muridnya yang satu itu karena ia tidak pernah sekalipun melanggar aturan sekolah. Namun sekarang? Ya ampun mengapa ia sampai tidak mengenali murid lelakinya tersebut.

"kayaknya iya bu." jawab Prilly menjawab pertanyaan bu Cantika.

"yasudah, pergi dulu ya." dijawab Prilly dengan anggukkan. Dan Prilly-pun menghembuskan nafas berat.

*****

Jam pelajaran sudah selesai, itu tandanya kini para murid diperbolehkan untuk pulang. Berbeda dengan murid yang lain, Prilly bukannya semangat untuk melangkah pergi keluar dan menuju rumahnya. Justru gadis itu sedang diam dibangkunya sembari menunggu Ali datang.

Gotcha!

Lelaki itupun datang dengan rambut yang acak-acakan dan baju yang dikeluarkan. Sexy memang. Tetapi Prilly tidak menyukainya. Ia rindu Ali yang harum bayi, bukan Ali yang maskulin. Ia rindu Ali yang manja, bukan Ali yang cool. Mengapa sekarang semuanya berubah?

"lho, Lo belum pulang. Prill?"

Bahkan kini lelaki tersebut bukan memanggil dengan namanya, tetapi dengan sebutan 'lo-gue' .

"belum," jawab Prilly lirih.

"kenapa?" tanya Ali sembari menaikan alis sebelah.

"nungguin Lo, Li." Jawab Prilly sendu sembari menatap Ali penuh rindu.

Ali terpaku pada tatapan Prilly. Mengapa tatapan itu mengisyaratkan kerinduan yang mendalam? Apa yang telah Ali lakukan? Apakah Ali salah?

"Lo pulang aja duluan. Gue mau ngumpul sama anak-anak," jawab Ali dengan mengacuhkan tatapan Prilly padanya.

"Lo harus pulang, Li. Akhir-akhir lo jarang dirumah." Ujar Prilly.

"Males ah. Ngapain dirumah? Lagian ya. Gue itu bukan Ali yang dulu kali Prill. Ali yang dulu itu kekanakan. Lemah. Pengecut. Dan gue gak suka itu." ucap Ali lantang.

Prilly menggeleng mendengar ucapan Ali. Ya Tuhan, mengapa Ali-nya menjadi seperti ini. Air mata pun lolos dari mata Prilly. Ia menatap Ali nanar. Ia rindu Ali-nya yang dulu dan ia tak suka Ali yang berada dihadapannya ini.

"Lo siapa?"

Ali mengernyit mendengar pertanyaan Prilly.

"maksudnya?" Bingung Ali.

"Lo siapa?!" Pekik Prilly.

"Gue ya Ali, Prill."

Prilly menggeleng mendengar jawaban Ali.

"bukan. Lo bukan Ali-nya gue. KEMBALIIN ALI GUE. ALI-NYA GUE. KEMBALIIN DIA???!!!" Pekik Prilly menggelegar sembari mengayunkan kasar bahu Ali. Ali yang tidak tahan melihat air mata Prilly langsung saja memeluk erat perempuan yang ia sayangi tersebut meskipun Prilly memberontak keras namun Ali dapat menahannya.

"Jangan buat gue kecewa sama sikap lo yang sekarang, Li." Ucap Prilly lirih dalam dekapan Ali.

Deg

Mengapa ucapan tersebut sangat menohok hati Ali? Percayalah Ali sangat sakit mendengar ucapan tersebut.

"Prilly. Ali ngelakuin ini, semua buat Prilly."

Dan, Ali-nya telah kembali. Kini Ali memanggil dirinya sendiri dengan sebutan nama seperti dulu. Prilly menghela nafas lega. Tapi? Apa katanya tadi? Ia melakukan ini untuk Prilly?

"Maksudnya?" Tanya Prilly sembari mendongak karena posisinya masih berada di dekapan Ali, dan tinggi Ali yang melebihi tinggi badannya.

"Ali ngelakuin ini semua buat Prilly."

Bersambung

Lanjuuuuuttt again. Demi kalian. Aaaaaaaa makasih banget buat antusias kalian ke cerita ini. Demi kalian aku gak jadi deh unpublish cerita ini.



Kita BedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang