Muehehe lama banget yah gak update nya, hampir setahun malah haha. Gak tau nih, akibat social distancing yang mengharuskan dirumah jadi kangen nulis, hehe.
Rindu mereka gak? Terutama sama Ali?
Jahat yah aku ninggalin kalian di tengah konflik, muehehe
Are you ready?
Kini Prilly sedang menggerutu kesal, pasalnya Ali tidak pergi bersama untuk ke sekolah. Bahkan dirinya ditinggalkan oleh Ali, dan sekarang ia sedang berjalan sendirian di koridor menuju kelasnya. Hah apa sekesel itu Ali ke gue? Pikir Prilly. Prilly akui dia salah disini bahkan Prilly merutuki temannya yang membuat ia bersikap sedemikian pada Ali.
•••
Terlihat empat orang gadis sekarang sedang duduk nongkrong disebuah cafe, mereka adalah Prilly dengan teman wanitanya."Prill, lo gak mau bikin Ali jadi ganteng gitu?" Tanya Sasa memecahkan keheningan
"Ali udah ganteng kali Sa," Celetuk Gladis
"Maksudnya jadi 'lelaki yang sesungguhnya' gitu!" Sewot Sasa
"Calm dong, kenapa jadi lo yang sewot." Geram Gladis
Prilly memandangi Sasa dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Emang ada yang salah sama penampilan Ali? Gue rasa fine-fine aja deh," Sahut Prilly menyahuti ucapan Sasa
"Lagian lo kenapa ngebet banget sih pengen Ali berubah?" Tanya Irene
"Yah, gak ada yang salah sih Prill. Dan untuk urusan 'ngebet' gue tuh bukan ngebet tapi gue sayang aja gitu liat cowok seganteng Ali harus berbau bayi. Lo emang gak mau dia punya temen cowok banyak gitu Prill?"
Semuanya diam, bahkan termasuk Prilly yang terlihat berfikir dengan ucapan Sasa.
"Gue gak setuju. Tau apa lo tentang penampilan Ali? Kalau dia nyaman nya kayak gitu yaudah jangan dipaksa," Gladis menyela dengan nafas memburunya
"Lo kenapa sih?" Bingung Sasa karena merasa Gladis seperti menentang keras sarannya.
"Gue kenapa? Lo yang kenapa??!! Kenapa lo jadi sibuk ngurusin penampilan Ali?! Kalau sekiranya lo gak suka sama penampilan Ali, yaudah lo gak usah liat dia. Simpel kan? Hidup tuh jangan dibawa ribet," Marah Gladis
"Gue cuman ngasih saran, salah?" Ucap Sasa yang tersulut emosi juga
"Salah lah, karena lo memaksa kehendak seseorang. Sekarang gue yang bakalan balikin keadaan, disaat lo harus ninggalin apa yang lo suka dan itu dipaksa karena orang tua lo, gimana rasanya?" Cercah Gladis
Sasa diam.
"Mingkem kan lo, makanya kalau mau bacot tuh mikir dulu. Punya otak dipake, jangan cuma dipajang biar tuh kepala kagak kosong," Puas Gladis
Beberapa saat hening
"Gue setuju sama Sasa"
Ucapan yang keluar dari mulut Prilly mendapat tatapan tak percaya dari Gladis juga Irene. Bahkan kini Sasa sudah tersenyum puas.
"L-lo..." Gladis masih tidak percaya
Prilly menatap Gladis.
"Gue pengen Ali kayak cowok yang lain Dis. Punya banyak temen cowok, bau maskulin, bisa basket. Gue pengen Ali berbaur sama dunia luar, bukan cuman bergelung di dunia dia sendiri." Ucap Prilly tegas
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Beda
Fiksi PenggemarGanti judul dari "my beautiful boy and strong girl" menjadi "Kita Beda" Kisah dua orang sahabat yang mempunyai sifat terbalik. Prilly yang tomboy dengan sabar dan lembut menghadapi sifat Ali yang manja dan kekanakan. "Prillyyyy baju Ali basah" "Aaa...