Chapter 2

4K 331 17
                                    

Kini Ali dan Prilly sedang berada di salah satu mall. Yah, sesuai dengan janji nya kepada Ali tadi , Prilly kini tengah menemani Ali membeli boneka yang Ali inginkan. Ali terlihat sangat antusias dengan sedari tadi menggenggam tangan Prilly dan mengayunkan nya ke depan ke belakang.

"Li, dimana sih ? Ini perasaan dari tadi kagak nyampe nyampe dah ?" tanya Prilly yang sudah terlihat lelah karena mereka sedari tadi tidak sampai di tempat tujuan mereka.

"Sabar yah Prilly," jawab Ali dengan diiringi senyum manisnya. Prilly yang mendengar jawaban Ali mendengus.

"Itu Prilly, itu ," tunjuk Ali ke salah satu toko yang memperlihatkan boneka incaran nya dengan antusias. Bahkan ia sampai mengguncang bahu Prilly yang membuat gadis itu memutar matanya malas.

"Ya udah ayo," ajak Prilly sambil menarik tangan Ali.

Kini mereka sudah berada di toko yang Ali tunjuk tadi, Ali terlihat sangat bahagia karena boneka yang ia inginkan kini berada di hadapan nya. Ali pun langsung mengambil boneka tersebut dan menuju kasir untuk membayarnya. Prilly yang menunggu Ali di depan toko berdecak kesal.

"Ali lama banget sih," gerutu Prilly.

"Yuk," Ali dengan tanpa dosa nya menarik tangan Prilly untuk melangkah dan Prilly pun hanya bisa menatap sahabat nya itu datar.

"Eemm Prill, Ali laper deh. Makan dulu yuk ?" usul Ali .

"Serah lo," kini yang di fikiran Prilly hanya satu. Pulang. Yap, itu yang ada di fikiran nya.

Ali yang mendapat jawaban malas dari Prilly itu pun seketika menghentikan langkah nya dan menoleh ke arah Prilly.

"Prilly gak ikhlas ya nemenin Ali ?" tanya Ali yang sudah memasang wajah sendu nya.

"Eh .. Eh , kata siapa ? Ikhlas kok ikhlas," jawab Prilly kelabakan.

"Prilly gak ikhlas," suara Ali kini sudah bergetar.

prilly pun langsung menangkup wajah Ali dan menggesekkan hidung mereka hingga senyum geli tercipta di bibir Ali yang merah itu. Prilly yang melihat Ali tersenyum pun ikut tersenyum.

"Kita sebelum pulang makan dulu ya ?" tanya Prilly lembut. Ali pun mengangguk dan tersenyum lebar hingga menampakkan deretan giginya yang rapih.

Prilly pun menarik Ali ke salah satu cafe di dalam mall tersebut. Mata Prilly melihat ke berbagai arah mencari tempat yang kosong . setelah Prilly menemukan nya Prilly menarik Ali ke tempat tersebut.

"Mau pesen apa?" tanya Prilly yang sedang melihat buku menu.

"Em, Ali lagi pengen yang pedes - pedes deh Prilly," jawab Ali. Prilly yang mendengar jawaban Ali pun seketika melotot dan menolak tegas kemauan Ali.

"Enggak !" jawab Prilly tegas.

"Tapi-," ucapan Ali terhenti ketika melihat tangan Prilly yang sudah berbentuk akan menyentil.

"Gak mau denger?" tantang Prilly.

Ali pun langsung menggeleng dengan takut dan memasang wajah cemberut.

"Yaudah pengen steak aja minum nya milkshake," putus Ali. Prilly pun mengangguk dan menyebutkan pesanan nya dan Ali ke pelayan.

Sambil menunggu pesanan datang, Prilly pun mengeluarkan ponsel nya dan anteng memainkan ponselnya. Ali yang merasa di abaikan oleh Prilly pun langsung mengambil ponsel Prilly dan memasukkan nya ke saku celana nya. Prilly yang mendapat perlakuan seperti itu dari Ali pun langsung menatap Ali dengan bertanya.

"Kata mommy kita gak boleh terlalu autis sama hp," ucap Ali yang mengerti akan tatapan Prilly.

"Iya deh iya," jawab Prilly mengalah.

Akhirnya pesanan pun datang dan mereka memakan dengan tenang.

***

Kini mereka sudah di dalam taxi dan dalam perjalanan akan pulang. Sedari tadi Ali menyenderkan kepalanya di bahu Prilly dan Prilly mengelus rambut Ali lembut bahkan sesekali ia mengecup rambut Ali yang wangi bayi tersebut. Taxi pun berhenti tandanya mereka sudah sampai tujuan. Ali dan Prilly pun keluar dari taxi dan membayar taxi tersebut. Prilly yang tahu sifat Ali pun mengantarkan Ali hingga ke depan rumahnya. Rumah Ali dan Prilly bersebrangan hingga membuat Prilly maupun Ali tidak sulit untuk bertemu.

"Yaudah masuk sana, inget ! Pulang, langsung ganti baju, cuci tangan, cucu kaki, cuci muka sama gosok gigi," ingat Prilly kepada Ali. Ali pun mengangguk sambil memperlihatkan deretan gigi nya yang rapih.

"Siap bos," jawab Ali dengan menggerakkan tangan nya membentuk hormat.

"Inget ya, langsung ganti baju jangan ngapain ngapain dulu nanti gue telepon mommy dan nanyain lo ke mommy," yah Ali memang seperti itu, kebiasaan dia yang tidak pernah langsung berganti baju apabila pulang sekolah membuat Prilly harus mengingatkan sahabat nya tersebut.

Dan untuk panggilan orang tua mereka, Ali memanggil orang tua Prilly dengan sebutan ayah dan bunda sebaliknya apabila Prilly memanggil orang tua Ali dengan sebutan mommy dan dad.

"Gak boleh bohong kalau gue nanyain tentang lo, kalau bohong itu artinya ..." tanya Prilly.

"Dosa," jawab Ali lantang.

"Yaudah sana pulang, gue juga mau pulang mau mandi. Soalnya badan gue udah lengket banget," Prilly pun menjinjit dan mengecup kening Ali lembut .

"Gue sayang lo,"

"Ali juga sayang Prilly,"

Akhirnya setelah melihat Ali memasukki rumah nya sekarang giliran Prilly yang memasuki rumahnya.

Bersambung.

Belum ada pemain lain, masih mikir soalnya :D

Kita BedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang