Proloq

147 18 3
                                    


-Oktanova-

Seorang gadis dengan rambut hitam tergerai manis, ditambah sentuhan bando merah muda yang menghiasi penampilannya. Gadis itu keluar dari balik tirai bermotif bola-bola berwarna kuning berpadu pink, tirai itu menutupi daun pintu kamarnya.

Gadis berkulit putih itu mengucek matanya sebelum akhirnya melangkah kakinya kearah meja makan. "Eh, ada Bunda." tegur Nova pada sang bunda. "Iya memang kenapa? Ade, mau makan biar Bunda siapin." balas sang wanita berbaju daster dengan rambut terguncir, namun penampilan seperti ini malah menunjukkan aura kecantikan dengan alami.

"Gak usah, Bun. Nov gak laper, kok." Nova tersenyum sekilas kearah sang wanita yang disebut bundanya itu. "Ya sudah, deh. Bunda lanjut beres-beres dulu!" Nia-sang bunda kembali melanjutkan pekerjaannya dengan sesekali menuju kearah dapur, untuk memindahkan piring kotor.

Gadis bernama lengkap Nova ascrilia agatha witomo, atau kerap kali disapa Nova, gadis itu mbalikkan tubuhnya yang duduk di kursi untuk menyamping. Lalu beralih menatap ibunya. "Bun, si kaka kemana? Tudur, yah?"

"Oh, si kakak tadi izin sama bunda katanya mau keluar bentar. Palingan juga bentar lagi pulang, kok." balas Nia yang berada di balik dinding kaca, sehingga putrinya masih bisa memperhatikannya.

Memang antara dapur dan ruang makan hanya dibatasi oleh dinding kaca transparan yang tebal. Nova berdecak, "Pasti itu kak Okta keluar buat ketemu si sipit, kayaknya mereka punya hubungan deh, Bun." tandas Nova yang berhasil membuat sang bunda mengerutkan keningnya.

"Maksud kamu apa sih, Dek?" Nia sekarang melangkah mendekat pada putrinya.

"Itu loh, Bun. Si Dito, Bunda kenal, kan? Nah, pasti si kaka tuh ada hubungan gitu sama dia."

"Oh, Dito yang rumahnya di ujung komplek itu, kan? Ya, pasti ada hubungan, lah. Kan kalian sahabatan dari kecil, juga." seketika Nova menatap Nia dengan raut kesal.

"Maksud, Nov itu kaka pasti pacaran, Bun. Lagian juga, Nov gak sudi temenan sama si sipit. Biar kak Okta aja, tuh."

"Kamu itu, loh." ucap Nia diiringi cubitan pada hidung ancung Nova.

"Ish, Bunda."

"Lagi ngomongin apaan, tuh? Anak sama emak asik banget!" suara tajam barusan berhasil membuat Nova dan Nia menoleh kearahnya.

Berdiri sosok gadis berkulit putih dengan rambut terkuncir bermahkotakan topi cash putih lengkap dengan cengirannya.

"Okta! Kamu itu ngagetin Bunda, tahu?"

"Dari mana, kak?" sambut Nova.

"Dari lapangan tadi," gadis dengan tubuh tinggi itu memilih meneguk minum di sebelahnya. "Kenapa emang?" lanjut Okta seusai menghabiskan minumnya.

"Habis ketemu si Dito, kan?"

"Iya, emang!" Okta hanya membalas pertanyaan kembarannya itu dengan santai. Membuat Nova mencabik bibir tipisnya.

Okta Ascrilia amareta witomo, gadis tomboy dengan sifat judes yang melekat. Gadis yang kerap di sapa Okta, merupakan sosok anak pertama dari kembarannya dalam keluarga Witomo. Berbeda dengan Nova yang lebih terkesan feminim dan manja. Sosok Okta merupakan kebalikan dari kembarannya. Meski mereka terlahir sebagai kembar identik, tetap saja. Inilah mereka, dua anak manusia dengan kepribadian yang cukup berbeda.

Jika ada pertanyaan, apakah mereka mempunyai perbedaan fisik? Jawabannya tentu saja ada. Okta memiliki bola mata berwarna abu-abu, yang turun dari bundanya. Sedangkan Nova, memiliki bola mata coklat berkilau dengan rambut panjang. Keduanya adalah tokoh untuk alur mereka masing-masing.

-Oktanova-

Ciah, proloq dulu.
Semoga suka,
Dan selamat datang
di dunia Okta dan Nova.
Sebenarnya cerita ini aku targetin publik pas masuk tahun baru, heheh. Tapi, yah tanganku gatel pengen segera publik.

Salam cinta
Molysa

OktanovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang