-OktaNova-
Di tengah perjalanan pulang, Okta yang duduk di kursi belakang terlihat sibuk mengotak-atik tasnya. Hanya suara bising khas jalanan yang timbul dari kendaraan yang silih melintas. Mang Akos pun terlihat fokus menyetir. Sebenarnya, gadis itu sedang mencari sesuatu.
Namun, tiba-tiba Mang Akos memanggil Okta yang langsung membuat gadis itu menghentikan aktivitasnya. "Kenapa, Mang?" tanya Okta pada mang Akos yang tampak menatapnya juga dari pantulan kaca di sana.
"Coba, Nak Okta liat ke belakang, itu mobil merah sepertinya ngikutin kita deh! Dari tadi, saya perhatiin gitu dari sekolah," tutur Mang Akos. Okta langsung membalikkan badannya memperhatikan jalanan belakang dari mobilnya. Benar ada mobil yang sedang mengikutinya.
"Mang, coba kita lewat jalan perumahan aja. Biar kita tahu, bener ngikutin atau bukan." Okta memberi saran. Dan tak lama, Mang Akos langsung membelokkan mobilnya masuk ke dalam kawasan perumahan. Keluar dari jalan Raya yang padat kendaraan, kini mereka beralih pada jalanan kecil yang hanya memuatkan satu truk saja, hanya ada beberapa pengendara disini yang dominan dengan pengendara sepeda motor. Okta kembali menoleh ke arah belakang, dan menangkap mobil berwarna merah dengan nomor plat yang telah Okta hafal tersebut masih saja mengikutinya. Sudah jelas, pengumudi dibalik kaca mobil tersebut benar-benar mengikuti mereka.
"Mang, kita jalan aja kayak biasa, tapi usahain jangan sampe kita doang di jalan. Ntar, berhentinya di rumah Mang aja, yah. Okta bisa lewat belakang rumah aja nanti," cetus Okta yang langsung diangguki Mang Akos.
Mobil yang ditumpangi Okta masih terus berlaku, begitu juga dengan mobil merah juga masih setia mengikuti dari arah belakang. Sesaat, gadis berambut kuncir kuda tersebut menghela nafas gusar. Ia memikirkan siapa dibalik mobil itu? Lalu jika benar mereka diikuti, untuk apa tujuannya?
Hingga mobil mereka sampai di area perumahan mereka. Dan Okta belum juga menemukan jawabannya. Mobilnya masuk ke dalam halaman rumah Mang Akos. Mang Akos keluar, sedangkan Okta masih berada di dalam mabil memperhatikan kaca belakang yang menampilkan sebuah mobil merah tadi berhenti agak menjauh dari rumah ini. Di bawah pohon mangga di sebelah tanah rumah Mang Akos. Okta tersenyum sinis. Setidaknya ia sudah dapat menangkap pengemudi dibalik mobil tersebut.
Dan beberapa menit kemudian, mobil itu melintas pergi dengan cepat. Baru Okta beranjak keluar.
"Gimana, Nak? Tahu siapa yang ngikuti kita barusan?" tanya Mang Akos yang sedang berdiri di depan teras rumahnya. Rumah ini memang lebih kecil dibanding rumahnya, namun disini cukup meneduhkan.
"Gak tahu, Mang. Mungkin orang gak ada kerjaan itu. Tapi jangan kasih tahu bunda atau papa dulu yah, Mang. Biar Okta aja nanti." Mang Akos mengangguk. Lalu mempersilakan Okta untuk mampir dahulu.
"Mau masuk dulu, Nak?" tawar Mang Akos.
"Enggak deh, Mang. Okta langsung pulang aja, yah. Kasian bunda khawatir entar," balas Okta.
"Yasudah, ati-ati. Nanti saya langsung bawa pulang mobilnya."
Lalu gadis itu pamit pulang, menerobos kebun Mang Akos yang dapat membuatnya tembus langsung ke jalan komplek tepat di depan rumahnya. Memang jaraknya hanya dipisahkan oleh kebun Mang Akos yang setelah itu akan terlihat rumahnya disebrang jalan kecil.
-OktaNova-
Btw, yang di mumed,
Visual Okta, yah!Salam hangat,
-Molysa
KAMU SEDANG MEMBACA
Oktanova
Teen FictionDua peran satu alur. kisah dua gadis yang terlahir kembar. Okta Ascrilia Witomo juga adiknya Nova Ascrilia Witomo. Kedua gadis remaja kembar indentik. Meski demikian, banyak sekali perbedaan antar kedua. Hingga kedua kepribadian terpaksa harus di...