Chapter 16

28 7 0
                                    

Pagi itu, suasana di SMA Sanjay benar-benar ramai seperti waktu istirahat lainnya. Namun bedanya, kali ini murid-murid tak terlihat berdesak-desakan diarea kantin. Malah mereka terlihat berkerumun di depan perkarangan kelas ips.

Nova dan juga sahabatnya, Adara mereka berdua hendak menuju perpustakaan. Namun, melihat hal tersebut tentu membuat mereka penasaran.

"Liat deh, Nov ada apaan tuh di ips!" celetuk Adara.

"Alah, palingan si Ferdo yang berantem lagi," balas Nova tak peduli. Memang mengenai Ferdo siapa yang tak tahu, ia adalah siswa angkatan kelas 12 ips yang cukup dikenal sebagai bad boy di sekolah ini. Kerjaan setiap harinya adalah bolos, terlambat, tawuran dengan sekolah tetangga, menjahili teman bahkan guru, lelaki bertubuh kekar itu juga tak segan-segan membuat lawan mainnya cedera jika dalam perkelahian. Intinya, tak ada yang ingin mendekati lelaki itu.

"Eh, tapi bukan deh, Nov. Liat tuh itu,  yang lagi duduk di pojok depan pintu. Itu si Ferdo, berarti dia gak lagi berantem dong!" ucap Adara sembari menunjuk-nunjuk ke arah Ferdo.

"Alah, iya. Eh, lagi ada apaan sih?" ujar Nova menghentikan seorang siswa kelas 11 yang baru saja keluar dari gerombolan tersebut.

"Itu, kak. Ada kak Zafran yang lagi bagi-bagi undangan, kakak gak ikutan?" balas siswa itu terdengar ramah.

"Undangan apa?" tanya Adara lagi.
Mungkin penyakit keponya sedang kambuh.

"Undangan pesta ulang tahunnya kak," ujarnya lagi. Kemudian Nova dan Adara hanyalah ber'oh'ria.

"Yawdah, kak. Aku pergi dulu, yah."

"Mau ikutan, gak Nov?" tanya Adara dengan wajah girangnya. Nova menatap sahabatnya lekat. "Mau datang, emang?" celutuk Nova.

"Yah, liat ntar aja, hehe .."

"Yawdah, cuyy kalo gitu," desis Nova antusias. Lalu kedua gadis itu melangkah menembus kerumunan yang ada di sana.

"Misi-misi, mianhae!" Adara berteriak kencang, hingga berhasil membawa kedua tubuh mungilnya dan Nova masuk ke deretan paling depan. Di sana, sudah tampak Zafran yang berdiri membagikan lembaran undangan di genggamannya dengan heboh.

"Zaf, kasih buat kita juga dong." Adara dengan suara yang lantang berucap, hingga mampu membuat Zafran menoleh ke arahnya dan juga Nova.

"Eh, ada Nova. Seriusan ini, lo mau ikut desak-desakan demi dapat undanga gue?" Zafran berkata seolah ia tak percaya.

Perlu diketahui, bahwa Zafran adalah salah satu jajaran most wanted di SMA Sanjay. Ia juga satu kelas dengan Ferdo. Jika lelaki seperti Ferdo tergolong terkenal akan badnya, sedangkan Zafran terkenal akan kepintaran dan ketampanannya. Lelaki itu, juga cukup pintar dalam urusan cari perhatian orang-orang sekitarnya. Saat kelas 11 lalu, lelaki itu juga pernah menembak Okta menjadi pacarnya, tentu saja Okta menolak.

"Ini Nov buat, lo."

"Lah, Nova diang nih? Gue?" Adara yang tak terima diabaikan langsung mengatakan dimikian.

"Oh, iya lupa. Lo sahabatnya Nov yah. Nih, buat lo," ucap Zafran.

"Padahal kalo lo mau, lo bisa bilang duluan Nov. Kan, gak perlu desak-desakan gini, gue aja yang kasih ke lo langsung."

"Haha, gue aja baru tahu lo mau ultah," balas Nova datar.

"Btw, kakak lo mau gak?" tawar Zafran. Ah, ketahuan modus ini mah.

"Tanya aja, sendiri Zaf. Gue mah gak berani," balas Nova sembari melirik Adara di sebelahnya.

"Yawdahlah,  gue sama Nov cabut dulu. Panas banget di sini, bau keringat pula," ujar Adara lalu menarik tangan Nova keluar dari gerumunan manusia tersebut.

-OktaNova-


OktanovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang