[Chizuru POV]
"Orang yang mesti kau waspadai adalah kakakku dan juga istrinya. Kakakku sangat suka menilai orang lain, dan dia juga sangat jeli terhadap kesalahan. Aku tidak menuntutmu untuk sempurna tapi setidaknya kau mesti tau hal itu agar kau tidak terkejut nantinya. Beberapa kali aku berhasil membuatnya bungkam dengan bantahanku. Yah, lidahmu kan beracun, jadi kuharap kau bisa memberinya bantahan yang kuat. Kalau istrinya, dia sedikit lebih jinak. Kau mungkin akan melihat betapa dia sangat mempertahankan image menantu idaman itu. Tapi kau tetap harus berhati-hati, kau harus benar-benar menunjukkan kalau kau tidak kalah berharga dari dia."
Apa yang kulakukan sejak 30 menit terakhir adalah mendengarkan narasinya. Aku tidak memberikan banyak keluhan-lebih banyak pertanyaan-karena hal seperti ini perlu aku persiapkan. Jungkook terlihat sangat serius, jadi aku memilih untuk ikut serius.
"Aku punya dua orang adik perempuan. Mereka mungkin akan sangat menganggu. Mereka berdua sangat berbeda, jadi kau harus sedikit pintar untuk menghadapinya. Soyeon, dia tomboy, jadi dia tidak suka hal semacam memasak dan membersihkan sesuatu. Sedangkan adikku yang lain, Heejin, dia berbalik dari Soyeon, kau mungkin akan cocok dengannya karena dia begitu suka dengan hal kecantikan."
"Apa mereka semua akan hadir besok siang?"
"Iya. Ibuku sudah melarang seluruh anggota keluarga untuk keluar besok. Jadi mereka pasti hadir."
"Aku begitu tersanjung. Sepertinya keluargamu begitu bersemangat menyambutku."
Pletak! Jungkook menjitak kepalaku. "Awas kalau kau sampai mengacaukannya."
"Kalau aku mengacaukannya, kau mau apa? Mengambil kembali uangmu?"
"Kau akan kubuat tidak bisa berjalan selama sebulan."
"Sekalian saja kau jadikan aku boneka Lolita."
Jungkook sudah menyelesaikan makannya. Dia benar soal satu porsi yang hanya untuknya. Karena walaupun makanan itu tidak terlihat seperti hanya satu porsi, dia menghabiskan semuanya. Satu-satunya yang aku makan adalah potongan ayam nista yang tadi dia suapkan padaku. Benar-benar tega. Padahal aku sudah katakan kalau aku kelaparan.
Dari dapur aku mengangkat komporku bersama dengan sebuah panci lengkap dengan air dan juga dua bungkus ramyeon. Jungkook menatapku dengan bingung ketika aku mengusir semua barang-barangnya dari atas meja dan menaruh kompor itu di sana.
"Kau hendak apa?"
"Makan, tentu saja. Aku kelaparan, Jungkook-sama. Aku belum makan malam."
"Jadi kau hendak makan? Kenapa tidak sekalian tadi saja?"
"Aku ingin membersihkan cat kuku dulu. Sekarang aku ingin makan."
"Ah, kau ingin aku sampai kapan di sini? Masih banyak yang perlu kita bicarakan."
"Kau saja bisa bicara sambil makan, kenapa aku tidak? Sudahlah, aku sudah paham poin-poin pentingnya. Kau bisa percaya aku." Aku tidak peduli dia hendak kesal atau marah sekalipun. Bagaimana bisa seorang pria membiarkan calon tunangannya kelaparan? Yah memang sedikit didramatisir, tetapi aku lapar. Seperti dia, aku pun bisa merencanakannya sambil makan.
"Apa tidak ada saran darimu untukku supaya bisa memenangkan hati mereka?" Tanyaku sambil memasak ramyeon. "Kau bisa beritahu aku sesuatu yang mungkin menjadi favorit mereka. Aku mungkin bisa menyelip dari situ."
"Entahlah, aku tidak begitu dekat dengan mereka."
"Kau tidak dekat dengan keluargamu sendiri?"
"Begitulah. Aku memang tidak dekat dengan siapapun. Mereka tidak cocok denganku. Aku juga tidak berusaha menyocokkan diri dengan mereka, jadi aku tidak tau apapun. Kami memang keluarga tapi aku punya privasi ku sendiri. Begitu pula mereka, jadi aku tidak tau apa-apa."
Aku menepuk dahiku. Ada ya orang seperti ini?
"Baru aku tau ada orang yang bahkan asing dengan keluarganya sendiri. Kalau aku jadi kau, dengan uang dan segalanya yang aku punya, aku mungkin akan membangun istana untuk keluargaku."
"Presepsi kita berbeda... Aku tidak-"
Aku kehilangan fokusku terhadap Jungkook setelah mendengar sesuatu yang tak asing. Itu nada dering ponselku. Aku melupakan kehadiran Jungkook yang masih saja bicara, kemudian mengambil ponselku segera.
"Hei, kau dengar aku tidak?"
Melihat nama penelpon di layar ponselku, aku harus menjawabnya. Tapi tidak di depan pria ini. Aku memberikan sumpitku pada Jungkook. "Aduklah. Jangan sampai terlalu matang, oke?" tanpa menunggu respon apa yang mungkin diberikannya, aku segera bangun dari sana dan berlari menuju kamar mandi.
Panggilan ini terlalu penting untuk dibiarkan begitu saja dan juga terlalu rahasia untuk kubiarkan Jungkook mendengarnya.
.
.
.
.
.
Aku kembali setelah beberapa menit mengangkat telpon. Aku sedikit khawatir karena pergi terlalu lama. Ramyeonku pasti mengembang. Kecuali pria itu punya sense memasak yang baik, aku rasa ramyeon ku akan sangat matang.
"Kau tidak pernah membuat ramyeon ya? Seharusnya kau matikan kompornya saat ramyeon itu sudah matang!" Aku kesal sekali. Bahkan lebih dari mengembang, ramyeonku sudah setebal arogansinya.
"Aku tidak mengkonsumsi makanan cepat saji. Jadi aku tak tau. Lagipula kau lama sekali. Jangan salahkan aku."
Rasanya kepalaku sakit hingga aku perlu memijatnya. Ada ya orang yang seperti ini?
Karena Jungkook yang begitu ajaib, aku harus makan dengan ramyeon yang mengembang. Jangan lupakan tatapannya yang begitu mengganggu tiap kali aku mengunyah. Dia bahkan tidak lagi bernarasi dan sibuk memperhatikanku yang makan.
"Kenapa kau memperhatikanku seperti itu?"
"Setelah kupikir lebih lanjut, jangan pernah menunjukkan wajah makanmu yang seperti itu di depan keluargaku. Terutama di depan kakakku."
"Kenapa? Apa terlihat berantakan?"
"Kau terlalu menggoda."
Aku seketika tersedak. Bahkan aku terbatuk-batuk beberapa kali sebelum akhirnya berhasil meminum air. Jawabannya di luar ekspektasiku. Bahkan di saat seperti ini dia masih bisa berpikiran seperti itu?
"Bisa bisanya kau berpikir begitu? Apa yang menggoda dari seorang wanita yang makan?"
"Bahkan setelah aku merusak makananmu, kau tetap terlihat menikmatinya. Kau terlihat begitu tulus di depan makanan. Aku baru pertama kali melihat orang yang makan seperti dirimu."
Meskipun terdengar konyol, aku senang karena dia mencoba memujiku. Tetapi aku juga tidak mau terlalu menunjukkan bahwa aku menyukainya. "Jadi kau terpesona padaku?"
"Lebih seperti aku ingin memakanmu-"
"Hentai!"
.
.
.
.
.To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Love | Jeon Jungkook 18🚫
FanfictionKetika orang-orang dewasa pun masih bermain dengan cinta, melupakan kenyataan bahwa apa yang mereka mainkan itu tidaklah sesuatu yang sederhana dan kemudian tenggelam di dalamnya. Casts: Jeon Jungkook .November 27, 2018.