12

227 17 5
                                    

[Chizuru POV]

Ternyata hidup di Seoul itu sulit. Aku memang sudah lama berada di sini, tetapi aku sangat asing dengan sistem pemerintahannya. Aku kesulitan memahami banyak hal. Ah, selama lima tahun aku berada di sini aku merasa aku tidak melakukan apapun.

Aku bahkan tidak punya teman. Kecuali Jungkook, aku sama sekali tidak pernah berbicara atau menghubungi orang lain. Hanya beberapa orang di Jepang. Itupun hanya satu orang. Seorang Pisces yang begitu supel dan mengasyikkan sebenarnya hanyalah Chizuru yang menutup diri dari siapapun.

Setelah kunjungan waktu itu, aku mulai dekat dengan Yoonhee. Entah ini bisa dibilang dekat atau tidak, tetapi setidaknya di mulai mengirimiku pesan, walaupun hanya menanyakan kabar atau resep jajanan Jepang.

Kesimpulanku tentang Yoonhee, wanita itu merasa terbebani dengan seorang Wonwoo yang sangat perfeksionis. Sikapnya yang cenderung dingin membuat Yoonhee merasa ia tidak menyenangkan hatinya. Terutama pada Heojun yang sering sekali menolak untuk makanan, Yoonhee terlalu memikirkan itu, merasa mengecewakan sang suami yang mempercayainya dalam mengurus rumah tangga. Meskipun itu bukan masalahku, aku merasa kasihan pada Yoonhee. Tidak seperti aku dan Jungkook, kurasa mereka jarang bicara berdua. Bahkan keluarga yang tampak sangat bahagia saja masih punya masalah ya? Masalahku bukan satu-satunya yang menyakitkan.

Hari ini hari terakhir Jungkook berada di Australia. Besok mereka akan pulang. Meski aku sudah tau hal itu, Jungkook tetap menghubungiku malam harinya.

Aku sedang duduk bersandar di lemari pakaian saat panggilan masuk itu datang. Tepat sekali setelah aku baru saja menghubungi temanku di Jepang.

"Halo?"

"Kau cepat menjawab."

"Karena aku sedang memegang ponselku. Kau tidak sibuk?"

"Aku sudah selesai packing. Tidak seperti kakakku yang selalu lambat bersiap-siap," ucapnya diselingi tawa. Aku hampir mengira dia sedang sendiri sampai aku mendengar suara lain disana. Wonwoo. Aku mendengar dia berbicara sesuatu pada Jungkookㅡterdengar bersahabat. Meski tadi Jungkook mengejeknya.

Aku jadi ingin tau apa yang mereka lakukan. Iseng, aku mengubah panggilan menjadi video call. Dalam sekejap Jungkook segera menolaknya. Ah, menyebalkan. Dia kembali menghubungiku dan hanya lewat panggilan.

"Ya! Kau mau apa huh?" Dia bahkan memulai dengan penuh ATP.

"Kenapa tidak boleh? Kemarin kau malah memaksaku untuk menjawab video call. Sekarang saat aku melakukannya, kau malah memarahiku."

"Saat itu berbeda kondisi. Aku sedang bersama kakakku. Kau tidak malu, huh?"

"Sekarang aku berpakaian lengkap kok."

"Bukan itu maksudku, dasar kura-kura."

"Kalau kalian butuh privasi aku bisa pergi,"

Aku dapat mendengar dengan jelas suara Wonwoo. Dia terdengar santai daripada kesal. Memang kami terdengar seperti ingin mengusirnya tapi aku tidak setuju. Aku seperti hendak memintanya untuk lebih perhatian kepada keluarganya. Tetapi aku sendiri tidak yakin, mencampuri urusan mereka itu tindakan yang benar atau tidak.

"Tahan kakakmu, jangan biarkan dia pergi."

"Kenapa?"

"Aku ingin bicara dengan kalian, bisa kau gunakan loadspeaker?"

"Kenapa kau tiba-tiba, huh. Sudah."

Aku tau Jungkook mungkin kesal tapi aku lebih suka mengakrabkan diriku daripada mengikuti arahan Jungkook saja.

Fake Love | Jeon Jungkook 18🚫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang