20

150 20 11
                                    

Akhir-akhir ini aku sibuk dengan pekerjaanku. Aku berencana akan mengambil cuti selama satu minggu pekan depan, jadi aku harus mengejar banyak hal sebelum aku libur bekerja. Jungkook menghubungiku setiap hari, meski kami tidak bertemu.

Dia tidak pernah bertanya apapun lagi tentang Gunma dan sebagainya. Dia benar-benar menungguku untuk mengatakannya. Aku tau dia pasti sangat penasaran, namun dia menahan diri untuk menungguku. Akupun tidak ingin mengecewakannya. segera setelah semuanya selesai, aku akan memberitahu Jungkook, tentang siapa sebenarnya diriku.

Di pertengahan minggu Jungkook tiba-tiba mengabariku tentang pesta yang akan diselenggarakan oleh perusahaannya. Aku pun tidak mengerti detailnya, karena dia hanya mengirim pesan untuk mengundangku datang.

Malam setelah pulang bekerja, barulah dia menjelaskan tentang pesta itu lewat telepon.

"Sebenarnya acara ini hendak dibatalkan, namun karena Ayah merasa lebih baik, maka dia menginginkan pestanya tetap terlaksana," jelas Jungkook dari seberang sana.

Aku saat ini sedikit lapar, jadi aku berbicara sambil mengunyah keripik kentang, "pesta semacam apa?"

"Pesta perayaan 60 tahun Alta Group. Acara ini sangat penting untuk keluargaku, jadi kau datang, ya? Mereka berharap kau hadir di sana."

"Apa itu berarti aku harus memakai gaun dan semacamnya?"

"Tentu saja. aku tau kau sangat terampil untuk mempercantik diri, jadi aku tidak perlu khawatir, kan? Aku akan kirimkan gaun untukmu besok pagi, jadi kau hanya perlu menjadi tuan putriku saja."

Aku tentu saja bersemangat. Aku sangat ingin datang ke acara itu. Namun, aku tidak bisa terlalu lama senang. Meski sudah bukan lagi, jangan lupakan bahwa 80 persen dari waktu yang kuhabiskan di negara ini adalah sebagai hostess. Aku melayani banyak sekali tamu dan bukan tidak mungkin salah satu dari mereka bisa ku temui di pesta itu.

"Sayang? Halo?"

"Ah—iya?"

"Kau diam saja?"

"Ah, maaf. Aku hanya tiba-tiba melamun."

"Apa yang kau pikirkan? Apa kau punya urusan lain?"

"Tidak! Aku tidak begitu. Aku—aku bisa datang." Entah mengapa aku malah menjadi gagap.

"Lalu ada apa?"

"Eh... apa kau tidak takut seseorang akan mengenaliku? Maksudku... kau tau pekerjaanku dulu seperti apa. Jika salah satu tamu mu mengenaliku dan mengatakan hal yang buruk pada keluargamu, bagaimana?"

Aku membuat Jungkook berdiam cukup lama.

"Tidak apa-apa. Kalau ada yang mengenalimu, biar saja. Apapun yang mereka katakan, aku tidak ingin tau. Denganmu saja sudah cukup."

"Lalu kalau keluargamu tau?"

"Katakan saja yang sebenarnya. Tidak masalah jika mereka tidak mau mengerti. Kau hanya perlu percaya padaku."

"Baiklah,"

"Jangan lupa untuk berdandan dengan cantik, ya? Aku akan jemput kau nanti."

"Okay,"

"Oyasumi,"

"Oyasumi."

Walaupun Jungkook menyuruhku untuk tidak khawatir, tetap saja aku merasakannya. Aku saat ini masih membohongi semua orang. Jika keluarga Jungkook tau tentang pekerjaanku sebelumnya, pandangan mereka terhadapku pasti akan berubah. Itu pasti. Orang-orang terpandang yang punya harga diri tinggi seperti mereka tidak mungkin dengan senang hati menerima bekas wanita penghibur menjadi bagian dari keluarga.

Fake Love | Jeon Jungkook 18🚫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang