Cerita ini sudah ditulis ulang. Harap maklum apabila banyak komentar yang tidak sinkron.
♡♡♡
"Karena kita cuma berdua, gue nggak akan basa-basi. Lo harus tahu kenapa gue bawa lo ke sini."
Bulu mata Nata sedikit bergetar, tapi, tidak ada perubahan ekspresi yang berarti di wajahnya. Dia sudah cukup mengerti, inilah pangeran esnya, Brian. "Karena gue telat dan berniat kabur, kan? Atau karena gue belum follback lo?" Nata terkekeh jenaka.
Jujur saja, Nata masih kebingungan dengan langkah Brian yang sampai mem-follow akun Instagram-nya.
Beberapa saat, Brian terdiam menatap Nata. Keduanya saling pandang tanpa suara.
"Gue mau lo tutup mulut." Brian melanjutkan, mengabaikan respons Nata yang keluar jalur dari inti persoalan.
Senyum Nata terbit, bersamaan sebuah ide gila muncul di kepalanya. "Sebenernya, dari awal gue berniat tutup mulut. Tapi, langkah lo yang manggil gue ke ruang kedisiplinan, apalagi di depan temen-temen gue, bikin gue berubah pikiran."
"Jadi, sebelum gue setuju buat tutup mulut, gimana lo mau ganti rugi nama baik gue yang rusak?" lanjut Nata.
Sudut bibir Brian terangkat. Sedikit terkekeh, dia berkata, "Gue mau tahu apa yang lo mau."
"Jadi, pacar gue." Nata berkata enteng, tapi, hanya dia dan Tuhan yang tahu betapa debaran jantungnya seolah mampu menembus keluar dadanya.
Senyum Brian luntur. Tatapannya kembali dingin dan tinggi. "Lo pikir lo siapa?" ejeknya, tanpa ampun.
Empat kata itu seolah guntur yang menghentikan debaran jantung Nata, bahkan merontokkan bagian-bagian dirinya. Dia merasa hancur berkeping-keping.
"Gue siapa?" tanyanya juga dengan suara mengejek. "Gue cuma anak kelas sepuluh yang nggak sengaja mergokin ketua kedisiplinan yang terkenal dingin dan goodboy," dia menjeda lalu memajukan kepalanya ke arah Brian untuk berbisik, "lagi nonton bokep." Dia terkikik.
Ekspresi Brian berubah gelap, lebih gelap dari langit mendung ketika musim hujan. "Diem!"
"Syarat gue nggak muluk-muluk. Lo jadi pacar gue, dateng ke rumah gue, ketemu keluarga gue, dan selesai. Gue bakal tutup mulut seumur hidup." Nata mengangkat sebelah tangannya tanda bersumpah.
Sekali lagi, sebelah alis Brian terangkat dengan tampan. "Lo pikir gue nggak bisa paksa lo buat tutup mulut?"
Nata sedikit cemberut. Ternyata memang tidak mudah untuk memanfaatkan cowok tampan di hadapannya. "Terserah! Gue mau ke kelas dulu. Gue tunggu jawaban lo sampai istirahat nanti." Tanpa menunggu jawaban Brian, dia bangkit dari tempat duduk. "Tapi, inget, tangan lo cuma dua. Lo nggak akan bisa nutup mulut semua orang." Seringai muncul di bibir merah mudanya.
Melihat cewek itu hilang dari balik pintu, Brian mendengus. Baru kali ini dia bertemu cewek yang tak tahu malu macam dia. Sudah berusaha memanfaatkan, dia bahkan mengancam. Dia pikir Brian bisa digunakan dengan mudah? Tentu saja tidak!
♡♡♡
Menutup pintu ruang kedisiplinan, Nata segera bersandar padanya dan menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Dia heran, dari mana keberanian tadi muncul? Bayangkan, Brian itu idolanya, pengeran esnya, tapi, dia tadi justru mengancamnya. Betapa aneh dunia berubah!
Nata baru akan melangkah pergi, ketika seorang cewek cantik berjalan ke arahnya. Cewek itu tersenyum pada Nata, setelah mengukurnya dari atas ke bawah tanpa berniat menutupi tindakannya. "Jadi, kamu yang namanya Nata?"
![](https://img.wattpad.com/cover/164376927-288-k146930.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Mesum
Teen FictionNata, si pecinta cogan, tak pernah tahu kehidupannya akan berubah sejak hari itu, hari dimana dia memergoki ketua kedisiplinan sekolahnya sekaligus idolanya, Brian, berbuat sesuatu yang memalukan. Cowok yang terkenal akan ketampanan dan sikap dingin...