Monokrom - 2 - Drawing 1

9.7K 1.1K 583
                                    

Kisah Minggu lalu

Namun, tiba-tiba kilatan itu kembali hadir. Netta tak boleh lengah. Jangan sampai rahasianya diketahui kedua pemuda berlainan sifat ini. Terlalu akrab dengan seseorang, bisa membawa petaka.

Ya, ia akan menutup rapat-rapat semua.

Lulus dengan nilai baik. Hanya itu keinginannya.

Ketika bel tanda berakhirnya kelas terdengar di penjuru Kampus Syahdan, Netta sibuk berusaha menahan kedua pemuda yang dengan cuek langsung mau meninggalkan kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika bel tanda berakhirnya kelas terdengar di penjuru Kampus Syahdan, Netta sibuk berusaha menahan kedua pemuda yang dengan cuek langsung mau meninggalkan kelas.

"Ini diomongin dulu, kek!" Gadis itu merengut kesal melihat betapa tak acuhnya kedua teman sekelompoknya. Padahal mereka akan maju presentasi minggu depan juga karena ulah keduanya.

"Mau omongin apa?" Mata Aru menyipit tak senang. Selintas ia melirik jam tangan kulitnya. "Aku sibuk. Dalam lima puluh menit aku harus sudah di kos. Cepetan!"

Mendengar betapa ketusnya pemuda itu, keberanian Netta jadi menciut. Namun, jika tak dibicarakan sekarang, gadis itu khawatir mereka tidak akan punya waktu lagi. Dia dengar kalau tugas-tugas di DKV sangat berat sehingga tidak ada waktu untuk menumpuknya.

"Kita ngobrol di kantin aja. Gue laper." Tanpa menunggu persetujuan Netta dan Aru, Ray langsung bergegas keluar kelas.

Aru mendengkus dan bergegas menyusul. Netta hanya bisa pasrah sembari menyambar tas mengikuti langkah panjang kedua teman barunya.

Kantin terlihat mulai dipenuhi orang-orang yang ingin mengisi perut. Suara riuh rendah terdengar kala para mahasiswa mengantre memesan menu kesukaan mereka. Ruangan tertutup cukup besar dengan jejeran bangku-bangku panjang memang cocok untuk tempat makan siang. Aroma masakan yang menguar bercampur-baur menggugah selera.

Ray langsung memesan seporsi bakso komplet dan segelas es jeruk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ray langsung memesan seporsi bakso komplet dan segelas es jeruk. Aru hanya bersedekap dan menanti Netta untuk berbicara.

"So, kita mau bahas siapa?" Ray menunjuk Netta dengan bakso yang tertusuk di ujung garpunya.

END Monokrom x Akankah Asa Terhalang Warna?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang