Monokrom - 19 - Satu Kamar Bertiga

4.3K 667 260
                                    

"Yuk, langsung masuk!" ray membukakan gerbang dan pintu utama. Netta dan Aru berjalan tepat di belakang Ray ketika naik ke lantai tiga.

"Selamat datang di kamarku." Ray membuka pintu kamarnya lebar-lebar. Saat itu Netta hanya bisa membelalakkan mata penuh keterkejutan.

 Saat itu Netta hanya bisa membelalakkan mata penuh keterkejutan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamar kos milik Ray ternyata cukup besar. Ada kamar mandi dalam, AC, dan seperangkat komputer terbaru. Padahal Ray kemarin jelas memiliki sebuah laptop juga. Belum lagi ternyata pemuda itu memiliki tablet gambar, scanner sekaligus printer di atas meja kaca ukuran 160 x 80 cm. Menakjubkan!

Namun, dari semua itu, hal paling mencengangkan adalah dinding kamar yang dipenuhi poster anime aneka judul. Belum lagi sprei, guling, bahkan kulkas kecil dilapisi oleh gambar anime. Semua warna berpadu-padan dan saling betubrukan satu sama lain. 

SILAU!

Lemari baju tampaknya tak terlalu mendapat perhatian. Hanya satu pintu dan tidak terlalu besar. Mungkin lelaki memang tidak membutuhkan banyak baju. Sangat berbeda dengan Netta yang memiliki satu lemari besar berisi entah berapa set pakaian. Mungkin saatnya dia memikirkan untuk hidup lebih minimalis.

Ah, tapi Ray sama sekali tidak minimalis! Rak dinding yang berjajar di atas kasur benar-benar mencengangkan. Rak berbahan kayu itu dipenuhi action figure aneka rupa. Dari mulai Kamen Rider, Ultraman, tokoh anime, game, bahkan juga nendoroid yang imut dan lucu.

"Kolektor kelas berat!" Aru mengedarkan pandangannya dengan takjub. Mulutnya berdecak penuh kekaguman. "Aku akui dedikasimu terhadap komik memang luar biasa!"

"Iya dong, gue gitu, loh!" Ray menepuk dadanya bangga. "Lo nggak punya koleksi, Ru?" Pemuda itu kini justru penasaran.

Aru menggeleng. "Kertas cat air apa termasuk koleksi? Aku punya banyak aneka brand meski cuma satu atau dua yang akhirnya terus kugunakan."

Netta dan Ray tertawa bersama melihat bagaimana Aru menjawabnya dengan sangat serius.

"So, ini dia moodboard untuk warna emas dan hitam." Ray memindahkan dua folder ke dalam satu folder khusus yang baru saja diberi nama Project Netta. "Lo bisa pilih-pilih aja mana yang sesuai sama image kantor Bokap." Pemuda itu mempersilakan Netta duduk dan dirinya duduk di atas kasur bersama Aru.

Netta mengangguk-angguk dan takjub pada betapa rapinya folder yang ada di dalam komputer Ray. Ada folder commision yang di dalamnya ada folder-folder lainnya.

"Ngapain intip-intip?" Ray terkekeh.

"Oh ... eh ..."

"Lo nggak akan nemu video atau gambar porno di sana. Gue mah gitu orangnya." Ray menyugar rambutnya penuh kebanggaan.

"Gitu aja bangga!" Aru memotong.

Suara tawa lepas terdengar. "Iya, iya, kalian berdua cowok baik-baik."

END Monokrom x Akankah Asa Terhalang Warna?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang