Setelah makan siang selesai, mereka berdua berjalan ke arah parkiran dengan mengambil 2 sisi jalan yang berbeda. Sarah di sisi kiri dan Leo di sisi kanan.
"Kenapa kau masih mengikutiku?" Tanya Sarah tidak tahan melihat Leonardo yang terus mengikutinya. Apa orang ini tidak punya kerjaan atau tujuan lain?
"Karena aku ingin kembali ke kantor?" Jawab Leonardo tidak begitu yakin dengan jawabannya sendiri.
"Kenapa kau tidak naik taksi atau bus?" Tanya Sarah penuh penekanan. Sudah cukup, dia tidak tahan lagi di buntuti dan di usik oleh Leonardo.
"Bagaimana bisa aku naik taksi?"
Fuck. Apa dia bercanda? Seorang CEO sepertiku naik taksi?! Hell no!
Leonardo setengah mengumpat dalam hati. Yang benar saja seorang laki-laki sepertinya naik taksi. Tidak, tidak akan. Dia tidak mau.
Sarah memutar matanya lalu melirik sinis Leo. Apa yang membuat laki-laki itu tidak bisa naik taksi? Apa dia tidak punya uang untuk naik taksi? "Dude, kau punya kaki dan tangan yang lengkap. Tentu saja kau bisa naik taksi"
Leonardo bersikeras kembali bersama Sarah ke kantor. "Aku tidak bisa. Aku ikut denganmu kembali ke kantor"
"Terserah saja"
Sarah yang kesal, masuk ke dalam mobilnya yang disusul dengan Leonardo.
Kenapa aku merasa jika suasana diantara kami sangat sunyi?
Batin Leonardo sibuk menatap ke luar jendela, sebelum akhirnya menatap Sarah yang tengah menyetir. Matanya menelisik satu per satu bagian wajah Sarah yang indah hingga tidak sadar sang empunya sudah menangkapnya basah.
"Apa kau tidak punya kerjaan selain menatapku?"
Leonardo mendadak salah tingkah dan memalingkan wajah ke luar jendela. Sial, ini terlalu memalukan. Biasanya perempuan yang sibuk memandanginya bukan dirinya yang sibuk memandangi mereka. Apalagi dengan tatapan memuja seperti barusan.
"Hmm..aku...ak,"
Ucapannya dipotong dan disambung oleh Sarah. "A...ku sibuk menatapmu" Sambung Sarah mengejek Leonardo. Sudah jelas dia menatap Sarah dan mau berkilah lagi.
"Iya. Aku memang sibuk menatapmu. Jadi, apa yang kau ingin lakukan?" Cengir Leonardo agak nakal. Jika tidak bisa berbohong, jujur saja. Begitu pikir Leonardo.
Sial. Laki-laki genit hidung belang ini mulai lagi.
Sarah hanya bisa memasang tampang kesal kembali sambil berdoa semoga saja wajah cantiknya ini tidak keriput cepat karena terlalu sering ia tekuk. "Kau mau tau apa yang ingin ku lakukan?"
"Tentu saja"
"Baiklah. Tebak apa yang akan aku lakukan"
"Kau akan memintaku menjadi teman hidupmu"
"Tentu saja tidak"
Tawa Sarah meledak untuk menghina halusinasi bodoh Leonardo.
"Kau akan lihat nanti"
Mereka pun tiba dikantor dan segera mengikuti rapat di ruangan utama kantor lantai 4.
"Ini adalah berkasmu untuk rapat sebentar" Ketus Sarah menyerahkan berkas file rapat ke arah Leonardo tanpa basa basi.
"Ok. Tolong bawakan aku secangkir teh kedalam ruang rapat. Aku ingin tehnya tidak manis dan tidak tawar, tidak panas dan juga tidak dingin. Jangan lupa aku tidak suka teh yang berwarna gelap, jadi tambahkan susu ke dalamnya. Ingat cuman 2 sendok teh, tidak boleh lebih atau kurang setetes pun"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PERFECT JERK CEO (COMPLETE✔✅)
DragosteContain some strong languages. Highest rank: #90-cute (13-12-2018) #21- Posesif (25-12-2018) #30- Hati (29-03-2019) "Intinya, aku dan CEO itu tidak akan pernah bersama. bayangkan saja, dia itu penggoda, sangat mengesalkan, senang memerintah dan kel...