"Hi, Sar" Sapa Vernon sebelum akhirnya histeris melihat sahabatnya sudah sadar. "Oh shit! Kau sudah sadar!"
"Hi, Vern" Sapa Leo tersenyum melihat tingkah temannya.
"Kapan kau sadar?"
"Well, baru saja. Beberapa saat yang lalu"
"Thank god. Kuharap kau cepat sembuh karena kantor sangat gila tanpamu"
Seolah sudah sehat bagaikan kuda, Pria itu menyengir sombong. "Tentu saja. Karena hanya aku satu-satunya yang bisa mencerahkan hari dikantor"
Vernon memutar matanya sebelum berkomentar sinis. "Sepertinya kepalamu yang terluka parah ini bertambah besar dengan kata-kataku sebelumnya. Ingin kupukul agar kembali mengecil?"
Sarah tertawa cekikikan melihat tingkah mereka. "Boys, yang benar saja. Kalian sangat konyol"
"Ia. Aku memang manis tapi dia tentu saja amit-amit" Ledek Vernon segera menghampiri Sarah di sudut ruangan sebelum tangan Leo berhasil menarik bajunya untuk menghajarnya.
"Hey! Beraninya kau.." Protes Leo mencoba meraih Vernon untuk mencubitnya tapi tak berhasil.
Tangan kanan Leonardo itu mengejek temannya sambil menjulurkan lidah. "Bleh...catch me if you can"
"Okay-okay, sudah cukup" Tegur Sarah terlihat seperti seorang Ibu yang melerai 2 anaknya yang bertengkar.
"Ia. Aku membawakanmu makan malam, Sar. Sekalian aku akan makan malam bersamamu" Santai Vernon menyiapkan makanan siap saji di meja kecil dekat sofa.
Rasa kelaparan membuat Sarah segera menggenggam kotak makanan yang berisi makanan dari restaurant China. "Thanks. Wow, bagaimana bisa kau membeli Sesame chicken rice? Ini kesukaanku"
"Tentu saja aku tau. Siapa yang tidak suka Sesame chicken?" Cengir Vernon melahap makan malamnya.
"Permisi, aku membenci makanan itu, okay? Jadi tidak semua orang menyukainya" Sahut Leo muak dari ranjang nya.
Vernon mengonfirmasi perkataan temannya dengan anggukan. "Yup, kecuali dia. Entah bagaimana dia bisa membencinya" Terangnya tak habis pikir.
Sarah teringat Ayahnya yang juga menyukai makanan yang sama. "Ayahku sangat suka makanan china. Dia bahkan bisa membuat Sesame chicken yang membuatmu tidak bisa berhenti memakannya"
"Wow. Aku tidak percaya jika Oliver yang dingin, no offense, bisa memasak dengan baik" Komen Vernon setengah menghina.
Gadis itu terkekeh. "Tak masalah. Aku juga tak percaya hingga melihatnya sendiri saat kami berlibur di Yunani tahun lalu dan dia memasak untuk kami di halaman belakang"
"Hello, aku ada disini. Kenapa kalian hanya asik berdua?" Protes Leonardo mulai bosan mengikuti perbincangan yang beberapa saat yang lalu dia ikuti secara paksa.
Vernon berbalik dengan tatapan seram dan senyuman sarkastiknya. "Akankah kau berhenti protes? Jika tidak aku akan membuatmu diam dengan caraku. Kau ingin?"
Nyali Leo seketika menciut bersama dengan mulutnya yang tadinya berkicau panjang. "Tidak, terimakasih"
"Baiklah, aku pamit. Ini sudah pukul 10 malam dan aku harus mengurus kantor besok. Jaga dirimu baik-baik, okay Sar?" Pamit Vernon melirik ke jam tangannya.
"Ia. Tentu saja, sampai jumpa Ver" Balas Sarah melambai.
Mantan pelatih karate part time itu menghampiri sahabatnya untuk berpamitan. "Bye, Leo"
"Bye. Tapi tidak ada kata jaga dirimu baik-baik?" Tanya Leo terdengar manja yang kemudian berakhir menggelikan.
Pria plontos itu menatap jijik sebelum akhirnya menepuk pundak temannya. "Kau baik-baik saja, kan? Otakmu tidak berpindah tempat saat kecelakaan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PERFECT JERK CEO (COMPLETE✔✅)
RomanceContain some strong languages. Highest rank: #90-cute (13-12-2018) #21- Posesif (25-12-2018) #30- Hati (29-03-2019) "Intinya, aku dan CEO itu tidak akan pernah bersama. bayangkan saja, dia itu penggoda, sangat mengesalkan, senang memerintah dan kel...