▪Chapter 27

625 115 23
                                    

"Kumohon bicaralah,.." Setelah kejadian tempo hari, perilaku Almira banyak yang berubah dari biasanya.. sekarang istrinya itu lebih banyak terdiam, dan sering mengurung diri dikamar.

Almira hanya terdiam menatap datar kearah Damian, Damian sangat terpukul atas perubahan sikaf Almira.

Sehari-hari Almira lebih banyak terdiam tanpa melakukan apa-apa, Almira pun sekarang tak mau makan maupun minum.

Damian menangis sambil memeluk paha Almira. "Kumohon bicaralah padaku, jangan seperti ini.."

"Ma-maafkan aku jika aku terlambat menyelamatkanmu, kumohon bicaralah padaku. Aku mencintaimu sangat-sangat mencintaimu jadi kumohon bicaralah padaku," Yah Damian juga sudah memanggil dokter untuk memeriksa keadaan sang istri, dan dokter pun mengatakan bahwa Almira mengalami trauma berat akibat kejadian itu.

"Maafkan aku,.." Damian meraih tubuh Almira dan mendekapnya dengan erat.

"Aku mencintaimu," Bisik Damian tepat pada Almira.

'Aku pun mencintaimu Damian,' Balas Almira dengan membatin.

Damian melepaskan pelukannya, ia mengenggam tangan Almira dengan erat. "Kau harus makan, kau sudah beberapa hari tak makan, lihat tubuhmu makin kurus.. apa kau lupa kau sekarang tengah hamil, apa kau tak kasihan pada bayi kita yang belum makan, kumohon makanlah demi bayi kita.." Damian terus membujuk Almira, Damian memegang semangkuk bubur untuk sang istri.

Damian menyuapi Almira, awalnya Almira tak membuka mulutnya namun ia terus membujuk Almira dengan kata 'ini demi bayi kita' akhirnya Almira pun luluh dan mau makan, Damian tersenyum karena sudah berasal membujuk Almira.

Damian dengan telaten merawat Almira hingga wajah sang istri tak terlihat pucat dan tubuhnya juga mulai berisi lagi. Sungguh Damian senang melihat perubahan Almira yang semakin hari semakin membaik, walaupun sang istri masih belum mau berbicara padanya.

Damian kembali memanggil dokter untuk melihat bagaimana keadaan istrinya, dan yah,.. kata dokter kondisi istrinya makin membaik, dan berita baiknya trauma yang dialami sang istri hanya tinggal 70% lagi, dan dokter pun bilang ia harus berada disamping sang istri dan memberi semangat agar sang istri cepat sembuh dalam pemulihan trauma yang dialaminya.

Yah!

Damian sangat senang mendengarnya, tak disuruh pun ia akan terus berada disamping Almira dan memberi dukungan untuk pemulihan sang istri.

Dan untuk masalah Nadin ia akan melaporkan wanita itu pada polisi, walaupun ia belum memiliki bukti yang kuat tapi ia akan berusaha membuat Nadin berada dalam kurungan penjara, wanita itu memang pantas menerimanya, bukankah... apa yang kita tanam itu yang akan kita dapatkan?

Dan...

Nadin memang pantas mendapatkannya, sangat-sangat pantas.

***

Nadin mondar-mandir didalam kamar, ini diluar ekspetasinya.. ia semula berpikir ia yakin ia akan bisa membunuh Almira dengan tangannya sendiri. Namun sialnya,.. Damian malah datang menyelamatkan Almira dan mengetahui kejahatannya,.. sungguh sial, malahan Damian akan mengacam jika nanti ia akan dilaporkan pada polisi.

Tapi ia tak peduli dengan konsekuensi nya nanti, yang sekarang yang ada dipikirannya hanya ada satu yaitu cara menjauhkan Almira dalam kehidupan Almira, ia tak akan menyerah secepat itu, karena ia belum berhasil memisahkan pasangan suami-istri itu.

Pemikiranmu sudah gila Nadin.

Namun ia sama sekali tak peduli.

"Aku belum berhasil memisahkan mereka tapi aku tidak akan menyerah sebelum aku bisa memisahkan mereka,.." Ada jeda. "Aku tak peduli dibenci semua orang, karena yang terpenting dalam hidupku hanya Damian dan Damian," Lanjut Nadin dengan menyeringai lebar.

"Kau,.." Nadin menunjuk foto Almira dan menusuk-nusuk foto itu beberapa kali, hingga foto itu koyak tak berupa karena dipenuhi lubang-lubang kecil.

"Aku akan menjauhkanmu dari Damian,"

"Merebut kebahagianmu itulah tujuanku," Nadin sangat membenci Almira, entah rasa benci itu datang dari mana.. karena yang pertama kali ia rasakan hanya rasa sakit yang lama-kelamaan berubah menjadi kebencian seiring melihat kedekatan antara Almira dengan Damian, hingga ia sudah berani melakukan tindakan criminal karena beberapa kali ia merencanakan pembunuhan pada orang yang sama dan perempuan yang sama yaitu, Almira Christian,.. yang tak lain istri dari pria yang masih dicintainya.

Nadin tau ia sudah bertindak terlalu jauh, namun ia sama sekali tak peduli dengan tindakan nya, mata hatinya sudah ditutup oleh cinta, baginya.. semuanya itu wajar untuk mempertahankan orang yang masih dicintainya. Namun berbeda pada sudut pandang orang lain, hal itu sungguh tak wajar, boleh saja mencintai orang sepenuh hati namun jangan sampai hatimu terbutakan oleh cinta yang bisa membutakan hatimu, jalan pikiranmu, dan akal sehatmu.

***

TBC!

Bonus pict..

Bonus pict

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Experience of Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang