▪Chapter 24

596 115 16
                                    

Happy Reading☀

Damian memeluk tubuh Almira dari belakang, sungguh hari adalah hari yang sangat membahagiakan bagi mereka berdua, karena sekarang mereka telah resmi menjadi sepasang suami-istri. "Kau tau rasanya hari ini aku sangat bahagia,.." Damian mengungkapkan rasa bahagianya pada sang istri, sedangkan Almira hanya bisa tersenyum menanggapi ucapan suaminya.

"Aku juga sangat bahagia sama sepertimu," Almira membalikan badan nya berhadapan dengan Damian, ia mengelus rahang Damian sambil berbisik pelan. "Aku mencintaimu,.." Bisik Almira membuat Damian menyeringai lebar mendengarnya.

"Aku lebih mencintaimu,.." Ucap Damian tepat didepan wajah Almira, ia meraih tengkuk Almira dan menciumi wajah Almira mulai dari mata, pipi, dahi, hidung, dan terakhir pada bibir merah muda nan tebal milik Almira.

Damian menyudahinya ia beralih menatap bagian perut Almira dan mengelus perut buncit sang istri yang tengah mengandung darah dagingnya. Rasanya kebahagiaan itu sudah cukup bagi Damian, ia tak ingin apapun lagi selain Almira dan bayinya. Ia benar-benar bersyukur telah memiliki Almira dalam hidupnya.

"Ayah mencintaimu,.." Ucap Damian sambil mengelus perut Almira, tangis nya seketika pecah ketika ia bisa merasakan pergerakan anaknya, ia menangis pilu diperut Almira sambil mengungkapkan penyesalan nya dulu.

"Maafkan Ayah yang telah menyakitimu,.." Damian terisak dan memeluk perut Almira dengan erat, Almira meneteskan air matanya melihat perlakuan Damian pada bayi yang berada diperutnya.

Cuph!
Cuph!
Cuph!

Damian mengecupi perut Almira beberapa kali dengan penuh kasih sayang, tugasnya sekarang adalah melidungi keduanya dari orang yang akan mencelakai salah satu orang yang sangat berarti bagi hidupnya. Beberapa hari pun ia sudah menyewa seseorang untuk menyelidiki Nadin, dan yang membuatnya tercengang lagi jika Nadin akan mencelakai sang istri, ia tak akan membiarkan rencana wanita licik itu berhasil, ia akan mengagalkan rencana mantan kekasihnya.

Biarlah Almira tak mengetahui rencana jahat wanita licik itu, ia tidak mau Almira sampai mengalami stress ketika mengetahui apa yang akan dilakukan Nadin nanti, ia juga tidak mau jika nanti Almira mengalami pendarahan untuk kedua kalinya.

Sungguh, Damian sudah berjanji akan membuat orang itu menyesal karena telah berani ingin mencoba mencelakai istrinya.

Damian juga harus meyakinkan kedua orang tuannya untuk mulai menerima kehadiran Almira dan bayinya. Yah, ia harus melakukannya dengan cepat.

'Ya Tuhan tolong lindungi kedua orang yang sangat kucintai,..'

'Aku tidak mau kehilangan mereka berdua, aku baru sadar jika mereka memang sangat berarti bagiku, aku sangat menyesal ketika dulu aku sudah menyakiti perempuan yang kucintai,..'

'Maka tolong jaga mereka baik-baik, karena aku tidak sanggup jika harus berpisah dengan mereka,.'

'Ya Tuhan, tolong limpahkan kebahagiaan dalam keluarga kecil ku,..' Ucap Damian membatin.

Almira memeluk tubuh Damian dengan erat seolah ia tak ingin lepas satu menit pun dari tubuh Damian, Almira sangat bahagia ketika Damian mulai mencintainya.

'Terimakasih, kau telah memberikan suami yang mencintaiku..'

***

Nadin menelpon seseorang dengan kemarahan yang meletup-letup dalam dirinya, ia tak akan membiarkan Almira bahagia bersama Damian, hanya dirinya lah yang boleh memiliki Damian bukan perempuan lain.

"Hallo, aku ingin kau melenyapkan orang yang bernama Almira dia adalah istri dari Damian Christian,.."

"..."

"Aku ingin kau benar-benar bisa melenyapkan nya, aku sudah muak dengan perempuan itu!!"

"..."

"Aku harap kau memang bisa melakukannya karena beberapa hari aku sudah menyewa pembunuh bayaran namun mereka tidak bisa membunuh perempuan itu, malah mereka sudah berada dikantor polisi."

"..."

"Aku ingin setelah kau melenyapkan nya kau harus membuang jasad perempuan itu kedalam jurang, aku mengandalkan pekerjaan ini padamu, jika kau berhasil melakukannya aku tak akan segan-segan memberikan uang yang berlimpah,"

"..."

"Oke! Aku akan menunggu kabar keberhasilan darimu,.." Nadin menutup telponnya, kali ini ia akan menyuruh orang untuk kedua kalinya dengan tujuan yang sama ialah meleyapkan Almira dari dunia ini lebih tepatnya lagi dari kehidupan Damian.

Steve lagi-lagi mendengar percakapan sang adik yang sudah keterlaluan, ia juga sudah membongkar semua isi kamar Nadin dan yah dugaan nya benar jika perempuan bernama Almira adalah perempuan yang sama yang ia temui dicaffe tempo hari lalu.

Sungguh ia tak percaya dengan kelakuaan sang adik yang ingin melakukan hal criminal pada perempuan itu, memangnya apa sih yang membut Nadin membenci Almira dan ingin melenyapkan Almira? Hn, ia harus menyelidikinya dengan cepat, dan mengagalkan rencana busuk Nadin, sebagai Kakak ia sangat kecewa dengan kelakuan adiknya yang ingin melakukan hal diluar dari batas kewajaran.

Ingin marah, tapi ini bukanlah waktu yang tepat untuk memarahi sang adik, yang harus ia lakukan sekarang adalah menyelidiki dan mengagalkan itulah tujuan nya sekarang. Ia harus bertindak dengan cepat sebelum Nadin akan melakukan hal yang lebih gila dari ini.

***

TBC!


..

Experience of Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang