DREAMING(?)

2K 307 12
                                    

WARNING!!!
TYPO BERTEBARAN!

Srek...

"Sudah pagi loh sayang,"sebuah suara berat tertangkap di telingaku.

Aku membuka mataku, mendapati diriku berada di atas kasur, dengan seorang cowok yang sedang berdiri, menatapku sambil tersenyum cerah.

"Aku sudah membuka gordennya, agar sinar matahari masuk ke kamar kita yang dingin ini,"ucapnya, cowok itu mengelus kepalaku perlahan.

"Jung..kook?"tanyaku kaget.

"Ya?"ia menjawab.

Tunggu dulu. Ada apa ini?

"Kamu mimpi buruk lagi?"tanya Jungkook.

"Em..,"aku bergumam.

Knock...knock!

"Hei kalian berdua, cukup menjadi lovebird! Sarapan sudah siap!"seru suara seorang wanita dari luar.

"Padahal aku ingin berduaan lebih lama denganmu,"cowok itu cemberut.

Aku membelai pipi cowok itu perlahan. Apa ini nyata?

"Kenapa? Kamu mimpi kehilangan aku ya?"cengir cowok itu padaku, ia menggenggam tanganku.

"Ayo, nanti yang lainnya lama menunggu,"ia menarikku perlahan.

Aku bangkit berdiri, dan berjalan keluar, dengan tangan yang masih berada di genggaman tangan hangat Jungkook.

Kami berada di sebuah rumah yang sangat luas, dengan arsitektur modern dan sentuhan ukiran kuno di setiap sudut ruangan.

Ia menuntunku berjalan menuruni tangga, dan berjalan ke arah dapur.

Kudapati Jimin yang sedang duduk sambil membaca koran, Taehyung yang sedang menggoreng sambil memakai celemek, dan Lisa yang sedang memakan cemilan di sebelah Jimin.

"Hei, sudah siap?"tanya Jungkook.

"Sebentar lagi,"jawab Taehyung, ia menaruh makanan di atas lima piring yang sudah berjejer rapi di depannya.

"Hey Rosie, bantu aku menyuguhkan makanannya,"sahut Taehyung.

Ini pertama kalinya aku mendengar Taehyung memanggilku Rosie.

"Okay..,"pegangan tanganku dengan Jungkook terlepas, dan aku berjalan ke arah Taehyung.

Aku mengambil dua piring, dan menaruh di depan Jimin dan Lisa.

"Thanks,"sahut Jimin, sambil membaca koran, yang menutupi seluruh wajahnya.

"Hey Rose, apa kau sudah melakukannya dengan Jungkook?"tanya Lisa gamblang.

"Uh..huh?"aku menyahut kaget.

"Tentu saja. Kami sudha melakukannya semalaman,"sahut Jungkook dari tempat duduknya, ia mengacungkan jempolnya.

"Wait...what?!"seruku.

"Apa yang kau pikirkan Rose? Bukankah kita bermain game horror semalaman?"tanya Jungkook, ia menyeringai.

"Oh..y-ya,"wajahku pasti sangat merah saat ini.

"Pikiran adikku sekarang sudah mulai kotor ya?"sahut Taehyung, ia menaruh 3 piring lainnya di atas meja makan, dan melepas celemeknya.

Taehyung berjalan ke sebelah Jimin, dan duduk di sebelahnya.

Aku duduk di sebelah Jungkook.

"Hei, kau menangis?"tanya Jimin, saat setelah ia menaruh korannya.

"Huh?"aku menyahut, menyeka air di pelupuk mataku.

"Hei, hei kenapa kau menangis Rosie sayang?"tanya Jungkook di sebelahku.

"Bukankah seharusnya kita melakukan misi yang berbahaya sekarang?"tanyaku, aku mulai menangis.

"Misi berbahaya? Apa maksudmu?"tanya Lisa.

"Kita sudah dilatih dari kecil untuk misi itu...misi ke Oblivion,"ucapku di sela-sela sesenggukanku.

Semuanya terdiam. Jungkook mengelus punggungku untuk menenangkanku.

"Kamu pasti mimpi buruk, ya kan?"tanya Jungkook.

"Tidak! Aku ingat. Kita mendapatkan lambang ini...,"aku menatap tangan kananku yang bersih tak bernoda.

"Lambang apa?"tanya Jimin.

"Ah...,"aku bergumam.

"Nah kan, kamu pasti mimpi buruk sayang,"kekeh Jungkook pelan.

Apa iya?

"Nah sebentar lagi kita akan jalan-jalan bareng kan? Hapus air matamu Rosie, kamu tidak ingin mengacaukan liburan kita yang hanya terjadi sekali dalam sebulan ini kan?"tanya Taehyung.

"Liburan..,"gumamku, aku menyeka air mataku lagi.

"Kau dan aku,"bisik Jungkook.

"Kita akan menikah bulan ini kan?"bisiknya lagi, ia tidak mengindahkan ucapan Taehyung.

"Menikah?"tanyaku, dengan suara yang cukup keras, membuat yang lainnya menatpa ke arahku.

"Oh iya. Bagaimana dengan pernikahan mereka berdua, Tae?"tanya Lisa sambil menunjuk ke arahku dan Jungkook.

"Aku sudah menemukan tempatnya,"jawab Taehyung, sambil memakan makanannya.

"Resepsinya kita adakan minggu besok. Persiapkan diri kalian,"lanjut Taehyung.

"Yeyy, kakak ipar benar-benar hebat!"ucap Jungkook, ia tersenyum ceria.

"Hmph,"sahut Taehyung, ia tersenyum bangga.

"Oh iya Rose, kalau kamu mimpi buruk, jangan segan-segan cerita ke kami ya?"tanya Jimin.

"Oh iya benar. Terima kasih,"aku tersenyum.

"Kamu tadi menatapku seakan kamu tidak megenalku tahu? Apa aku harus menghancurkan mimpi buruk itu?"tanya Jungkook, ia cemberut.

"Maaf. Mimpi itu seakan sangat nyata,"

"Dan kita baru saja bertemu di dalam mimpiku, makanya aku kaget saat melihatmu memanggilku dengan sebutan sayang,"lanjutku.

"Jangan lupakan aku Rosee,"ucap Jungkook, ia memelukku.

"Hei?"aku terkekeh pelan.

"Aku sudah bilang, berhenti menjadi Lovebirds saat kita bersama!"geram Lisa, ia memukul meja makan menggunakan sendok yang ia pegang.

"Hei, aku yang membeli sendok itu tahu?!"seru Jimin, tidak terima sendok yang ia beli dengan uangnya itu menjadi bengkok karena Lisa.

"Siapa peduli?! Aku sudah muak dengan Lovebirds di depanku ini, yang selalu mengumbar kemesraan mereka di depanku!"seru Lisa balik.

"Makanya, cari pasangan dasar kau single-forever-woman!"seru Jimin lagi.

"Hei, hei, jaga ucapanmu! Bagaimana denganmu hah? Dasar Single-sad-man!"seru Lisa.

"Diam!"suara bentakan suara berat seorang Taehyung membuat Lisa dan Jimin terdiam.

"Jika kalian bertengkar lagi, aku akan mengurung kalian di dalam satu kamar!"seru Taehyung tegas.

"Huh!"kedua orang tadi sama-sama membuang muka.

Aku menatao keduanya sambil tertawa.

Ternyata, semua hal tentang pembunuhan dan oblivion itu hanya mimpiku saja.

.
.
.

end.

.
.
.
.
.
.
.
Tapi bo'ong ( ͡° ͜ʖ ͡°)

Ini author Scythezx. Cuma mau menghibur kalian semua dengan tambahan chapter yang kurang jelas ini. Maafkeun untuk kalian yang terkena troll ( ͡° ͜ʖ ͡°).

Ini adalah chapter tambahan penghibur kalian untuk menebus kesalahan author yang lama apdet ( ͡° ͜ʖ ͡°).

Bu bai~

THE OBLIVIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang