8: DESPAIR

858 140 19
                                    

Happy Reading guys.....

WARNING!!!
TYPO BERTEBARAN!!!!

.


.
.
.

Ethan's.

.
.

Tut...tutt..

"Halo, Ethan?"sapa suara perempuan sesaat setelah panggilan terhubung.

"Jennie! Kamu..udah nyelamatin mereka?"tanyaku cepat.

"Udah kok. Ini mereka baru aja masuk apartemen,"jawab Jennie.

"Makasih,"gumamku.

"Hey,"sahut Jennie pelan.

"Ya?"

"Perbuatanmu kali ini benar-benar..,"ucap Jennie sambil menghela nafas.

"Kau sudah mengacaukan lab Jayden, belum lagi kalau tetua mengetahuinya, apa yang bakal kau lakukan hah?!"lanjutnya.

"Sabar Jen..,"balasku.

"Bagaimana aku bisa sabar? Kamu akan kehilangan kekuasaanmu kalau begini terus,"ucap Jennie.

"Mereka itu anak dari para petinggi, Jen."

"Petinggi?

"Pemerintah,"gumamku.

"Ke-kenapa anak petinggi seperti mereka masuk test Oblivion ini?"

"Aku harus menjaga rahasia, Jennie,"jawabku sambil menghela nafas.

"Hmm..,"gumam Jennie pelan.

"Kamu tahu...apa saja yang terjadi sebelum Dauntless terbentuk?"tanyaku.

"Maksudmu?"tanya Jennie balik.

"Pernahkah kau mendengar...tentang eksperimen?"

"Itu...apakah yang dilakukan untuk menguji skill?"tanya Jennie.

"Ya. Eksperimen manusia yang digunakan untuk menguji skill,"balasku.

"Beberapa anak diambil dari berbagai distrik untuk menjadi bahan percobaan,"lanjutku.

"Sebelumnya ada banyak anak yang juga diambil selain mereka, tetapi mereka yang terakhir. Hal itu karena percobaannya berhasil,"

"Melahirkan jajaran pertama pelindung Dauntless. Pion pertama pembentukan Dauntless yang tak terkalahkan."

"Ada apa dengan eksperimen yang jamu jelaskan ini?"tanya Jennie.

"Mereka...adalah keturunan dari orang-orang itu, Jennie."

"Hah?!"sahut Jennie kaget.

"Kamu di mana sekarang?"tanyaku mengalihkan topik.

"Loh-loh, tunggu! Aku masih punya pertanyaan!"sergah Jennie.

"Simpan untuk nanti,"ucapku singkat.

"Yah..aku ada hall. Mau balik ke toko,"jawab Jennie.

"Kalau nanti bertemu Jisoo, sampaikan terima kasihku kepadanya,"ucapku.

"Nanti kumpul bareng ya kalian semua,"lanjutku.

"Sudah dulu."

Aku kemudian menutup panggilan telepon tersebut.

.
.
.

Aku sekarang berada di luar ruangan simulasi. Tepatnya di toilet, hal ini karena aku harus bersembunyi dari pendamping yang lainnya.

THE OBLIVIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang