9: DISCOVERY

1.1K 142 23
                                    

Happy Reading!!!

WARNING!!!

TYPO BERTEBARAN!!!




Lisa's.

.
.

"Sudah tidur?"sahut Taehyung, ia berdiri di ambang pintu.

Aku menaikkan selimut Rosé sampai menutupi lehernya, "sudah."

Taehyung kemudian melangkah maju, menuju ke arahku. Ia kemudian berhenti di sebelahku, sambil memandang Rosé dalam diam.

"Dia masih menangis,"gumam Taehyung, saat mendengar isakan kecil dari Rosé.

"Yah. Tapi dia sudah terlalu capek untuk melakukan sesuatu untuk itu,"jawabku sambil mengangguk.

Taehyung membungkuk, lalu mengelus kepala Rosé dengan pelan.

"Bagaimana dengan Jungkook?"tanyaku.

"Dia sudah dikurung di kamarnya,"jawab Taehyung.

"Dikurung? Hey, kata itu terasa tidak benar..,"balasku sambil merengut.

"Aku tidak tahu harus menggunakan kata apa lagi,"gumam Taehyung.

"Kita ngumpul sama yang lainnya di ruang keluarga, ayo,"ucap Taehyung, lalu berjalan keluar.

Aku melirik ke arah Rosé yang sudah tertidur walaupun isakan tangisnya masih terdengar. Setelah itu, aku menyusul Taehyung dan menutup pintu kamar Rosé perlahan.

"Beristirahatlah dulu, Rosé,"gumamku pelan.

Aku kemudian berjalan menuruni tangga dan melihat kalau Taehyung sudah bersama Jimin dan Ethan.

Aku menatap ke arah Jimin dengan curiga, ada sesuatu yang tidak benar dengannya.

.

Flashback, on.

.

"Jimin oppa, ayo kita keluar dulu!"seruku, sambil menggiringnya keluar dari kamar itu.

Tanpa menjawab, Jimin kemudian berjalan dengan cepat, walau agak pincang.

Kami melewati Ethan yang sedang tercekik oleh Jungkook, berjalan turun ke ruang keluarga.

"Jimin oppa, apa yang terjadi?"tanyaku saat kami menuruni tangga.

Jimin yang menatap ke depan itu sama sekali tak menoleh, dan ia terus menatap tangga sambil berjalan menuruni anak tangga itu dengan hati-hati.

Ah dia pasti sedang fokus agar tidak terjatuh.

Setelah sampai di ruang keluarga, aku dan Jimin duduk berdua bersebelahan. Wajah Jimin terlihat aneh, ia terlihat sangat ketakutan.

"Jimin oppa..,"gumamku, sambil menepuk pundaknya perlahan.

"Oh, oppa duduklah dulu, aku akan ambilkan air minum,"ucapku.

Aku kemudian bangkit berdiri dan berjalan ke arah dapur. Aku mengambil gelas, lalu mengisinya dengan air putih.

Setelah itu, aku kembali ke ruang keluarga. Aku menyodorkan air putih pada Jimin dan langsung ia terima.

Sehabis minum, Jimin kemudian meletakkan gelas itu di meja. Ia menutup wajahnya dengan telapak tangannya.

THE OBLIVIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang