THE OBLIVION

10: BASEMENT.

Warning!!!
Typo Bertebaran!!!

.
.
.

Lisa's

.
.

Apa yang tampak di depan mataku kini terlihat seperti di film sci-fi.

Lemari milik Jimin yang memang sudah menyimpan pertanyaan besar bagi kami. Terlebih lagi, semua kini menjadi lebih gila.

Jimin mengutak-atik jam yang berada di dalam lemari itu, lalu melangkah mundur.

"Saviour authorities, access granted."

Terdengar suara seperti itu entah darimana.

"Woah ini..,"gumamku.

"Eh, lihat jamnya!"seru Rosé.

Jamnya..terbelah menjadi dua?

Kami semua terdiam melihat hal itu. Bagian dalam lemari serta jam itu membelah dua, terbuka. Sebuah tangga yang mengarah ke bawah terlihat.

"Gila gila..,"sahutku, sambil melongok ke bawah.

"Ini gelap banget sih,"gumam Taehyung.

"Kita juga nggak tahu apa yang ada di bawah,"lanjutnya.

"Apa kita perlu ambil senter?"tanya Jimin.

Rosé kemudian mengacungkan tangannya sambil mengangguk.

"Oke, akan ku ambilkan,"balas Jimin, yang kemudian berjalan keluar dari kamar untuk mencari senter.

Aku terus menengok ke bawah untuk memastikan tidak ada apa-apa yang mencoba naik ke atas. Apapun itu.

Tapi yah, karena aku terlalu kepo, aku mulai melangkah ke depan.

"Heh Lis,"cegah Taehyung sambil memegang lengangku.

"Aku cuma mau turun satu tangga aja,"balasku.

"Nggak, mana tahu kalau nanti ada jebakan di bawah sana,"ucap Taehyung tegas.

Aku menghela nafas sambil menatap  kembali ke tangga itu dengan raut wajah melas.

"Nih akhirnya ketemu,"sahut Jimin yang baru saja kembali.

"Sini,"gumam Taehyung sambil menjulurkan tangannya.

Jimin kemudian memberikan senter itu pada Taehyung.

"Aku duluan,"ucapnya, sambil menyalakan senter itu.

Ia kemudian mulai melangkah turun. Tapi saat baru saja melangkahkan kaki di anak tangga itu..

Lampu bewarna kebiruan langsung menyala, mengikuti arah tangga yang menuju ke bawah.

Sesaat kami terdiam, menatap jalan yang semula sangat gelap kini berubah terang.

"Hah...ahahahahahahahaha!!"sahut Rosé, ketawa nggak terkontrol.