BUNGA YANG INDAH

46 8 0
                                    


I think I'm the last but I feel I'm the same as the others, only your stopover is not a place to live

♡♡♡

Setelah ujian selama 5 hari yang menguras jiwa raga kami, akhirnya berakhir juga penderitaan itu. Kita tinggal menunggu pembagian rapot dan sekarang sedang melangsungkan porseni.

Dari mulai futsal putra, volly putra putri, menyanyi, menari, membaca puisi, senam dan lain lain di perlombakan disini. Aku hanya berperan sebagai penonton saja.

Sahabatku via, dia ikut lomba menari. Dia memang sangat ahli menari jaipong, tari tradisional dari jawa barat. Aku suka sekali melihatnya menari, tubuhnya sangat lentur, aku rasa baud baud pada tubuhnya sudah terlepas atau mungkin saja longgar, oh ya ampun aku bicara apa sebenarnya, sudah abaikan saja.

Rara, dia sangat bersemangat untuk mengikuti lomba senam, tapi masalahnya dia terus memaksa aku untuk ikut, aku kan tidak mau. Aku sudah bilang, aku jadi penonton saja, dasar rara pemaksa.

Fana tidak sekolah, dia sedang liburan ke luar kota. Oh ayolah, kita belum resmi berlibur fana. Kea, dia panitia porseni ini. Ya dia memang aktif di sekolah, tidak seperti aku. Usan dan zia mereka malah bersantai di rumah, mereka bilang kasur itu memiliki magnet yang tidak sanggup mereka lawan, hualah lebay sangad.

Disinilah aku sekarang, menari dan menyanyi di dalam kelas sendiri. Ya aku lebih suka begini, sebenarnya akupun malas sekolah tapi ya mau bagaimana lagi, dirumah sangat membosankan.

"Looking through my phone again feeling anxious
Afraid to be alone again, I hate this
I'm trying to find a way to chill, can't breathe, oh " aku menyanyikan lagu shawn mendes berjudul in my blood

"Is there somebody who could...
Help me, it's like the walls are caving in
Sometimes I feel like giving up
No medicine is strong enough
Someone help me
I'm crawling in my skin
Sometimes I feel like giving up
But I just can't
It isn't in my blood
It isn't in my blood"

Tiba-tiba pintu di buka, menampakan sesosok makhluk yang entahlah. Dia rara dan via

"Key sedang apa disini ?" Tanya via padaku
"Nyanyi" jawabku
"Menyanyi tuh di panggung ngapain disini" kata rara
"Kalau di panggung berarti ikut lomba dong ?" Tanyaku
"Yo jelas" jawan rara
"Apaan, ogah ah malu" kataku
"Gak apa-apalah coba-coba" kata via
"No, thank you" jawabku dengan logat india

Kami menghabiskan waktu dengan menyanyi, menari bersama di kelas karena ingin pulang pun sulit, setiap gerbang di jaga oleh para anggota osis. Mulai dari gerbang depan, belakang, samping, semua dijaga. Ya kecuali kita naik benteng, tapi aku rasa itu tidak mungkin, apalagi dengan memakai rok seperti ini.

"Nyanyi dangdut dong" kata rara
"Boleh, dangdut music my country kan" ucap via
"Ayo mulai"

Kita memutar lagu haruskah berakhir versi lesti DA. Tapi ini lagunya sedih, kita tidak bisa goyang. Akhirnya kita menggantinya dengan lagu birunya cinta yang dinyanyikan oleh via vallen. Kita bersenang-senang, berjoget, menyanyi dan tertawa bersama.

♡♡♡

"Hah cape" ucapku sesampainya di rumah, aku membuka handphoneku, banyak notification masuk, ada 27 panggilan tak terjawab  dan 35 pesan singkat atau sms. Siapa sih ini ? Saat aku membukanya ternyata itu dari dokter andik. Ya ampun, kenapa lagi ini dokter. Aku menelpon balik tetapi tidak di angkat, beberapa saat kemudian dia menelponku kembali.

"Hallo" kataku
"Hai" jawabnya
"Ada apa mas ?"
"Gak apa-apa, kangen aja" apa-apaan dia, hanya karena rindu sampai sebegitunya
"Duh mas, kirain ada apa"
"Hehe, kamu lagi apa ?"
"Lagi tiduran, barpulsek"
"Apa itu barpulsek ?"
"Baru pulang sekolah, mas"
"Oalah, pake di singkat-singkat segala"
"Iya biar irit"
"Kenapa harus irit-irit ?"
"Gak tau juga, hehe"
"Saya mau ke rumah kamu sekarang"
"Ngapain mas ?"
"Kan udah saya bilang, saya kangen" pipiku sudah merah
"Iya deh seterah mas aja"
"Kok seterah, terserah kali"
"Iya itulah"
"Ya udah tunggu saya ya"
"Heem"

Kok aku deg-degan gini ya, ya ampun aku harus apa ya ? Mandi dulu deh

♡♡♡

Bel rumah berbunyi, aku segera turun untuk membuka pintu, kebetulan di rumah sedang tidak ada siapa-siapa, hanya aku sendiri.

Saat aku membuka pintu, aku tidak melihat siapapun, hanya ada buket bunga tergeletak di lantai dengan cokelat. Aku mengambilnya, aku celingak celinguk mencari pemilik atau pengirim buket bunga dan coklat ini.

Saat aku berbalik akan masuk ke dalam rumah, tiba-tiba

"Daaaar"
"Hua kucing kejepit bertelor" latahku
"Ih mas andik ngapain sih pake ngagetin segala" kataku
"Hahaha, sejak kapan kucing bertelor ?"
"Au ah sebel"
"Uluh uluh, jangan cemberut gitu dong, makin gemes deh"
"Ih apaan sih"
"Kamu cantik"
"Dari lahir" jawabku jutek
"Manis lagi"
"Emangnya gula" aku sebal sekali karena dia mengagetkanku
"Udah dong ngambeknya"
"Abisnya ngeselin sih"
"Iya maaf deh keyra yang cantik, imut, lucu dan manis"
"Alay, udah sana pulang"
"Lah kok di usir"
"Bodo amat"
"Saya jauh-jauh loh dateng kesini, masa di usir"
"Ya terus mau ngapain ?"
"Suruh masuk gitu"
"Gak usah, pulang aja"
"Jahad bgt deh"
"Ya udah masuk"
"Makasih sayang" katanya lirih
"Hah ? Apaan ?"
"Ngga apa-apa, kamu cantik"
"Udah deh gak usah ngerayu mulu"
"Abisnya seru banget kalau ngegodain kamu"
"Ih nyebelin, oh iya ini bunga sama cokelat punya siapa ya ?"
"Punya kamu"
"Tau dari mana ?"
"Tau aja"
"Kok bisa tau ? Ini dari mas ?"
"Iya"
"Buat aku ?"
"Iya"
"Kenapa ?"
"Kenapa apanya ?"
"Kenapa ngasih bunga sama cokelat ?"
"Pengen aja" aku mengernyit mendengar jawabannya
"Ya udah deh makasih ya, silahkan duduk"
"Sama-sama"

Aku pergi ke dapur untuk membuatkannya minum, bunga pemberiannya aku pindahkan ke vas bunga dan disimpan di atas meja makan. Bunga mawar warna merah, aku suka warna merah. Cokelatnya jelas aku makan karena aku sangat suka cokelat.

"Ini mas diminum" kataku sambil menyimpan gelas berisi sirup dan kue di atas meja
"Iya terima kasih"
"Mas ada apa kesini ?" Tanyaku setelah aku duduk
"Ya ampun saya kan udah bilang, saya itu kangen"
"Mas gak usah alay deh"
"Ya orang beneran kangen"
"Mas jangan bikin orang kebaperan dong"
"Saya kan serius"
"Masa ?"
"Iya, kalau gak percaya, sekarang juga saya bawa kamu ke penghulu"
"Ih apaan sih mas"
"Saya serius loh"
"Hmm"
"Kok hmm doang ?"
"Terus ?"
"Mau gak ?"
"Mau apa ?"
"Saya ajak ke penghulu"
"Mau ngapain ?"
"Dagang sate, ya nikah lah"
"Oh sama siapa ?"
"Ya sama kamu lah"
"Kok bingung ya"
"Ini otaknya lemot sih" kata mas andik sambil memukul kepalaku
"Ih mas sakit tau"
"Iya tau"
"Kalau tau kenapa dilakuin"
"Gak apa-apa"
"Ish"

Orang tuaku tahu mas andik datang ke rumah. Tapi mereka terlalu sibuk untuk menemuinya. Mereka hanya menitip salam untuk calon mantu katanya. Hah? Siapa? Dokter ini? Dengan aku? Tak mungkin.

Kami asik mengobrol sampai tak terasa hari sudah senja, mas andik berkata bahwa besok dia akan mengajakku jalan-jalan, aku senang. Setelah dia pergi, aku memikirkan kata-katanya yang tentang menikah. Apa dia serius ? Atau tadi hanya candaan ? Apa benar dia mau menikah denganku ? Pertanyaan itu terus berputar di kepalaku. Akhirnya aku memutuskan untuk makan saja, lagipula sejak pagi aku belum makan.

◇◇◇

Wah ini gak updatenya lumayan lama ya, tapi makasih ke para readers yang setia nunggu cerita aku, hehe

Semoga menghibur ya

Salam hangat dari aku

Anafa

Salah Ku (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang