37. Jadian?

2.4K 95 1
                                    

Menjadikan kamu sebagai kekasih, bukan semata-mata untuk mengejar status. Aku cuma ingin semesta tahu, bahwa kamu adalah milik ku.

-RandyGentaraArlano

Setelah kejadian Mauren dan kawan-kawan masuk ke dalam sel tahanan. Sebenar nya Gentara papa Randy menuntut Mauren dan kawan-kawan selama bertahun-tahun. Tetapi Gastha menolak mentah-mentah, ia sebenarnya tidak mengizinkan Gentara atau Candra melaporkan kasus ini kepada polisi. Tetapi sikap keras kepala kedua nya sama-sama keras.

Alhasil mereka ditahan selama 3bulan itu permintaan Gastha, sebenarnya usia di bawah 17 tahun biasa nya yang menanggung orang tua nya. Kebetulan orang tua mereka setuju atas laporan dari Gentara, semata-mata hanya untuk memberikan pelajaran kepada Anak-anak mereka itu. Tidak lebih dan tidak lain, agar mereka meratapi nasib di dalam tahanan. Dan menyadari bahwa kejadian yang sudah mereka lakukan itu mengancam nyawa seseorang.

"Sial, ini gara-gara lo Ren, Key gue jadi ikutan di penjara. Padahal lo yang suka Revan, dan Lo yang suka Randy." Ujar Naya menatap kedua nya.

"Ko lo jadi nyalahin kita sih? Kan lo juga yang setuju rencana ini, berani berbuat berani bertanggung jawab dong. Jangan egois kita disini sama-sama salah," sahut Kesya

Mauren yang sedari tadi geram sama kelakuan kedua sahabat nya itu akhir nya angkat suara. "Apaan si kalian berdua berisik tau gak si, lagian cuma 3 bulan kita disini abis itu keluar. Jalanin aja udah, masih untung di kasih keringanan sama Gastha,"

"Seharus nya lo bertiga sadar, Gastha itu anak baik. Kalian malah selalu cari cara buat dia menderita, untung aja dia masih hidup kalau nggak mungkin Om Candra dan Papa Gentara bakalan hukum mati kalian bertiga!" Ucap Revan yang baru datang,

"Loh Revan lo ada disini?" Tanya Mauren.

"Lo pikir yang ngomong barusan siapa? Hantu? Atau penjaga penjara ini?" Jawab Revan sembari menghampiri tempat mereka.

"Lagian ya Ren gue heran sama kelakuan lo, jelas lo tau kalau pacar Revan itu gue. Kenapa lo malah bahayain Gastha yang jelas gak ada hubungan nya sama Revan," ucap Gladis yang berada di samping Revan.

"Iya Dis gue tau gue salah, disitu gue buta. Seharus nya yang celaka Lo bukan Gastha," ucap Mauren geram.

"Sorry nih lo celakain Gladis,  bakalan mati di tangan gue juga." Ancam Revan dengan nada mematikan.

"Yaelah bercanda kali Van serius amat," ucap keempat wanita itu sembari tertawa.

☄☄☄

Sudah satu minggu Gastha menginjakan kaki disekolah nya, selama beberapa bulan ia koma di rumah sakit. Rasanya menyenangkan ketika kembali ke sekolah. Yang ia kangen saat sekolah bukan pelajaran atau pun tugas sekolah.

Tetapi yang ia kangen saat itu adalah teman-teman yang menyenangkan. Yang selalu lempar canda, yang kadang mengerjai guru, suasana kelas yang setiap pagi rame karena berebutan mencontek PR si anak pintar, lalu ribut disaat jam kosong, disaat freeclass kelas menjadi tempat konser dadakan. Gagang pel mendadak jadi mik, sapu mendadak jadi gitar, lalu meja mendadak menjadi drum. Betapa menyeru kan suasana di sekolah. Sedangkan di rumah sakit ia selalu kesepian.

"Hallo beb, melamun aja pagi-pagi. Hati-hati ah nanti kesambet setan kelas," sapa Randy yang baru saja datang ke dalam kelas Gastha.

"Sialan lo ngagetin gue aja, untung aja gak punya riwayat penyakit jantung." Sahut Gastha menaikan volume suaranya.

"Ke taman yu beb," ajak Randy sembari mengedipkan sebelah matanya.

"Beb beb beb bebek kali, ngapain sih? Itu mata kenapa lagi? Kebanyakan makan obat cacing lo jadinya cacinga," ledek Gastha sembari terkekeh.

"Udah ayo ikut aja komentar mulu kayak fecbook," kata Randy sembari menarik tangan Gastha.

Randy mengajak Gastha ketaman belakang sekolah, tempat di mana pengganti ketika suasana kantin membosankan.

Degup jantung Randy mendadak tidak karuan, berdegup tidak normal untung saja tidak keluar dari tempat persembunyian nya.

Gastha yang melihat raut wajah Randy tegang menyeritkan alis nya.

"Lo kenapa Ran? Tegang banget kayak mau ujian kimia dadakan gitu," ledek Gastha mencairkan suasana.

"Tha gue mau ngomong serius," ucap Randy seketika suaranya melembut tulus setulus benang sutra. *ASEKASEK JOS😀

"Tumben ngomong serius biasa nya juga bercanda," kata Gastha kebingungan, aneh sekali anak ini. Jangan-jangan dia kesambet setan taman pagi-pagi. 

"Tha, gue gue mau ngomong," ujar Randy seketika membuatnya gugup. *jelas lah gugup udah kayak kegeep emak nonton anu gue,

"Iya Randy mau ngomong apa?" Jawab Gastha mencoba bersikap serius.

Randy menatap mata Gastha mencoba mengungkapkan seluruh isi hati nya lewat mata,
Randy menarik tangan Gastha menggengam seakan tidak mau kehilangan cewek yang ia sayang.

Gastha yang mulai mengerti, mencari jawaban lewat mata Randy. Semilir angin pagi detik ini menjadi saksi di antara kemesraan kedua insan. Menikmati tatapan mata, tenggelam di dalam tatapan.

"Gue jatuh cinta sama lo, semenjak kita menjadi musuh." Jujur Randy menyatakan seluruh isi hati nya.

"Saat lo koma waktu itu atau mungkin bisa saja lo pergi untuk selama nya, di situ gue benar-benar takut kehilangan. Dan saat ini gue gak mau kehilangan lo untuk kedua kalinya, gue mau lo selau ada di samping gue. Sebagai kekasih bukan sebagai musuh," sambung nya, tanpa mengalihkan mata nya yang menatap Gastha.

"Izinkan gue musuh lo menjadi kekasih lo, apa lo terima gue?" Tanya Randy sembari menatap lekat mata bulat Gastha.

Sejujur nya Gastha terkejut dengan apa yang diucapkan Randy saat ini, tanpa di duga ternyata Randy bisa romantis juga.

"Cerita nya lo nembak gue? Ah gak romantis, masa nembak nya gak di kasih bunga atau coklat gitu kayak remaja umumnya." Ujar Gastha membuat Randy mengacak-ngacak rambut nya.

"Gue lagi romatis gini, nyusun kata-kata susah lho. Lo mah ngancurin suasana sumpah minta dijadiin kambing guling kali ya," ucap Randy mencubit kedua pipi Gastha yang agak tembem.

"Sakit oncom, lo kira pipi gue ini boneka monyet dicubit-cubit." Sahut Gastha sembari memanyunkan bibirnya. Pertanda bahwa cewek ini sedang ngambek.

"Maaf ya sayang abis pipi kamu kayak bakpau sih jadi bawaan nya pengen cubit aja, eh apa mau dicium?" Goda Randy membuat pipi Gastha memerah. Sontak membuat Gastha memalingkan wajahnya.

Bel berbunyi menandakan bahwa pelajaran akan di mulai tetapi Gastha belum menjawab pertanyaan Randy.

"Sebelum masuk kelas gue mau bilang sesuatu sama lo, sinii deh." Celetuk Gastha sembari menarik telinga Randy.

"Jangan keceng-kenceng tha sakit ogeb," rintih Randy yang kesakitan.

"Randy Gentara Arlano untuk pertanyaan tadi, gue mau jadi kekasih lo." Bisik Gastha sembari lari meninggalkan Randy yang masih bengong di taman.

"Eh Astha gue ditinggalin sialan juga ya, untung sayang. Kalau nggak mungkin udah gue tendang ke planet pluto," ucap Randy sembari menyusul Gastha.

🌞🌞🌞

Hallo guys selamat datang di tahun 2019 ini semoga sukses selalu. Dan semoga harapan nya ditahun ini tercapai, kali ini part paling panjang 😊

Ketika Musuh Jatuh Hati (NEW VERSI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang