4. Pagi Matahari

3.2K 125 3
                                    

Pagi ini sinar matahari nya menyengat hangat.
Seperti senyum mu,
Yang membuat ku selalu terpaku dalam kehangatan~

-Randy Gentara Arlano

🐾🐾🐾

Pagi ini sinar matahari begitu menyengat seorang Randy Gentara biasa bangun siang dan telat ke sekolah. Tetapi ntah kesambet setan apa hari ini ia bangun lebih pagi dan langsung bergegas menuju sekolah.

Sehubung MOPD sudah selsai ia lewati, dalam 3 hari itu seperti berada didalam penjara. Salah dikit di hukum, senior selalu benar.

Bahkan menggunakan atribut yang tidak diinginkan.

"Hello epibadihh!!" Sapa Randy saat sampai dikelas.

"Eh tumben bocah idiot udah dateng," ujar Martin sahabat nya sendiri.

"Apa si netijen sirik aja anda." Ucap Randy pura-pura mengibas rambutnya. Membuat Martin menggelengkan kepala karena tingkah laku sahabatnya itu.

Mungkin jika bunuh manusia itu halal manusia pertama yang akan ia bunuh adalah Randy Gentara Arlano.

Randy pun pergi meninggalkan Martin, ingin rasanya martin meleparkan Randy ke planet mars, tapi ya gimana nama nya sahabat. Udah gitu Randy termasuk spesies langka yang hampir punah jadi patut dilestarikan.

Asik ngoceh sendiri tanpa sadar Randy menabrak seseorang.

"Aduh deh Astha kalo jalan itu pake mata, gue tau mata lo sipit. Tapi setidak nya jangan nabrak gue juga dong," ucap Randy tanpa merasa bersalah. Padahal dirinya sendiri yang menabrak Gastha.

"Astatang, mimpi apa semalem gue pagi-pagi buta begini ketemu Alien. Dosa apa diriku salah apa daku oh tuhan lenyapkan aku dari dunia ini tuhan," ucap Gastha mengacak-ngacak prustasi rambutnya.

"Enak aja lo ngatain gue Alien ganteng begini dibilang alien, gak pantes naik ufo pantesnya naik mobil balap," ucap Randy dengan gaya so cool nya.

Bukan Randy Gentara Arlano kalau hidup nya gak punya gaya. Ingat, Randy itu orang yang banyak gaya. Gayanya selangit, bahkan lebih tinggi dari langit. Saking tingginya suka lupa diri.

"Eh musuh, lo tuh ya lebih jelek dari pada alien!!" Sarkas Gastha lalu mendorong tubuh Randy.

Dorongan Gastha membuat Randy mencium lantai koridor SMA Gentara, untuk saat ini ingin rasanya Randy membunuh Gastha. Beberapa pasang mata mentertawakan kejadian ini.

"Yampun itu cewek galak banget udah kayak Emak tiri," Ujar Randy lalu bangkit dan membersihkan tubuhnya yang kotor akibat terjatuh.

Sembari menggerutu sendiri akibat ulah seorang cewek, ia berjalan tidak tahu arah.

Tanpa sadar kaki nya memilih taman belakang sekolah, karena  ia sedang malas mengikuti pelajaran sejarah hari ini. Sejarah? Hal yang paling malas dibahas. Apa lagi kalau sejarah masa lalu, paling-paling Pak Surya menjelaskan al kisah nenek moyang, yang membuatnya pusing harus mengikuti arah masa lalu itu. Sedangkan diri nya saja tidak mengenal Nenek Moyang.

****

Jam istrahat pun berbunyi🔔

Seluruh siswa berhamburan keluar kelas, ada yang berlarian ke arah kantin untuk mengisi perutnya yang kosong, ada yang menghampiri kelas sang pacar, ada yang menghampiri kelas mantan, ada yang menghampiri toilet untuk merapihkan make up nya yang sudah rusak, ada pula yang tidur dikelas, dan ada juga yang pergi ke perpus untuk membaca buku.

Berbeda dengan kedua perempuan ini, mereka malah asik berbicara. Mengeluarkan unek-unek hari ini yang menjengkelkan. Siapa lagi kalau bukan Claudia Gastha? Yang hidupnya selalu dibayang-bayangin Musuh bebuyutannya.

"Hari ini fiks gue bete!!!" Kata Gastha dengan emosi yang membuncah.

"Why?" Kaget Lalisa, untung saja ia tidak memiliki riwayat penyakit jantung. Kalau memiliki, bisa-bisa pulang tinggal nama saja.

"Masa pagi-pagi gue udah ketemu tuh musuh koplak, dia nabrak gue lagi. Padahal dia yang nabrak tapi kagak minta maaf. Eh malah gue yang disalahin tuh anak," Cerita  Gastha tanpa titik koma.

"Waelah, kalo ngomong nafas apa neng nafas." Celetuk Martin dari ujung pintu.

Namun Lalisa cuma terkekeh melihat Gastha yang membenci Randy. Sudah tidak aneh bagi Lalisa mendengar umpatan Gastha yang dilontarkan untuk Randy. Dari SMP bahkan SMA saat ini, lagi pula kalau Gastha tahu ini sekolah milik dari keluarga Gentara lebih baik Gastha sekolah di tempat yang biasa saja. Namun lagi-lagi orang tua nya yang menyuruh Gastha sekolah disana. Memang, keputusan orang tua tidak dapat di ganggu gugat.

🌞🌞🌞

HAPPY READING GUYS!!!

SALAM LITERASI

Ketika Musuh Jatuh Hati (NEW VERSI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang