39. Masuk tlah tiba

1K 45 4
                                    

Setelah liburan kenaikan kelas, seluruh penghuni SMA Gentara kembali lagi ke rutinitas biasanya. Liburan yang cukup panjang sangat membosankan, tidak lain hanya tiduran dan bermain ponsel. Gabut banget kan? Sedangkan sekolah, lebih malas lagi. Apa lagi harus berkutik dengan ribuan rumus-rumus yang bikin kepala kelimpungan.

Hari ini tepat Gastha dan Randy menduduki bangku kelas 12 SMA, hampir setahun lebih ia menjalin hubungan sebagai kekasih. Memang saat ini hubungan mereka selalu baik-baik saja, tetapi tidak tahu kedepan nya. Waspada harus, karena orang ketiga datang tiba-tiba seperti jailangking kayaknya. Datang tak di undang, pulang tak diantar. Ehe:p

"Tungguin gue kek Tha buru-buru amat masuk kelas udah kayak emak-emak mau berburu diskonan," celetuk Randy saat dirinya sedang berada di koridor sekolah bersama Gastha. Ia memang sering berangkat dan pulang sekolah bersama.

"Bacot banget lo, cepetan kek jalan nya. Gue kan penasaran dapet kelas dimana," sahut Gastha sembari jalan terburu-buru.

Bruk..

"Awwwwww sakit anjer," teriak Gastha saat dirinya sudah terjatuh duduk.

Tadi saat Gastha yang jalan nya terburu-buru tanpa sengaja ia bertubrukan dengan seseorang alhasil membuat dirinya tersungkur ke lantai koridor sekolah. Untung saja sekolah masih sepi, jadi tidak banyak yang melihat nya terjatuh.

"Ups, sorry gue gak sengaja. Sini biar gue bantu," ucap nya sembari mengulurkan tangan untuk menolong Gastha.

"Terimakasih dan gak perlu," judes Gastha saat melihat si penabraknya tadi.

Di lihat dari wajahnya asing, sepertinya anak baru.

"Oya, kenalin. Gue Gernal, anak baru disini. Sorry ya, gue gak sengaja. Tadi gue juga buru-buru cari ruang kepsek gak ketemu-ketemu," cerita Gernal kepada Gastha.

"Mangknya mas jalan pake kaki melihatnya pake mata, ada orang main tabrak aja. Dikira gue tanggul ditengah-tengah jalan kali ya," kesal Gastha saat diri nya sudah kembali berdiri. Lututnya berdarah, sepertinya benturan nya terlalu keras.

Randy yang melihat Gastha sedang berbicara dengan lelaki yang ia tidak kenal, dengan buru-buru Randy menghampiri kekasihnya.

"ASTAGA KUTIL BADAK, KAKI LO KENAPA? BERDARAH GITU," teriak Randy saat melihat lutut Gastha yang berdarah.

"Gausah teriak anjer, lo pikir gue budek. Kuping gue masih normal," kesal Gastha saat Randy yang datang-datang sudah teriak.

Pagi ini moodnya benar-benar ancur, harusnya ia bangun siang, harus nya ia hari ini masih terlelap dalam mimpi, harusnya ia hari ini tidak sesial ini, dan harusnya aku yang disana dampingi mu dan bukan dia. Anjer malah nyanyi,-

"Gue kan terkejued pacar gue berdarah gitu, nanti infeksi gimana? Terus terkena virus-virus gitu gimana? Terus nanti harus di amputasi gimana?" Ucap Randy histeris.

"Lo nyumpahin gue cacat gitu?" Kesal Gastha.

"Nggak kok, tapi kalo lo cacat gue tetap disamping lo kok. Nanti lo gue kenalin selingkuhan gue deh," canda Randy membuat Gastha menggrutu kesal.

"Eh kalian berdua pagi-pagi gak boleh berantem, mendingan damai. Siapa yang cinta damai dia yang paling tentram," ucap Gernal sembari menyanyikan lagu perdamaian yang biasanya dinyanyikan oleh ibu-ibu kosidahan.

"Tha, dia kenapa njir?" Tanya Randy saat melihat kelakuan Gernal.

Gastha yang melihat Gernal bertingkah aneh langsung merasakan bulu kuduknya merinding.

"Anjir gue rasa ya, setan koridor lagi nyapa dia. Secara kan dia penguhuni baru," ujar Gastha sembari menengok ke kanan dan kekiri.

"Lo anjir setannya, enak aja. Cowok ganteng kayak gue gini di bilang setan," kesal Gernal saat sepasang kekasih ini sedang meledeknya.

"Ran kita hitung 1 sampe 100 terus kabur ya," ajak Gastha sembari membuat aba-aba siap lari.

"Bego, ngitung sampe 100 keburu upin ipin beranak njir." Kata Randy sembari mengikuti Gastha.

"Eh ga papa seru tau, kali aja kalo gue ngitung 1 sampe 100 nanti nija hatori bisa berubah jadi ninja exspresss." Ucap Gastha sembari membayangkan nija hatori mengantar paket.

Randy yang merasa nyambung dengan ucapan Gastha akhirnya melanjutkan ucapan Gastha, "terus nanti dia teriak gini ya, "MISI MBAK PAKETTTTTTTTTTTTTTTTT." Teriak Randy sembari meniru gaya kurir yang suka mengantar pesanan nya.

Mereka berdua tertawa sembari memegang perutnya yang sudah kesakitan, karena tertawa melulu sejak tadi.

"DASAR PASANGAN IDIOT," teriak Gernal lalu meninggalkan Randy dan Gastha.

******

Bel masuk sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu, tetapi keadaan kelas masih saja ramai penduduknya. Karena sedari tadi mereka hanya merebutkan posisi mereka duduk, ternyata kelas mereka tidak dipisah tetap seperti dikelas 10 dan 11.

"EH GUE YANG DUDUK DI SINI DULUAN, APA-APAAN LO NARO TAS DISINI. GUE TINGGAL KE DEPAN SEBENTAR DOANG DI CIPET ANJER BANGKU GUE," teriak Zizy selaku siswa kelas tersebut.

"Yaelah lo kan bisa cari tempat duduk lagi, lagian mata gue minus tau. Kalau gue duduk di belakang gak kelihatan," ujar Cantika selaku murid yang menggunakan kacamata tebal.

"ASTAGA CANTIKA DEWITA KACAMATA LO UDAH GEDE GITU MASA MASIH KAGAK KELIATAN, JANGAN SAMPE GUE BELIIN KACA MATA RENANG NIH." Teriak Zizy lagi.

Disaat Zizy dan Cantika sedang berdebat merebutkan tempat duduk, beda halnya dengan Gastha yang sejak 10 menit yang lalu sudah pulas bahkan sudah sampai kepulau seribu. Yaps, betul sekali. Anak gadis itu sudah tertidur sejak bel masuk tadi. Ia memilih bangku paling pojok belakang, yang sangat amat nyaman untuk tidur.

Ia duduk dengan Lalisa, yang sedang membaca novel yang baru dia beli kemarin. Sengaja dia membeli banyak novel untuk stok kegabutan nya selama dikelas.

"WOI LO BERDUA BERSISIK BANGET SIH, GUE TUH YA LAGI TIDUR. MIMPI INDAH, DAN SUARA JELEK LO ITU GANGGU MIMPI INDAH GUE ANJIR." Teriakan Gastha membuat Zizy dan Cantika diam. Walaupun Zizy laki-laki tetapi ia juga merasakan takut saat cewek bar-bar kayak Gastha marah-marah.

"Lagian udah tau sekolahan pake acara tidur dikelas lagi," celetuk Jeni dari bangku yang dekat dengan pintu masuk.

"Emang ini sekolah lo? Sampe-sampe lo ngelarang gue tidur di kelas. Lagian ya, gue tuh tidur gak pake acara. Tidur ya langsung tidur," sahut Gastha yang emosinya sudah sampai di ubun-ubun.

"Ya berati bebas juga dong Zizy sama Cantika mau berdebat, toh ini bukan sekolahan lo juga." Sambung Jeni lagi.

"Wah-wah, mereka berdua aja gak komplen kayak lo ya. Kenapa lo komplen mulu kayak pelanggan lazada?" Kesal Gastha, mereka berdua memang tidak pernah akrab. Selalu saja bertengkar disetiap pertemuan, semenjak Gastha menjadi kekasih Randy.

Kelas yang sudah ricuh gara-gara adu mulut mereka akhirnya Lalisa turun tangan. Memberhentikan perdebatan mereka, kalau tidak di berhetikan ia akan terus menerus sampai lulus sekolah.

"Bacot lo berdua diem kenapa sih gak usah berantem mulu udah kayak anak tk berebutan lolipop lo pada, udah gede woi kelas 12 masih aja kayak kelas 10. Ribut mulu kagak ada keuntungan nya," jelas Lalisa membuat Jeni dan Gastha diam.

"Wanjir kepala suku mengeluarkan bakatnya," riuh kelas bertepuk tangan karena ulah Lalisa.

"Yaudah lo duduk di depan deh, biar gue duduk di belakang sama kedua cewek singa onoh." Ucap Zizy sembari menunjuk ke arah Lalisa dan Gastha. Kebetulan bangku di depan mereka masih kosong.

Jeni yang masih tidak terima melirik Gastha sinis, Gastha yang menyadari membalas senyuman liciknya.

"Apa lo liat-liat? Sorry aja nih, gue bukan tulang yang lo liatin." Ucap Gastha sembari duduk kembali di bangkinya. Jeni yang mendengar ucapan Gastha hanya mendengus kesal, dia pikir Jeni anjing apa ya ngeliatin tulang.

🌞🌞🌞🌞

HOLLA AKU COMBEC💋

Ketika Musuh Jatuh Hati (NEW VERSI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang