48. Markas

57 8 4
                                    

Jangan terlalu banyak omong, kalau tidak ada buktinya. Perempuan bukan bahan mainan, apalagi bahan taruhan.

💥💥💥💥

"Kenapa kalian masih belain pengecut itu hah? Sedangkan kalian itu anak buah gue," marah Zeyn menggebrak meja yang berada di depan nya.

"Kata pengecut lebih cocok buat lo Zey," ucap Ary.

****

 Dilain tempat Randy sedang memikirkan keadaan Gastha, sejak tadi ia menghubungi Gastha tidak mendapatkan balasan. Jujur ia mengakui kesalahannya, karena saat Gastha menghubungi nya tadi ia sedang berada dirumah Martin. Malas membuka Handphone karena masih terbelenggu dengan pikiran-pikiran buruk tentang rencana Zeyn.

Martin yang sedari tadi melihat tingkah aneh sahabatnya sudah faham, dulu sahabatnya itu kehilangan sosok sahabat yang disayanginya. Ia merelakan semua nya demi sahabatnya itu, tetapi ternyata itu hanya permainan licik dari Zeyn. Dan saat ini sudah dipastikan Randy sedang merasakan ketakutan, takut kejadian beberapa tahun lalu terulang kembali.

"Mending lo kerumah nya aja deh, pastiin kalau dia ada dirumah." Ujar Martin sembari menepuk pundak Randy.

Randy menoleh menatap Martin, apa yang harus ia lakukan saat ini.

"Semua akan baik-baik aja Ran," yakin Martin membuat Randy tersenyum.

Tanpa pamit Randy meninggalkan Martin dan menuju rumah Gastha.

Randy melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, tanpa perduli tatapan pengendara lainnya. Ia benar-benar tidak perduli apapun, ia hanya ingin memastikan bahwa kekasihnya baik-baik saja. Sejak tadi pikiran nya tidak enak, ntah perasaan apa yang menghantuinya.

Beberapa pesan masuk yang membuat ponsel nya berdering tidak ia hiraukan, ia terus melajukan motornya hingga sampai kerumah Gastha.

Setelah beberapa menit ia melajukan motornya untuk sampai dikediaman Gastha ia segera mengetuk pintu rumah sang gadisnya, ia harus memastikaan bahwa Gastha ada dirumah dengan aman. 

"Eh den Randy, ada apa den?" ucap bibi yang sedang menyiram tanaman diteras rumah Gastha. 

"Gastha ada bi?" tanya Randi dengan cemas. 

"Lho, non Gastha belum pulang sekolah. Saya pikir dia pergi bersama den Randi," jawab bibi. 

Jawaban bibi membuat Randy diam seketika, ia menggambil ponsel yang berada disaku celana nya. 

Message (10

ARY 

lo dimn? 

cewek lo diculik sma zeyn

skrg dia ada dimarkas

slametin cwe lo skrg jg

bls psn gw njing lgi genting gini so sbuk lo

p

p

p

p

cpt ke mrks skrg!!!

read

YOU 

Gw otw thanks infony


Pesan dari Ary membuat Randy panik seketika, ia segera pamit ke bibi lalu melajukan motornya ke markas. Sepanjang jalan ia masih saja memikirkan keselamatan Gastha, bisa-bisanya Zeyn menjadikan Gastha sebagai umpan untuk merusak kebahagiaan nya. Memang kadang manusia suka tidak tahu diri, jabatan yang sudah Randy serahkan kepada Zeyn ternyata malah membuat Zeyn berbuat seenaknya. 

Sahabat yang dulu ia banggakan, sekarang menjadi musuh utama yang harus ia hindari. Ia pikir masalah di masalalu tidak akan terjadi lagi semenjak Randy meninggalkan markasnya. Tetapi ternyata Zeyn malah mengibarkan bendera perang. 

"Oke Zeyn, peperangan dimulai." ujar Randy dalam hati dengan menggas motornya dengan kecepatan tinggi. 


********

Holla guysss happy reading and salam literasi!

Ketika Musuh Jatuh Hati (NEW VERSI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang