Fyi, gue Jeno, mau sedikit bercerita.
Jadi, gue menyadari kebodohan pertama dalam hidup. Meminta seorang wanita untuk menjadi teman? Bodoh? Banget.
Kalo lo tanya tentang gue sama Nathalie, kita berdua ga ada apa-apa. Gue sembunyi dari Nat sejak insiden di perpustakaan.
Kayanya Jihan lihat deh, haha. Sempat ngerasa cemburu nggak ya? Karena gue cemburu ketika tau kalo dia jadian sama Renjun.
Nat paham sewaktu gue bilang, "Maaf bae, gue gabisa lanjutin ini."
Brengsek ya? Emang. Dan laki-laki brengsek ini menyukai Jihan Rosalin.
Oh ya, sekarang Natha lagi gencar deketin Hyunjin, bad boy dari kelas sebelah. Entahlah, emang seleranya apa gimana.
Sewaktu barbeque party, gue lihat dia seneng banget bercandaan bareng Renjun. Ketawa mulu. Jealous sih jelas, tapi ya sadar diri dong bambank.
"Jen, maneh jangan ngelamun ngapa," Haechan dateng-dateng nepuk punggung gue keras banget sialan, minta dihujani umpatan.
"Ngelamun opo, sih? Menikmati suasana iki jenenge," jawab gue sedikit meninggikan suara.
"Aaw!"
Gue noleh. Iya, Nako ketabrak Jihan yang lagi bawa teflon panas.
"Eh Nako, maaf!" Jihan panik.
Lihat, dia panik aja masih cantik. Sayangnya, bukan punya gue ya.
Hm, tontonan menarik. Ayo kita lihat drama si Nako.
Mereka ribut di tempat sampe si Jisung akhirnya nyamper. Kenapa ga gue? Lah ngapain, yang pacarnya aja belum tentu peduli.
Tuh, Renjun lagi tendang-tendangan sama Nana, ditambah Samuel sama Chenle yang jadi penyorak.
Jaraknya nggak begitu jauh, tapi emang nggak deket satu sama lain.
Jihan naruh teflon di dipan kayu sebelah, lalu gandeng Nako entah mau kemana. Pertolongan pertama luka bakar mungkin?
Tapi, dengan beraninya Nako nepis tangannya Jihan. Wow, drama dimulai?
"Heh!" gue reflek bentak Nako dari tempat gue duduk sama Haechan.
Nggak cuma satu-dua yang noleh, tapi semuanya.
"Apa-apaan lo Nako? Jangan kasar, lo nggak kaya gini."
Gue jalan nyamperin mereka. Lebih tepatnya berdiri di samping Jisung.
"Emang Nako harus ini-itu ya? Harus memenuhi tuntutan dari kalian? Iya? Ini hidup Nako, kenapa sih kalian suka mandang remeh?" mata dia mulai berkaca-kaca.
Tuh, kan? Yah, aku tau Nako yang sebenarnya. Dia menyukai Renjun.
"Jen, jaga omongan lo," ucap Jihan tajam.
Nako pergi, Jihan nyusul. Ah, salah lagi gua. Harusnya bukan begini.
"Mas Jeno," Samuel nepuk pundak gue.
??
"Mbak Jihan biasa gitu. Maaf ya, bentar lagi juga balik kok."
Malah si Full Sun yang ngangguk.
"Iya tuh Jen. Gue sama Samuel kebal ditajemin gitu. Lo kan semeja sama dia setengah tahun, masa belum paham juga?"
Samuel nyenggol tangan Haechan.
"Mas Jeno kaget tuh! Lagian siapa tau kakak gue pernah ada rasa gitu kan sama Mas Jeno, makanya gapernah ditajemin tuh."
Hah? YANG BENER AJA?
"KENAPA LO BARU BILANG SIH ASTAGA SAMUEEEELLL!!!"
Gue menjambak rambut frustasi. Kalo tau dari dulu, gue gaakan pake melipir ke Siyeon!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] YOGYAKARTA 1.0 - Huang Renjun
Teen FictionEND Yogyakarta dan kamu, dua hal yang membuatku terkesan akan skenario yang telah Tuhan lukiskan. Aku hanya bisa terus berdoa, agar kisah kita selalu terkenang, sepanjang masa.... [15+] A SEMI-FANFICTION Partnya banyak tapi setiap part pendek banget...