40. Menuntaskan Rindu

2.3K 223 15
                                    

Tahun ini, aku menghabiskan sehari ulang tahunku dengan Renjun. Tak apa, Samuel pasti mengerti.

Renjun menggenggam tanganku, lalu ia meraba sisi ranjangnya, mencari sepasang earphone yang tadi ia tanggalkan.

"Jihan, coba dengerin ini deh," katanya, menyodorkan sebelah earphone padaku.

Eum.

Suaranya manis. Ya, suara Renjun yang disertai petikan gitar.

"Kapan kamu-"

"Sehabis kamu ngajak udahan."

Aku menunduk, menahan mataku supaya nggak berkeringat lagi. Lantas, aku memakaikan sebelah earphone yang lain untuk Renjun.

Mendengarkan suaranya bersama.

"Eum, Jun? Temen-temen udah tau, ya?" tanyaku takut-takut.

Dia menggeleng. "Sama sekali."

Ini berarti aku yang pertama? Ah, aku tidak sabar ingin mengabarkan kepada Millenium Sq.

"Mau ketemu mereka sekarang?" aku menawarkan.

Renjun tersenyum lagi. "Boleh," begitu katanya.

 "Boleh," begitu katanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nako kembali :)

Setelah sekian lamanya. Setelah di sekolah dia sering menghindar. Dia kembali.

Untuk Renjun? Mungkin.

"Yuk," aku berdiri. "Kata mereka, 30 menit dari sekarang."

Senyum Renjun kembali tercetak. Kali ini ia tampak lebih senang. Momsky juga memperbolehkan Renjun keluar sekarang. Bahkan, ponsel Renjun pun dipercayakan padaku.

"Ayo, aku udah nggak sabar!" dia berseru senang. "Oh, ya. Hari ini kamu ulang tahun, kan?"

Eh?

"Kok tau? Cie, inget ya?" aku terkesan.

Dia tertawa kecil, lalu tangannya merogoh saku celana. Mengambil dua lolipop.

"Em, ini buat Jihan satu. Maaf ya, baru bisa ngasih permen."

Aku tertawa.

-

Tanganku masih bertautan dengannya, bahkan hingga ke cafe yang disebutkan Jeno. Dari kejauhan pun aku dapat melihat mereka sudah berkumpul melingkar di satu titik.

Bahkan ada Nako.

"Masih jauh nggak Han?" tanya Renjun di sampingku.

"Ah, enggak kok, bentar lagi sampe. Itu tongkat kamu dilipet aja ya, soalnya disini rame, takut kena orang."

Dia mengangguk. Lantas, aku mengambil alih tongkatnya, kulipat dan kubawakan sampai ke meja mereka.

[✔] YOGYAKARTA 1.0 - Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang