38. Jeno's Side

1.1K 200 11
                                    

Ini gue, Jeno.

Perjuangan nggak ada yang sia-sia, percayalah. Ketika lo bisa melepas orang yang lo suka demi sahabat lo, itu udah patut diacungi jempol.

Ada rasa bangga tersendiri kalo bisa ikhlas merelakan, betul?

Gue suka Jihan, sejak dia duduk semeja sama gue dengan masih malu-malu. Dia yang tatapannya selalu menuju ke Renjun. Dia yang manis,

dan lucu.

Tapi, hati Jihan diciptakan untuk Renjun. Karena apa? Manusia yang benar-benar tulus akan disatukan oleh takdir.

Itu benar.

Jihan nggak pantas sama gue yang celelekan begini. Dia pantas dapet Renjun.

Nggak ada yang sia-sia. Gue sungguh-sungguh saat dia berada di titik kehilangan lelakinya. Nggak apa, gue ikhlas memberinya hati baru.

Tapi, Jihan nggak mau menerima. Dia bilang, lelaki sepertiku nggak pantas dijadikan pelarian.

Lihat, hatinya besar sekali, kan?

Nggak ada alasan buatku untuk nggak jatuh cinta ke Jihan. Bahkan setelah aku sepenuhnya meyakinkan, dia tetap nggak mau.

Semalam, rasanya sudah puas untuk menghabiskan waktu bersama.

"Festival of Light Kaliurang yok! Tapi jauh sih Jen...."

Gue senyum.

"Gapapa, setaun sekali kan tuh. Yuk!"

Berakhir dengan pulang terlalu larut, bahkan sudah ganti hari.

Berakhir dengan pulang terlalu larut, bahkan sudah ganti hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Cantik, seperti orangnya....

--

Wkwkwk, Jihan nggak salah, sih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wkwkwk, Jihan nggak salah, sih. Gue emang judes banget saat tau jadi teman semeja sama gadis antah-berantah.

Kalo dilihat-lihat, dia rupanya bar-bar. Dulu, sebelum Millenium Sq terlilit kisah asmara cringe kaya gini.

"Jen, ayo," dia tiba-tiba sudah di sampingku.

Gue kaget. Dia suka bikin gagap aja, sih. Gimana ya, gue masih belum terbiasa setelah ditolak Jihan dua kali.

"Yaudah gih, naik. Ngapain masih bengong?"

Jihan mendengus.

"Elu yang bengong malih! Coba tebak, gue barusan tanya apa?"

Dahi gue berkerut.

"Apa?"

"TUHKAN! Udah ah Jen, males sama cogan ngeselin gini. Awas lo kalo di jalan bengong, ya. Nyawa gue duh gusti."

Hahaha. Gadis itu lucu dan menggemaskan ketika sudah mengomel begini. Gue suka.

Berangkatlah kita ke Bantul, lebih tepatnya ke Mangunan. Daerah situ banyak objek wisata di atas awan.

Kalo mau kesana, hati-hati. Jalannya naik-turun ngeri, Jihan sampe nyubit pinggang gue mulu. Jangan lupa ikuti petunjuk jalan.

Bukit Panguk, Kediwung. Golden sunrise? Yeah.

 Golden sunrise? Yeah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Manisnya....

Sayang sekali, kabutnya kurang tebal. Tahun lalu, gue kesini sama Haechan, kabutnya bisa buat main lompat-lompat kali, saking tebalnya.

Kita cari tempat duduk yang agak jauh dari orang-orang. Jihan mengulurkan tangan, gue sambut. Dan kita gandengan.

Sekali seumur hidup? Semoga kata 'sekali' dihapuskan, diganti 'selamanya'.

Jihan menarik gue ke salah satu bangku, lalu menggenggam tangan gue dengan dua tangan mungilnya.

"Jen," panggilnya. "Makasih, karena ada buat gue selama ini."

Gadis itu tersenyum. Manis? Sangat.

"Ini nggak seberapa. Tugas gue adalah memastikan lo bahagia."

Itulah yang dikatakan Renjun, sebelum dirinya dinyatakan hilang.

"Jeno, titip Jihan sebentar," begitu dia bilang.

Semoga gue bisa menjaga Jihan buat lo, Jun. Perkara hatinya, masih sepenuhnya milik lo....

/pengen bikin spin-off Jeno :(

LAGIAN KASIAN MASA SEGANTENG ITU DITOLAK, SIH

Luv u Jeno, sini sm asyachan sj/

HEH, SORI GAES KALO PLIN PLAN

aku gasabar ending, trs fokus sekolah dulu,

hbs itu lanjut YOGYAKARTA vol 2.0 ͡° ͜ʖ ͡°

[✔] YOGYAKARTA 1.0 - Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang