Aku shock.
"Prank lo ga lucu Chan, sumpah," sinisku.
Aku menatap Jeno dan Nana di belakang Haechan, meminta persetujuan. Sayangnya mereka ngangguk.
Kakiku langsung lemas. Haechan dan Jeno duduk di sampingku, Jaemin menghidupkan televisi.
"Jangan panik, ayo kita pantau berita terbarunya," kata Nana.
Jaemin langsung sibuk mendengarkan berita di televisi dan mencari nama Renjun di antara para korban. Jeno sibuk menenangkanku, Haechan sibuk berpikir.
Dan aku?
Sibuk mencerna kejadian ini.
Millenium squad kembali bersatu karena kabar Renjun. Ini lagi liburan, mereka tentu main sama keluarga masing-masing, tapi sekarang pada ngumpul di rumahku.
Minju, dia gelendotan ke Jaemin sambil ngebantu update kabar Renjun.
Chaewon, dia sama Haechan sibuk berdiskusi, tentang kenekatan Renjun dan tempat hilangnya pesawat itu.
Sedangkan Jeno sibuk mengajakku bicara, biar nggak ngelamun. Samuel gabung sama tim Chaewon-Haechan-Jaemin-Minju. Tapi gimanapun, tetep aku kepikiran.
Nako? Dia nggak disini.
"Ketemu!" seru Jaemin. "Tapi Renjun dinyatakan hilang...."
Yagusti, apa lagi ini. Aku berakhir menangis lagi. Yang kemarin nggak cukup?
"Kita tunggu kabar aja. Pasti ketemu kok, optimis!" ujar Jeno.
Iya Jen, aku setuju sama kamu. Makasih banyak, Jeno....
-
Renjun masih nggak ada kabar.
Aku sedih, takut, cemas, dan tentu saja aku kangen Renjun. Penyesalan? Ada. Besarnya gengsiku untuk mengakui bahwa aku juga merindukannya.
Bagaimanapun, ketika yang lain udah pada nyerah dengan pencarian Renjun, aku masih bersemangat. Nggak apa sendiri, Jeno masih membantuku.
Dan apakah kalian tau? Semuanya sia-sia. Millenium Squad menyerah di penghujung Januari, dan aku masih tidak menyerah hingga saat ini.
Saat kenaikan menuju kelas 12.
Aku berusaha nggak absen buat mengirimi Renjun pesan. Teringat akan janjinya mengajakku ke Bukit Bintang sepulang dari China.
Kangen banget, nggak bohong.
Kenapa aku sepayah ini? Ya, aku memang payah perihal berdiri sendirian tanpanya.
Sekarang, Millenium Squad bahkan terpecah belah. Nggak terlalu buruk, sebenarnya. Hanya saja, mereka selalu tidak ada waktu untuk berkumpul.
Tersisa, aku dan Haechan yang bertetangga. Oh, dan tentu saja Jeno dan Chaewon masih setia.
Lelaki tampan bermata sipit itu selalu membantuku. Um, mengambil kesempatan? Sepertinya.
Dia pernah bilang, "Gue siap jadi pelarian lo, Jihan. Tolong jangan sedih lagi."
Aku akan menjadi manusia tertidak tahu diri kalau menjadikan Jeno sebagai pelarian. Dia lelaki yang tak berdosa. Dia berhak dapet cintanya yang lebih baik.
Sekarang Chaewon lagi di rumahku. Sengaja mau main, katanya pengen jahilin Samuel.
Ah, aku tau yang sebenarnya. Dia kangen Haechan, hehe. Hubunganku dengam Chaewon masih baik kok.
Anyway,
Dan hubunganku dengan Minju-Nako semakin memburuk.
/4 PART LAGI UNTUK ENDING, SAD OR SAD? WKWKWK
Ketebak ya kalo akhirnya Jihan sama Jeno? Tau darimana hah?!
Stay tune beb/
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] YOGYAKARTA 1.0 - Huang Renjun
Teen FictionEND Yogyakarta dan kamu, dua hal yang membuatku terkesan akan skenario yang telah Tuhan lukiskan. Aku hanya bisa terus berdoa, agar kisah kita selalu terkenang, sepanjang masa.... [15+] A SEMI-FANFICTION Partnya banyak tapi setiap part pendek banget...