Kamu siang ini masih di kelas. Mata kuliah terakhir kali ini seharusnya sudah selesai tepat lima belas menit lalu kalau dosenmu yang masih di depan sana tidak menambahkan 'beberapa kata'.
Gak tau gimana bisa Pak Sungjin selalu punya aja hal-hal yang katanya penting untuk selalu ditambahkan di akhir kelas. Entah informasi maupun teguran. Gak pernah habis, apalagi Pak Sungjin memang jago kalau urusan ngomong karna latar belakangnya ahli komunikasi.
"Pak Sungjin kita daftarin jadi pengacara aja gimana? Jago banget ngomongnya, ga pernah abis." keluh Somi yang duduk di sebelahmu. Posisinya sudah telungkup di meja, lemes banget kayaknya.
"Sabar dong, Som. Paling bentar lagi kelar." ucapmu coba untuk menghibur temanmu itu.
Tak lama, terdengar suara dosen tersebut menutup pertemuan hari itu. Somi yang mendengarnya langsung bangkit dari meja sambil menjawab salam. Wajahnya jauh lebih segar dari sebelumnya. "Kuy cus pulang."
"Cepet ya lo kalo udah urusan pulang."
Kalian langsung mengambil tas dan keluar dari ruangan tersebut.
Sampai di depan kelas, kamu dikejutin sama laki-laki yang berdiri bersandar dinding sambil main hape. Dia yang sadar sama kehadiranmu langsung ngangkat wajahnya.
"Oh, hai? Udah selesai?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
/tolong bayangin ini Bam rambutnya warna hitam ></
Kamu senyum sambil ngangguk, lalu tanganmu terangkat nurunin maskernya. Sering sih lihat dia pakai masker kemana-mana, tapi kamu masih gimana gitu liatnya. Udah kayak artis atau buronan yang lagi nyembunyiin identitasnya. "Udah dari tadi ya? Maaf, Pak Sungjin lama ngasih pidato soalnya."
"Iya gapapa kok."
"Kalo gitu gue duluan ye. Kak Bam, duluan ya."
Bambam ini sebenarnya kakak tingkat kamu dan Somi, makanya Somi manggil pacar kamu itu dengan embel-embel 'Kak'. Kalian juga beda jurusan dan fakultas, jadi kalau mau ketemu di kampus harus netepin jadwal karena jarak gedung fakultas yang memang lumayan jauh.
Setelah perginya Somi, kamu maju selangkah mendekat ke arah Bambam. Tanganmu terangkat lagi, kali ini merapikan rambut pacarmu yang entah hari ini berantakan banget.
"Tadi lari-lari ya, kesini? Rambut kamu berantakan."
Bambam tertawa kecil. Tangannya ikut ngacak-ngacak rambutnya. "Hehehe tadi ke sininya pas jam pulang kamu. Takutnya kamu keburu pulang, kan aku gak ngabarin mau ngajak kamu." Tangannya kini menjangkau pipimu sambil mencubit pelan.
"Mau kemana?"
"Mama hari ini mau bikin syukuran Kak Bank baru nyelesein tur workshop dance club nya. Dan aku di suruh belanja makanya ngajak kamu." jawab Bambam sambil masukin hape nya ke saku. Dia kemudian menggapai tanganmu. "Ayo!"
