Laki-laki tampan, memiliki khas orang Arab di wajahnya. Manis disela-sela senyumnya, hidung yang mancung. Membuat semua wanita tergila-gila memandangnya.
Kakinya melangkah berat, ia sudah pulang dari sekolah. Wajah lesuh tergambar di wajahnya, ia tak menyapa siapapun dalam rumah.
Kakinya melewati anak tangga, matanya kosong. Pikiran tak percaya itu datang mengahantui dirinya disepanjang jalan.
Waktu menandakan pukul 13.00, pulang lebih awal. Karena, ia baru saja masuk sekolah dan kesibukan sebagai pelajar tidak terlalu padat untuk hari ini.
Kasur kecil sudah menyapanya, sejak dia masuk kamar. Hanya badan yang idealnya ini, mampu menyambut begitu mesra pada kasurnya ini.
Sosok Fatimah bagaikan hantu penasaran, datang dan pergi seenaknya. Ia belum sempat move on, meski putus hubungannya lebih dari 3 bulan. Dan itu, belum cukup dibilang lama.
"Kamu kenapa datang Fat?" nadanya yang terlalu kesal dan tak terfikirkan tentang itu semua.
"Kenapa fatimah datang lagi sih! Aku udah ngelupain malah satu kelas. Apalagi rasa ini? Gak akan bisa bohong!" Bagas berteriak dan mengacak-acak rambutnya.
Benar, memang Fatimah mantannya, tapi kenapa dia datang lagi dengan rasa yang harus kembali lagi.
Flashback on
"Kamu sebenernya minta apa sih yang?" tanyaku yang masih di acuhkan, matanya sama sekali tak menatapku, dia masih berjalan menjauh begitu saja tanpa menghiraukan suaraku"Aku cuma minta kita putus! Udah gitu aja! Apa sih ribetnya!" jawab Fatimah tanpa menatapku, suaranya yang terlihat sangat muak denganku.
"Kalau gini jadinya kenapa kamu mau jadi pacarku!" Aku berteriak dimalam itu, semua kosong, sama sekali tak ada jawaban satupun dari bibir Fatimah, tapi aku yakin Fatimah menyembunyikan sesuatu dariku.
••• Keesokkannya •••
"Fatimah! Ku mohon berhenti! Aku butuh penjelasanmu!" teriakku aku ingin menarik tangan Fatimah. Tapi, aku takut jika orang berfikir aku orang kasar kepada seorang wanita, jadi aku hanya berteriak dan hanya bisa untuk mengejar, itu saja.
"Kenapa sih kamu bagas! Aku udah punya pacar yang lebih bisa bahagiain aku dari pada kamu paham!" tegasnya, serasa hatiku sudah tidak terbentuk lagi saat ini, ntah seperti apa kepingannya
"Aku sudah membahagiankanmu, jika menurutmu itu kurang! Katakan Fatimah! Yang terpenting aku ingin bersamamu hingga nanti! Sampai kapanpun hatiku takkan berpaling Fatimah! Fatimah! Dengar sampai kapanpun aku tak akan rella kamu sama yang lain!" teriakku kembali, dengan nada yang sangat tegas. Orang yang disampingku hanya bisa menatapku sangat lekat, aku tetap tidak akan pernah peduli. Dan saat itu juga aku benar benar terluka karenanya
Flashback off
"Aku masih belum rella Fatimah! Aku akan memberimu pelajaran, aku harus bisa mendapatkanmu segera! Aku tidak peduli! Bagaimana pun caranya itu!" perasaan Bagas sudah menggebu-gebu.
Ia ingat betul, betapa sakitnya perpisahan itu.
🍁🍁🍁🍁
Gadis yang memiliki tinggi 160 cm ini, sudah menyerahkan tubuhnya kepada kasur kesayangannya. Badannya begitu lemas, tak bisa jika harus berdiri terlalu lama.
"Kurasa Fatimah mulai menyukai Bagas lagi deh!" gumam Hanum.
Gadis ini tidak memiliki bukti apapun, tentang keresahan hatinya. Namun, ia berpihak dengan firasatnya, yang slalu mengatakan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaulah Imamku [SUDAH TERBIT]
Romance#1 Ijab qobul (25 Juni 2019) #1 wattys2019 ( 19 Desember 2019) Gaun cantik menempel di tubuh gadis itu, ijab qobul akan segera di mulai. Hatinya begitu gelisah, calon suaminya tak kunjung datang untuk mengujarkannya. Sah! Ini bukan suatu kebahagian...