Part 12 - Kaulah Imamku

2.3K 74 0
                                    

Hari senin di pagi hari. Gadis itu sudah berada dalam kelas, membuka buku kecilnya mengecek tugas yang belum ia kerjakan.

"Eh, neng Anum," sapa seorang laki-laki yang baru saja berangkat sekolah.

"Assalammualaikum, Gas."

Laki-laki itu menaruh tasnya di kursi kesayangannya, "Waalaikumsalam."

"Dibiasain salam," jelas Hanum, matanya masih terfokus oleh buku didepannya.

"iya."

Langkah kaki terburu-buru itu yang didengar Hanum, ketukan sepatu dan lantai begitu keras hingga gadis itu sedikit menyipitkan matanya.

"Hanum," panggil Firman, keringat di pelipisnya menetes begitu saja, "Bagaimana jawabanmu?"

Bagas memandang bola mata pria itu dari samping. Pikirannya bekerja, mencerna perkataan yang di ucap pria di depannya.

"Hmm," Hanum membuang nafasnya dengan kasar, "Kita masih sekolah, aku belum bisa mikir," matanya menatap Firman dengan pelan.

Firman melirik kearah lain, lalu mengangguk, "Ya udah, aku tunggu jawabanmu ya."

Rasa penasaran menggerogoti tubuh Bagas.

Kepalanya mendekat kepada Hanum, "Kamu ditembak sama dia?."

Hanum memiringkan bibirnya, "Nggak, kemarin kata Mamaku dia melamarku."

"Kamu tau?."

"Apa?."

Bagas menghempas napasnya, "Aku cemburu."

Laki-laki itu beranjak pergi dari kursi yang di dudukinya. Matanya seakan berkobar rasa amarah, namun ia bisa menahannya didepan gadis itu.

Bagas menyenderkan badannya di tiang bendera, kini wajahnya seakan menantang seorang hingga begitu menyebalkan jika memandangnya.

"Firman," Teriak Bagas, ia melambai-lambai belagak seperti seorang wanita, "Kemarilah."

Firman hanya menoleh tanpa sepatah katapun di bibirnya, laki-laki yang memiliki tinggi yang sama itu menghampiri laki-laki yang sedari duduk menatap bunga diujung kelas.

Mereka kini berhadapan, menatap elang pria yang ingin merebut miliknya. Bagas menaikan kerah baju seragam putih milik Firman, matanya penuh dengan kemarahan dan begitu juga dengan Firman.

Tinju kepalan tangan Bagas berhasil mendarat mulus di pipi pria itu, "Apa maksudmu, melamar Hanum?."

Firman tersenyum miring, meski pipinya sakit terkena tinju darinya, "Aku mencintainya, kenapa?"

Tinju kedua kini berhasil lolos, "Kurang ajar! Hanum hanyalah milikku, dia milikku."

Para siswa-siswi menonton aksi kedua pria itu, mereka mulai memberikan berkali-kali pukulan bahkan tendangan.

"Aku juga mencintainya," teriak Bagas, sudah pukulan berapa kali ia berikan pada pria itu.

"Jangan coba-coba kau merebut dia dariku." Lemparan pot berhasil terkena pas ubun-ubun kepala Firman.

Bagas tersenyum kecut, memandang musuhnya tergelempang di depannya.

Tendangan sekali lagi untuk memuaskan hatinya, "Apa yang aku miliki, apa yag aku inginkan. Jangan pernah ada yang mendekat."

Tendangan kedua siap untuk meluncur. Namun terhenti, gadis yang diperebutkan berada di depannya.

"Jauh darinya," pinta Bagas dengan lembut. Namun, gadis malah menghadang laki-laki itu untuk tidak meluncurkan niatnya.

Kaulah Imamku [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang