dhiyaa fazryan

2.2K 68 3
                                    

" dhiy,  kakak kelas siapa? " tanya alleta.

-buset ni orang kepo tingkat dewa dah-batinku.

"aku juga lupa namanya,  tapi seinget aku di itu anak o... " kata dhiyaa terpotong omonganku.

" anak orang...., hahaha iyalah pasti kakak kelas itu anak orang" kataku langsung.

Aku tidak mau dhiyaa kena sindiran orang lain lagi,  udh cukup rania aja.

" apa sih sel, kaya orang gila+ sinting+ miring deh, pas banget sama SGM" jawab alleta.

"ANJING LO" jawabku.

" hei omongmu nak,  bagaikan setan plus jin" jawan alleta lagi,  yang seketika membuatku tambah geram.

" bacot kamu nenek sihir" jawabku dan langsung meninggalkan alleta.

SAAT DIDALAM

tidak ada orang sama sekali,  sepi plong,  uda kaya lapangan hantu.

" sepi sel" kata alleta.

"rame!,  uda tau sepi pakek ngomong " kataku masih kesal.

" sel mata lo buta hah?! " kata alleta.

"elo yang buta monyet!! " kataku.

" udah ihh kalian nih,  ngomong kasar trs" kata dhiyaa melerai kita berdua.

"dengerin noh, tukang halu" kata alleta.

" gk perduli nenek sihir" jawabku.

Akhirnya kita memilih untuk menunggu di dalam lapangan itu,  sepi emng,  namun beberapa saat kemudian.

DORR

aku ,alleta  dan dhiya pun terjungkal,  kalian tau itu siapa, siapa lagi kalo bukan anak terkutuk yaitu rania.

"monyet terbang! " loteh alleta.

"astagfir" loteh ku.

" mama! " loteh dhiyaa.

Rania tertawa terbahak bahak,  mukaku tambah masam uda kaya jambu blm mateng,  asem banget.

" rania,  kaya setan aja lo! " marah alleta.

"abisnya kalian diem diem,  uda kaya orang mati tapi hidup" jawb rania.

"apaan tuh orang mati tapi hidup? " tanya dhiyaa.

"tau tuh tanya aja sama pembuatnya" jawab rania.

"bego" gumamku.

"kan pembuatnya juga lo gitu ran" kata alleta.

Aku, dhiyaa, rania dn alleta duduk di luar lapangan,  karna didalam lapangan masih sepi dan gelap.

" ran,  lo ngapain nyuruh kita dateng pagi pagi gini? " tanyaku, memang aku masih bingung,  kenapa rania menyuruh kita untuk datang pagi sekali,  bahkan osis pun blm datang.

" pingin aja,  lagian kalian setuju setuju aja" jawab rania yang seketika membuatku alleta dan dhiyaa kaget seketika.

"apa?! " kaget kita bertiga.

"santee atuu, kalem jangan pada kaget gini kena serangan jantung lohh" jawb rania.

" ada manfaatnya loh" kata dhiyaa.

Aku dan alketa mengalihkan pandangan ke dhiyaa,  dan menaikkan satu alis.apa manfaatnya gitu,  uda bangun pagi pagi, blm lagi berangkat nya.

" apaan? "tanya rania. Sedikit sinis.

"sinis amat lo" jawabku,  aku tidak mau rania tidak suka dhiyaa.

"yang sinis gw,  yang sewot lo" jawab rania.

" uda!,  mau denger manfaatnya gk? " alleta melerai kita berdua. Sebenarnya kita gk berantem sih,  cuman debat.

" manfaatnya aku bisa liat kakak kelas itu" jawab dhiyaa yang membuat alleta tertawa,  aku dan rania terdiam.

" kenapa pada gk ketawa lagi...." kata alleta.

"segitu sukanya lo sma kak fazryan? " tanya rania tidak suka.

Sakit gays, sakittt,  pingin aku memukuli diri aku sendiri, kenapa sahabatku menyukainya.  walaupun itu sahabat baruku,  tapi tidak tau mengapa aku merasa ada yang beda dari dhiyaa.

" hmm,  salah ya? " tanya dhiyaa, menunduk.

" enggak bagus kok,  bagus bgt! " kata rania sedikit membentak.

Aku hanya diam mematung masih sakit gays, seketika pikiranku blank. Rania menarik tanganku menjauh dari alleta dan dhiyaa.

" lo blm bilang ke dhiyaa? " tanya rania.

Aku menggeleng dan menunduk. Disini aku begok gk sih,  kenapa aku gk dengerin kata rania, gw bener apa salah sih sebenarnya?

" gw gk bis ran! " kataku.

" terserah deh sel,  yang penting gw udh kasih tau,  ntar lo bakal nyesel sendiri" kata rania dan dia langsung ingin pergi.

Aku manahan tangannya.

"mau kemana? " tanyaku.

" bilang ke dhiyaa" jawabnya.

Aku menggeleng, memberi tahu untuk tidak berkata apa apa pada dhiyaa.

Gayss, maap authornya kalo publish itu dikit dikit maap yaa,  ngertiin juga yaa tapi kan authornya juga sering up 😩😩

KAKAK KELAS [ PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang