dinda

2K 67 0
                                    

Aku sudah tidak bisa menahan rasa sakit, aku menangis disitu. Untung tidak ada siapa2,  aku teriak sekencang kencangnya dalam hati. Aku benci diriku dan sekarang orang yg aku cintai juga membenciku.

Setelah merasa beban yg ada dihati sudah terringankan,  aku menyeka air mataku.

"engga sel ini baru permulaan,  lo harus kuat! " kataku menyemangati diriku sendiri. Aku berjalan keluar kelas kak fazryan,  dan menuju kembali kekelasku.

"hai" sapaku pada 3 temanku itu.
"hai" sapa mereka.
"kok lama? " tanya rania.
"emng lama ya? "
"trs mata lo juga kenapa tu? "
"abis nangis lu? "
Aku cepat cepat menggeleng.

"engga, kelilipan" jawabku.
"bohong! " sergah dhiyaa cepat.
"lo abis nangis kan? "
"engga dhi"
"sel,  lo tu ga pinter boong"
"dari mana?!,  cepet cerita!, lo ga boleh pendem sendiri,ada kita disini!" kata dhiyaa

Maaf, aku gaa bisa cerita ke kalian,  bukan, maksud aku aku blm siap, bukan berarti aku gaa percaya sama kalian. Tapi ini sulit buat aku pendem sendiri, tapi ini juga sulit buat diceritain ke kalian.

"aku ga ngerti dhi"
"seli jelas jelas lo abis nangis!"
"dhiyaa jangan teriak teriak! " balsku, sedikit kesal.
"sel lo gamau cerita? " tanya rania.
Aku menoleh
"bukan gitu ran, aku blm bisa... "
"oke kita ngerti" jawab alleta cepat.

Aku senyum ragu,  namun tiba tiba.

"seli abis nangis?,  kenapa? " tanya dinda.

Kita semua mencari sumber suara itu.
"bukan urusan lo! " kata dhiyaa.
Jadi dhiyaa sama dinda akhir akhir ini ada masalah gays, dinda suka sam dafa itu yg buat dinda sam dhiyaa marahan.
"santai lo! " balas dinda dengan sedikit bentakan.
"heh?!,  apaan maksud lo,  nyari ribut?! "
"kenapa?!,  lo duluan kok! "
"cih,  dasar cewe murahan" desis dhiyaa.
"NGOMONG APA LO?!,  NYARI RIBUT BENERAN HAH?! " teriak dinda penuh emosi dan dinda mendorong dhiyaa, sudah pasti kita jadi pusat perhatian dikelas.

"APAAN MAKSUD LO DORONG DORONG! " jawab dhiyaa tidak terima sambil mendorong balik.

"udah udah" kata rania.

Dinda menjambak rania, alleta melepas jambakannya. Temen dinda juga menjambak dhiyaa.

"WOY UDAH! " kataku penuh emosi.
Mereka semua terdiam dari aksinya.

"JANGAN KAYA ANAK KECIL,  KITA UDA KELAS 10 TETEP AJA TINGKAHNYA KAYA ANAK TK,  GA MALU APA?! " kataku.

"GAA USH SOK DEWASA LO!" balas dinda.
"apaan sih lo! " balas dhiyaa.

Dinda mendorong dhiyaa kencang, sampai dhiyaa terdorong jauh.
Dhiyaa kesal,  dhiyaa emosi, aku bisa liat. Mukanya memerah, tanganya dia kepal.

Dugh

Dhuya mendorong dinda hingga terjatuh di lantai. Dan saat itu juga dafa datang, kita semua terdiam. Menunggu apa yg selanjutnya terjadi.

"dhiyaa! " seru dafa.

"ini sulit aku pendem sendiri,  tapi ini juga sulit buat diceritain"

KAKAK KELAS [ PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang