pacar dafa

2K 88 4
                                    

Seli, dafa, alleta, dhiyaa dan keluarga rnia sudah berkumpul, dan beberapa orang lainnya. Kita semua sudah selesai memakami rania. Sudah 1 jam dafa, seli, alleta dan dhiyaa disini, semua orang sudah balik, termasuk orang tua rania. Hari ini cuacanya sangat tidak mendukung, dari tadi mendung, dan sekarang tambah mendung. Dan benar saja bebrapa menit kemudian, titik titik air dari langit mulai berjatuhan, dengan cepat alleta langsung membuka payungnya, bedua dengan dhiyaa. Sedangkan seli tidak peduli dengn hujan begitupun dafa.
"dafa seli!,  ini ujan, ayo neduh dulu! " kata dhiyaa.
Tidak ada jawban.
"dafa!,ayodong, jngan kaya gini" kata dhiyaa lagi.
"aku masih mau disini" jawab dafa cuek.
"dafa jangan gini dong, ntar lo sakit, kalo lo sakit nanti rania sedih"
Dafa tidak menjawab
"gw tau daf, gw tau perasaan lo, tapi lo juga harus perduli sama diri lo"
"kalo lo lo mau pulang, pulang aja duluan"jawab dafa.
"bukan gi-"
"dhi, gw mohon tolong ngertiin gw, lo tau kan rania barusan pergininggalin kita semua buat selamanya!,dan parahnya lagi dia adek gw dhi!,adek yang selama ini gw cari cari, adek yang selama ini gw sayangin, ujan ga akan ngalangin gw,buat selalu disamping dia dhi, aku ga kenl sakit dan ga perduli dhi!, jadi tolong! " potong dafa.
Dhiyaa terdiam, kata kata dafa sudah cukup jelas buat dhiyaa, dhiyaa menunduk merasa bersalah.
"maaf daf" kata dhiyaa, sebelum dhiyaa meninggalkan dafa.
Dafa menghembuskan nafas kasar, raut wajahnya terlihat menyesal, tapi dafa tidak mengejar dhiyaa.
Dhiyaa terus berjalan entah kemana, yang dia inginkan sekarang hanya mengosongkan pikirannya, dia bingung. Dhiyaa tidak perduli hujan terus mengguyur tubuhnya. Tatapannya kosong,sampai ada suara yang memberhentikannya.
"dhiyaa! " panggil alleta.
Dhiyaa langsung menoleh.
"lu mah aneh deh, bilang ke dafa jangan ujan ujanan, lu sendiri ujan ujanan, dasar nenek lampir! " kata alleta.
Dhiyaa menatap alleta datar.
"heh!,tu muka kontrol kek,datar begitu"
"berisik tau ga lu" kata dhiyaa, dan langsung jalan meninggalkan alleta lagi.
"heh!, main ninggalin aja, gw blm selesai ngomong! "
"siapa suruh berisik, bikin sakit kuping aja"
"yee... Dikasih tau, bilang aja lu marah sama perkataan dafa tadi"kata alleta acuh.
Tiba tiba dhiyaa berhenti berjalan, alleta menoleh pada dhiyaa bingung, lalu mundur beberapa langkah menyamai dhiyaa.
"ralat, salah ngomong, maksud aku, kamu ngambek sama perkataan dafa"
Dhiyaa semakin menatap tajam alleta.
"au ah, sama lu serba salah,gini aja deh, dafa tu lagi sedih,lo tau sendiri kan, makanya di ngomong kya gitu tadi, udalah gak usah dimasukin ke hati, ngertiin dia aja dhi" kata alleta sambil mengelus pundak dhiyaa.
"modus lu!,pegang pegang nanti suka lagi! " kata dhiyaa, sambil menjuhkan punggunggnya dari tangn alleta.
"amitamit suka ama lu, si dafa juga palingan di santet ama lu!,makanya bisa suka! " bales alleta.
Dhiyaa mendelikkan matanya malas, alleta ngomongnya juga uda mulai kemana mana. Dhiyaa uda mulai males meladeni alleta.
Dhiyaa kembali berjalan lagi, meninggalkan alleta. Alleta lari mengejar dhiyaa dan menyamakan langkahnya.
"dhi, ayolah... " rengek alleta.
"gw tu bingung let, kenapa gw ga bisa ngertiin dia, gw tuh pacarnya atau bukan sih? " tanya dhiyaa sendiri,sambil menunduk kebawah.
"heh kutil kuda!, lu pacarnya lah!, emang siapanya lagi, pembantunya?, supirnya?, lu mah ngomongnya kemana mana! "kesal alleta.

Tanpa sadar dhiya tersenyum, menurut dhiyaa kata kata alleta tadi lucu, ya... Alleta busa saja membuat orang tersenyum. Padahal di waktu kaya gini, alleta kaya rania, bisa bikin suasana jadi cair. Cuma dimata seli, hanya rania yang bisa melakukan itu, ya.. Membuat hati seli jadinya hangat.

"nah gitu senyum"kata alleta, dhiyaa melebarkan senyumannya.
"udah udah deh!, serem jadinya! " kata alleta.
Dhiya pun tertawa. Alleta juga.
"heh!, curang lu, gw basah begini, masa lu kering, dah kaya kerupuk garing! " kata dhiyaa sebal, dhiya langsung mengambil payung alleta.

Dan alhasil badan alleta basah kuyup juga, alleta mengusap muknya yang di banjiri air hujan.

"kalo gw sakit gimana? "
"kan bareng, sakitnya"
"lu mah enk ada yang rawat, kalo gw siapa?"
"yang rawatnya juga pasti sakit, nnti lu dirawat sama ferro atau raka aja"
"amit amit!, mending ga usah dirawat sekalian! "
Alleta dan dhiyaa kembali tertawa,bagi mereka hujan bukn penghalang buat mereka terus tertawa. Meereka tidak perduli dengan kodisi mereka yang basah kuyup sekarang, alleta hanya berusaha untuk membuat dhiyaa senang, seenggaknya dia bisa menggantikan rania sebagai penghangat suasana.

Jangan lupa vote and komen, makasih!!

KAKAK KELAS [ PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang