1. Hello

2.3K 151 3
                                    

Now playing : My Wish
By Lena Park
(Ost. The Heirs)

Pagi selalu menawarkan harapan.
Begitulah yang Ia tau, hanya saja terkadang kenyataan jauh menyimpang dari segala harapannya.

Mika, gadis itu adalah sosok yang selalu memiliki prasangka positif.
Ia selalu beranggapan bahwa segalanya yang terjadi memiliki sebuah alasan.

Karena pada dasarnya, Tuhan tidak akan pernah membuat sebuah kebetulan sebagai alasan.


~▪~▪~▪~


Tawa itu menggema, memenuhi pendengaran siapapun yang duduk pada radius kurang lebih 2 meter dari mereka berempat.

Nayla, Gissel, Reva dan Bian.

Mahasiswa tingkat akhir yang cukup populer dikampus ini. Bukan hanya perihal paras mereka yang memang mempesona, namun segalanya yang terjadi diantara salah satunya.
Seperti tentang Nayla dan Reva yang memang memiliki keluarga cukup terpandang. Banyak sekali gosip yang beredar tentang rumor keduanya berpacaran, tapi baik Nayla dan Reva tidak pernah menanggapinya.

Reva yang biasanya cuek pada sekitarnya itu tentusaja tidak mau ambil pusing memikirkan masalah sepele semacam itu. Begitupun Nayla yang kerap kali terlihat angkuh untuk didekati, gadis itu tidak pernah mau mendengarkan apapun komentar tentangnya.

Apapun itu, baginya mereka adalah orang asing. Tau apa mereka soal dirinya?


Topik pembicaraan juga tidak jauh jauh tentang Bian, yang kabarnya tengah dekat dengan Mika gadis yang dijuluki 'si Tuan Puteri' karena paras cantik dan sikap lembutnya.

Ataupun soal Gissel, si gadis tomboy yang kadang membuat mereka kesal dengan sikapnya yang dianggap terlalu berlebihan pada Bian.
Gadis itu adalah satu satunya yang terlihat begitu dekat dengan
Fabian Archandra.

Apapun itu mereka tidak peduli, toh keempatnya adalah sahabat meskipun kadang orang orang salah mengartikan. Segalanya berubah seiring waktu tapi nyatanya mereka tetap bersama sampai saat ini. Karena banyak hal yang lebih penting bagi mereka.

"Nayla.."

"Eh ada neng Yassmine"

Percayalah itu pasti suara Bian, karena Reva makhluk kaku itu tidak akan mungkin melakukannya.


"Ehh, sinih duduk Yass.." ajak Nayla sambil menepuk nepuk kursi disampingnya tepatnya diantara Ia dan Reva.

Yassmine tersenyum kalem, khas disertai lesung pipitnya yang terlihat sangat manis. Namun gadis itu langsung menggelengkan kepalanya saat menyadari Nayla menawarkan tempat disamping Reva. Yang kini terlihat sibuk mengotak atik ponselnya tanpa sedikitpun melirik gadis cantik itu.

"Nggak usah Nay, gue sebentar lagi ada kelas. Cuma mau bilang nanti lo pulang sendiri ya, duluan aja"

Nayla mengerutkan alisnya heran
"Loh memangnya lo mau kemana?"

"Itu gue mau pergi sama anak anak musikal"

"Oh okay! Lo bawa aja mobilnya, gue bisa naik taksi"

"Bener?"

"Ya.. lagian itukan mobil lo"
Nayla hanya tersenyum

"Nay tapi papa kan-"

"Itu hadiah dia untuk lo. Bukan gue, dia mana pernah inget ulang tahun gue sih" lanjutnya yang langsung membuat Yassmine terdiam

Reva meletakkan ponselnya, lalu beralih menatap gadis disampingnya yang masih tersenyum seolah kata kata tadi hanya sekedar sapaan singkat. Tapi Ia tau, tidak mudah untuk Nayla mengatakannya.

Reva mengenal gadis itu jauh sebelum Gissel dan Bian, mereka bersahabat karena berpikir mempunyai banyak kesamaan satu sama lainnya. Reva juga satu satunya teman Nayla yang tau banyak tentang gadis itu lebih dari yang lainnya.

Itulah mengapa saat ini Ia melempar tatapan tajamnya pada Yassmine, adik tiri Nayla yang malah berdiri seolah tidak tau apa apa.

Gissel yang menyadari aura dingin Reva menguar lalu menghela nafas
"Hm.. mending ntar lo bareng Reva aja Nay, kan rumah kalian satu komplek tuh"

Usulan itu diangguki Reva
"Boleh. Kebetulan gue bawa mobil"

"Ehh serius?? Boleh juga tuh"

Bian terkekeh pelan
"Sekalian mampir nongkrong berempat di cafe si Gissel juga boleh lah kayaknya"

"Apaan lo pasti mau numpang makan gratis lagi kan? Iyakan?" todong Gissel kesal

"Ya itu lo tau"

Reva menggeleng pelan
"dasar pemuja gratisan"

"Iyaiya. Tau kok.. baginda raja yang duitnya kalo dikumpulin bisa bikin kaya 7 turunan. Saya mah apa"

Nayla hanya tertawa menanggapi tiga sahabatnya, tanpa sadar jika Yassmine tengah menatapnya dengan tatapan bersalah yang begitu kentara.






















segini dulu ya :)
Vote+Vomment ditunggu😘

StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang