10. Shadow

915 108 159
                                    

Sampai kapan..
Apa selamanya aku akan terus menjadi bayangan dirinya, jika ingin bersamamu?







~▪~~▪~~▪~









Rasanya tidak pernah sesakit ini.
Tidak pernah sesak semenyakitkan ini.

Sampai untuk bernafas pun rasanya begitu sulit untuk Yassmine. Gadis itu tentusaja tidak pernah ingin menjadi seperti dirinya yang sekarang.
Ia sejujurnya tidak ingin terus mengejar pemuda yang jelas jelas tidak menginginkannya. Apalagi saat melihat dengan mata kepalanya sendiri Reva memeluk kakaknya dengan senyum sehangat itu.

Yassmine tidak perlu banyak waktu untuk menebak, pemuda itu terlihat jelas menatap kakaknya dengan sorot mata berbeda.
Ia tau pemuda itu mencintai kakaknya.


"Yassmine.."

Panggilan itu serta merta menyadarkan gadis cantik itu. Lalu dengan cepat Ia mengerjapkan matanya yang sempat berkaca.

Dan Reva. Pemuda itu berdiri tepat beberapa meter darinya.

Ia menatap adik tiri Nayla itu dengan tatapan heran. Tidak paham mengapa Yassmine berdiri disana dan Reva yakin gadis itu mendengarkan pembicaraannya bersama Nayla tadi.

"Lo ngapain disini?"

Pertanyaan itu membuat Yassmine langsung menunduk dalam. Mencoba menghindari tatapan tajam yang si pemuda berikan padanya.

"Apa lo pikir mendengar pembicaraan orang itu bukan mengganggu privasi?!"

Nada suara itu begitu dingin, berbanding terbalik saat pemuda itu berbincang dengan Nayla.

"Gu.. gue.. gue cuma nggak sengaja lewat"

Reva tersenyum sinis "Lewat?"

Yassmine menganggukkan kepalanya pelan, yang kemudian dibalas tatapan dingin si pemuda. Dan tanpa butuh waktu lama, akhirnya Reva berbalik meninggalkan gadis itu.

Tapi baru beberapa langkah berjalan pemuda jangkung itu berbalik.

"Gue lupa mau bilang ini sama lo.."
ucap pemuda itu
"Nggak usah pura pura sok baik..
Gue muak sama lo" lanjut Reva dingin

Yassmine membeku, tidak menyangka jika kata kata sekasar itu keluar dari mulut pemuda yang Ia kagumi.

Reva mendekati gadis cantik itu
"Gue benci ngeliat lo sok polos seolah nggak tau apa apa"

Airmata itu meluncur bebas tanpa bisa Ia cegah, karena sungguh.. Yassmine sudah tidak kuat lagi. Pernyataan pemuda itu adalah kalimat paling menyakitkan yang pernah Ia dengar.

Yassmine terisak didepan pemuda itu, tapi Reva sendiri hanya diam tidak bereaksi apapun. Tidak. Karena entah mengapa pemuda itu jadi begitu benci saat melihat sosok Yassmine dan teringat gadis itulah alasan semua airmata Nayla.

"Lo.. benci sama gue? Tapi kenapa??"
Gadis cantik itu menatap manik hitam dihadapannya lirih
"Kenapa gue nggak bisa membenci lo Rev..
Kenapa gue masih tetap mencintai lo, sedangkan lo membenci gue?!"

StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang