16. Rain

937 101 49
                                    

Now playing : Please, forget me
Gummy ft (Rose, Sungjae, Son Junho)

Aku adalah orang yang selalu mendoakan kebahagiaanmu tanpa pernah kamu tau..

~~•~~



Gadis itu mengulurkan tangannya saat mendengar gemricik suara hujan yang turun. Lewat jendela kamar rawatnya Ia merasakan setiap tetes hujan yang membasahi telapak tangan mungilnya.

Dingin.

Sama seperti pagi ini. Walaupun penglihatannya tidak berfungsi lagi, tapi gadis muda itu cukup sadar jika musim hujan memang sedang tidak begitu baik.

"Hujan"

Gadis itu menoleh saat mendengar sebuah suara yang juga berada di ruang rawatnya

"Dokter Raynald?"

"Iya ini aku. Wahh kamu suka hujan ya?"

Sebuah anggukan pelan menjawab pertanyaan Ray, yang sedang mengecek infus dan tekanan darah si gadis.

"Apa ada yang kau ingat hari ini?"

"Tidak ada"

Dokter muda itu mengkode suster yang bersamanya untuk keluar lebih dulu, lalu kemudian mendekat disamping gadis itu. Ia menarik tangan dingin itu lembut
"Kamu bisa semakin sakit jika terus menyentuh mereka"

"Aku tau.."

Raynald tersenyum, namun wajahnya tiba tiba berubah sendu saat matanya melihat tepat kedua manik sebening embun itu.
Ia tanpa sengaja menjatuhkan setetes airmatanya diatas tangan si gadis.

Kedua mata indah itu membuatnya teringat dengan sepasang mata bening yang sama persis dengannya. Raut wajah mereka juga hampir sama, bedanya rambut gadisnya pendek sebahu. Sedangkan gadis dihadapannya punya rambut hitam panjang yang begitu indah.

Gadis itu mirip sekali dengan malaikat tanpa sayapnya.

"Dokter Ray.. kenapa menangis?"

Pemuda tampan itu menggeleng lalu menghapus tetes tetes air di telapak tangan si gadis. Raynald tersenyum
"Bukan. Air hujan di jendela itu masuk karena angin diluar"

Gadis itu mengangguk paham.

"Bo.. Boleh..kah? Aku memanggil kamu Addara??"

Si gadis mengeryit pelan, tidak paham dengan apa yang sebenarnya pemuda itu bicarakan. Namun saat tetes tetes bening itu semakin terasa deras ditelapak tangannya Ia perlahan mengangguk pelan.

Ia sepenuhnya sadar air ditelapak tangannya itu bukan hujan, melainkan airmata si dokter muda. Si gadis tau pemuda itu tengah menangis tanpa suara, namun Ia tidak lagi bertanya.

"Iya.. dokter boleh panggil aku Addara" jawabnya sambil tersenyum lirih

.

.

.

.

StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang